Warung Bebas

Thursday, December 27, 2012

KUMPULAN CERITA SEX DI DAPUR

KUMPULAN CERITA SEX DI DAPUR - Mungkin saya sudah banyak sekali share tentang cerita dewasa, cerita mesum dan berbagai cerita panas dan hot lain nya tapi kali ini saya membahas cerita sex yang main di dapur, nah cerita ini mungkin pasti seru bangat coba deah sobat baca sampai habis - Sampai saat ini sebenarnya saya sedikit bingung bagaimana memulai ceritanya. Tetapi perlu anda ketahui bahwa yang saya ceritakan ini benar-benar terjadi pada diri saya. Saat ini saya berusia 20 tahun dan sudah menikah. Saya sampai saat ini masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima. Saya menikah dengan suami saya Bang Hamzah yang lebih tua 8 tahun dari saya karena dijodohkan oleh orangtua saya pada saat saya masih berusia 18 tahun dan baru saja masuk kuliah. Namun saya sangat mencintai suami saya. Begitu pula suami saya terhadap saya (saya yakin itu benar).

KUMPULAN CERITA SEX DI DAPUR
KUMPULAN CERITA SEX


KUMPULAN CERITA SEX DI DAPUR - Karena saya dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka saya pun seorang yang taat agama.Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami saya oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, kami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang taat, saya menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal saya ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat saya tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah kami.

Karena rumah kami masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika kami mau memasak saya harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak merasa memiliki barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan saya tetap kuliah.

Sampai suatu hari, saya sedang libur dan suami saya tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Hamzah sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan saya sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak Sastro dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat saya ada di rumah, karena saya tidak bilang sebelumnya bahwa saya libur.

"Eh, kok Neng Anggie nggak berangkat kuliah..?"
"Iya nih Pak Sastro, lagi libur.." jawab saya sambil membukakan pintu rumah.
"Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng.." katanya.
"Oh, silahkan..!" kata saya.

Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan saya mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya mau menuju tempat tidur, saya lihat melalui jendela kamar Pak Satro sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak Sastro tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang paling penting penisnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suami saya.

Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Satro juga memandang saya.
"Eh, ada apa Neng..?" katanya sambil menatap ke arah saya yang masih dalam keadaan telanjang dan saya lihat penis itu mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi.
Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi perasaan aneh, belum pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh kami.

Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi dan penuh sabun karena saya rendam. Saya bingung, namun akhirnya saya putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Saya yakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun mulai berlari ke arah kamar saya yang pintunya terbuka.

Namun baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah Pak Sastro.
"Maaf Neng.., tadi saya cari Neng Anggie tapi Neng Anggie nggak ada di kamar. Baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak saya.." katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau saya sedang telanjang bulat.

Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus dan walau tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh saya sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya.

Saya begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah saya.
Namun Pak Satro segera menangkap tangan saya dan berkata, "Nggak usah malu Neng.., tadi Neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu kok.."
"Jangan Pak..!" kata saya, namun pak satro malah mengangkat saya ke arah halaman belakang menuju dua orang temannya.

Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Sastro dengan santainya malah berkata, "Tenang aja Neng.., di sini sepi. Suara teriakan Neng nggak bakal ada yang denger.."
Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Sastro segera bersorak kegirangan.
"Wah, bagus betul ni tetek.." kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara saya sekeras-kerasnya."Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakalan lapor siapa-siapa..." kata saya.
"Tenang aja deh kamu nikmati aja..." kata teman Pak Sastro yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya, sedang Pak Satro masih memegang kedua tangan saya dengan kencang.

Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya mulai melepas pakaian mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan penis mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh saya di atas pasir. Kemudian Pak Sastro mulai menjilati kemaluan saya.
"Wah.., memeknya wangi loh.." katanya.

Saya segera berontak, namun kedua teman Pak Satro segera memegangi kedua tangan dan kaki saya. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan saya sambil menghisap puting susu saya. Tidak berapa lama kemudian Pak Sastro mulai mengarahkan penisnya yang besar ke lubang kemaluan saya. Dan ternyata, yang tidak saya duga sebelumnya, rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami saya. Namun karena malu, saya terus berontak sampai Pak Sastro mulai mengoyangkan penisnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa saya justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar saya berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.

Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau memberontak lagi saya merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah saya terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan saya tetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Sastro.

Tidak lama kemudian Pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan penisnya ke mulut saya. Saya berusaha berontak, namun si gendut menjambak saya dengan keras, sehingga saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Satro belum selesai, sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim saya.

Begitu Pak Sastro mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya ke dalam milik saya tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam mulut saya dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam mulut saya. Banyak sekali spermanya yang saya rasakan di mulut saya, namun ketika saya hendak membuang sperma itu, Pak Sastro yang saya lihat sedang duduk beristirahat berkata.
"Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama... pasti nikmat... ha.. ha.. ha.."
Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan seperma itu.

Sementara si botak terus mengocok penisnya di dalam kemaluan saya, saya melihat Pak Sastro masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang saya beli tadi pagi untuk saya masak serta sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Satro menghampiri saya sambil memaksa saya kembali ke posisi merangkak.

"Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini.." katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam vagina saya.
Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi saya.
Dan tidak lama kemudian, "Bless..!" terong itu masuk 3/4-nya ke dalam vagina saya.
Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan pantat saya ke kiri dan kanan.

"Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha... ha... ha..." kata si botak.
"Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!" kata si gendut.
Dengan perlahan saya merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.

Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti, tetapi setiap saya berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat saya. Tidak berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Pak Sastro kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus saya.
Saya kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, "Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!"

Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.
"Sekarang kamu maju pelan-pelan.."
Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus saya sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan saya sampai kemudian mereka siap memperkosa saya lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks saya pun turut orgasme dengan arti saya menikmati diperkosa.

Dan anehnya lagi, malam harinya ketika suami saya pulang, saya sama sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap saya sedang tidak kuliah. Dan setiap memperkosa, mereka selalu menyelingi dengan mengerjai saya dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai dapur saya selesai dibangun.


TAMAT

Tuesday, December 25, 2012

CERITA SEX PEMERKOSAAN GADIS SMA

CERITA SEX PEMERKOSAAN GADIS SMA - Cerita sex ini membahas seputar cerita yang melakukan sex dengan gadis abg masih remaja bisa juga dibilang perawan untuk bantaran anak sekolah sma langsung saja baca sobat ceritanya pasti seru bangat - Mitha terlambat bangun untuk berangkat sekolah, padahal sebelumnya dia selalu bangun lebih pagi. Mungkin semalam keasyikan nonton acara TV, sehingga pagi ini dia harus buru-buru kalau tidak ingin terlambat sampai di SMU. Mitha adalah pelajar kelas 1, minggu depan dia akan berulang tahun yang ke-15.

CERITA SEX PEMERKOSAAN GADIS SMA
CERITA SEX

CERITA SEX PEMERKOSAAN GADIS SMA - Dengan wajah yang manis, rambut sebahu, kulit putih bersih, mata bening dan ukuran payudara 34B, tak heran Mitha selalu menjadi incaran para lelaki, baik yang sekedar iseng menggoda atau yang serius ingin memacarinya. Tetapi sampai hari ini Mitha belum menjatuhkan pilihannya.
Alasannya cukup klasik, "Maaf ya.., kita temenan aja dulu.., soalnya saya belum berani pacaran.., khan masih kecil, ntar dimarahin ortu kalau ketahuan..." begitu selalu kilahnya kepada setiap lelaki yang mendekatinya.

Begitulah Mitha, gadis manis yang belum terjamah bebasnya pergaulan metropolis seperti Jakarta tempatnya tinggal. Mitha mungkin akan cukup lama bertahan dalam keluguannya kalau saja peristiwa itu tidak terjadi.

Pagi itu selesai menyiapkan diri untuk berangkat, Mitha sedikit tergesa-gesa menjalankan Honda Supra-nya. Tanpa disadarinya dari kejauhan tiga pasang mata mulai mengintainya. Anton (25 tahun) mahasiswa salah satu PTS yang pernah ditolak cintanya oleh Mita, hari itu mengajak dua rekannya (Iwan dan Tejo) yang terkenal bejat untuk memberi pelajaran buat Mitha, karena Anton yang playboy paling pantang untuk ditolak, apalagi oleh gadis ingusan macam Mitha.

Tepat di jalan sempit yang hampir jarang dilewati orang, Anton dan kawan-kawan memalangkan Toyota Land Cruser-nya, karena mereka tahu persis Mitha akan melewati jalan pintas ini menuju sekolahnya. Sedikit kaget melihat mobil menghadang jalannya, Mitha gugup dan terjatuh dari motornya. Anton yang berada di dalam mobil beranjak keluar.
"Hai Mit.., jatuh ya..?" kata Anton dengan santainya.
"Apa-apaan sih kamu..? Mau bunuh aku ya..?" hardik Mitha dengan wajah kesal.
"Nggak.., cuman aku mau kamu jadi pacarku, jangan nolak lagi lho..! Ntar..." kata Anton yang belum sempat menyelesaikan kata-katanya.
"Ntar apa..?" potong Mitha yang masih dengan wajah kesal.
"Ntar gue perkosa lo..!"
"Sialan dasar usil, cepetan minggir aku udah telat nih..!" bentak Mitha.

Air mata di pipinya mulai menetes karena Anton tetap menghalangi jalannya.
"Anton please.., minggir dong..!" pintanya sudah tidak sabaran lagi.
Anton mulai mendekati Mitha yang gemetar tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi bajingan ini. Tiba-tiba dari arah belakang sebuah pukulan telak mendarat di tengkuk Mitha yang membuatnya pingsan seketika. Rupanya Iwan yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon bersama delapan orang lainnya sudah tidak sabar lagi.
"Ayo kita angkut dia..!" perintah Anton kepada teman-temannya.

Singkat cerita, Mitha dibawa ke sebuah rumah kosong di pinggir kota. Letak rumah itu menyendiri, jauh dari rumah-rumah yang lainnya, sehingga apapun yang terjadi di dalamnya tidak akan diketahui siapapun.

Sebuah tamparan di pipinya membuat gadis ini mulai siuman. Dengan tatapan nafsu dari dua lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya kecuali satu orang, yaitu Anton. Mitha mulai ketakutan memandang sekelilingnya. Apa yang akan terjadi samar-samar mulai terbayang di matanya. Jelas sekali dia akan diperkosa oleh 3 orang. Rupanya mereka sudah tidak sabaran lagi untuk segera memperkosa Mitha. Tangan-tangan mereka mulai merobek-robek pakaian gadis itu dengan sangat kasar tanpa perduli teriakan ampum maupun tangisan Mitha.

Setelah menelanjangi Mitha sehingga Mitha benar-benar bugil. Sekali sentak Iwan menjambak rambut Mitha dan menariknya, sehingga tubuh Mitha yang tekulai di lantai terangkat ke atas dalam posisi berlutut menghadap Iwan.
"An.., lo mau gue apain nih cewek..?" kata Iwan sambil melirik ke arah Anton.
"Terserah deh.., emang gue pikirin..!"
Iwan menatap sebentar ke arah Mitha yang sudah sangat ketakutan, air matanya nampak mengalir dan, "PLAK..!" tamparan Iwan melayang ke pipinya.

Anton dan yang lainnya mulai membuka pakaian masing-masing, sehingga sekejap orang-orang yang berada dalam ruangan itu semuanya telanjang bulat. Mitha yang terduduk di lantai karena dicampakkan Iwan kembali menerima perlakuan serupa dari Anton yang kembali menjambak rambutnya, hanya saja tidak menariknya ke atas, tetapi ke bawah, sehingga sekarang Mitha dalam posisi telentang. Teman-teman Anton memegangi kedua tangan dan kaki Mitha, sedangkan Anton duduk tepat di atas kedua payudara Mitha. Penis Anton yang sudah mengeras dengan panjang 18 cm ditempelkan ke bibir Mitha.

"Ayo isep kontol gue..!" bentak Anton tidak sabaran.
Karena Mitha tidak juga membuka mulutnya, Anton menampar Mitha berkali-kali. Karena tidak tahan, akhirnya mulut mungil Mitha mulai terbuka. Tanpa ampun Anton yang sudah tidak sabaran memasukkan penisnya sampai habis, tonjolan kepala penis Anton nampak di tenggorokan Mitha. Anton mulai memaju-mundurkan penisnya di mulut Mitha selama 5 menit tanpa memberi kesempatan Mitha untuk bernafas. Mitha kesakitan dan mulai kehabisan nafas, Anton bukannya kasihan tetapi malah semakin brutal menancapkan penisnya.

Selang beberapa saat, Anton mengeluarkan penisnya dari mulut Mitha, dan segera diganti oleh Penis Iwan yang panjangnya hampir 20 cm. Tejo yang sedari tadi memegang kaki Mitha mulai menjalankan aksinya. Paha Mitha ditarik ke atas dan mengarahkan penisnya ke vagina Mitha. Penis Tejo yang paling besar di antara kedua rekannya tidak terlalu gampang menembus vagina Mitha yang memang sangat sempit, karena masih perawan. Tetapi Tejo tidak perduli, penisnya terus ditekan ke dalam vagina Mitha dan tidak berapa lama Mitha tampak meringis kesakitan, tetapi tidak mampu bersuara karena mulutnya tersumbat penis Iwan yang dengan kasarnya menembus hingga tenggorokannya.

Tejo memaju-mundurkan penisnya ke dalam vagina Mitha dan nampak darah mulai menetes dari vagina Mitha. Keperawanan Mitha telah dikoyak Tejo. Iwan yang tidak puas akan "pelayanan" Mitha nampak kesal.
"Ayo isep atau gue cekik lo..!" bentaknya ke arah Mitha yang sudah dingin pandangannya.
Mitha yang sudah putus asa hanya dapat menuruti keinginan Iwan. Mulutnya dimaju-mundurkan sambil menghisap penis Iwan.
"Ayo cepat..!" kata Iwan lagi.
Karena dalam posisinya yang telentang, agak sulit bagi Mitha menaik-turunkan kepalanya untuk mengulum penis Iwan, tetapi Iwan rupanya tidak mau perduli. Mitha melingkarkan tangannya ke pinggang Iwan, sehingga dia dapat sedikit mempercepat gerakannya sesuai keinginan Iwan.

Hampir 30 menit berlalu, Iwan hampir ejakulasi, rambut Mitha ditarik ke bawah sehingga wajahnya menengadah ke atas. Iwan mencabut penisnya dari mulut Mitha.
"Buka yang lebar dan keluarin lidah lo..!" bentaknya lagi.
Mitha membuka mulutnya lebar-lebar dan menjulurkan lidahnya keluar. Iwan memasukkan kembali setengah penisnya ke mulut Mitha dan, "Ah.., crot... crot... crot..!" sperma Iwan yang banyak masuk ke mulut Mitha.
"Telan semuanya..!"

Mitha terpaksa menelan semua sperma Iwan yang masuk ke mulutnya, walau sebagian ada yang mengalir di sela-sela bibirnya.

Tejo yang juga hampir ejakulasi mencabut penisnya dari vagina Mitha dan merangkat ke atas dada Mitha dan bersamaan dengan Iwan mencabut penisnya dari mulut Mitha. Tejo memasukkan penisnya ke mulut Mitha sampai habis masuk hingga ke tenggorokan mitha.
Dan, "Crot.. crot.. crot..!" kali ini sperma Tejo langsung masuk melewati tenggorokan Mitha.
Anton yang sedari tadi menonton perbuatan kedua rekannya melakukan hal serupa yang dilakukan Tejo, hanya saja Anton menyemprotkan spermanya ke dalam vagina Mitha.

Begitulah selanjutnya, masing-masing dari mereka kembali memperkosa Mitha sehingga baik Anton, Tejo dan Iwan dapat merasakan nikmatnya vagina Mitha dan hangatnya kuluman bibir Mitha yang melingkari penis-penis mereka. Mereka benar-benar sudah melampaui batasan keinginan berbalas denadam terhadap Mitha yang tadinya masih polos itu.

Sebelum meninggalkan Mitha sendirian di rumah kosong, mereka sempat membuat photo-photo telanjang Mitha yang dipergunakan untuk mengancam Mitha seandainya buka mulut. Photo-photo tersebut akan disebarkan ke seantero sekolah Mitha jika memang benar-benar Mitha melaporkan hal tersebut ke orang lain.

Hari-hari selanjutnya dengan berbagai ancaman, Mitha terpaksa pasrah diperkosa kembali oleh Anton dan kawan-kawan sampai belasan kali. Dan setiap kali diperkosa, jumlahnya selalu bertambah, hingga terakhir Mitha diperkosa 40 orang, dan dipaksa menelan sperma setiap pemerkosanya. Sungguh malang nasib Mitha.


TAMAT

CERITA SEX

CERITA SEX - Tidak selamanya hubungan yang indah harus terjalin dengan dimulai oleh rasa saling mengenal, saling mengerti dan saling mencintai. Ada kalanya hubungan yang hangat itu bisa kita jalin tanpa perlu mengenal lebih dulu, tanpa perlu saling pengertian, tidak perlu saling mencintai, tapi yang kita perlukan adalah moment yang tepat. Oke, kira-kira itu yang bisa sedikit menggambarkan ke mana jalur cerita berjudul "Petualangan Di Balik Bayangan" yang segera kita nikmati.

CERITA SEX

CERITA SEX - Cerita ini dimulai kira-kira tahun 2000 lalu, waktu aku masih sekolah di salah satu sekolah swasta yang lumayan terkenal di Bandung. Waktu itu sekolah kami mengadakan liburan bersama sebelum EBTA/EBTANAS. Tempat yang dituju adalah pulau Dewata, Bali. Tentu saja aku antusias sekali untuk ikut acara itu, selain aku bisa melepas lelah dan stres gara-gara pelajaran, aku juga bisa menikmati pulau Dewata yang katanya indah itu, maklum aku memang belum pernah menginjakkan kaki di sana.

Jeff yang pernah berlibur dengan keluarganya ke sana tetap ikut karena menurutnya kami tidak akan pernah bosan untuk berlibur ke sana. Jeff banyak cerita tentang keindahan objek wisata di sana, termasuk banyaknya "buah-buahan" di sana. Aku dan Alf bingung sendiri, memang apa anehnya buah-buahan di Bali. Tapi mendengar pertanyaan kami, Jeff dan Lex malah ketawa-ketawa sambil meledek kalau kami berdua itu kurang imajinasi.

Lex mulai bercerita kalau Bali adalah salah satu pusat "buah-buahan" terbesar di Asia. Ada banyak "buah-buahan" di sana, dari buah lokal sampai "buah" import. Jeff menambahkan kalau yang paling terkenal di sana adalah "buah-buahan" import, tapi ada juga "buah" lokal yang tidak kalah bersaing dengan "buah-buah" import yang rata-rata lebih besar ukurannya. Aku mulai mengerti, makanya aku mulai nyengir ke arah Jeff dan Lex. (Untuk pembaca yang tidak mengerti, bisa hubungi kami untuk minta penjelasan dan kami akan menjelaskan sedetail-detailnya, hehehehe). Tapi Si Alf masih tetap diam, entah tidak mengerti atau entah pura-pura tidak ngerti. Tapi begitu Lex bilang kalau di sana "buah kelapa" tersebar di mana-mana, Alf langsung ikut-ikutan tertawa sambil membayangkan "buah-buahan" itu tersebar di pantai menunggu dipetik.

"Pletak..." Tiba-tiba penghapus melayang membentur meja, hampir saja kepala Lex jadi sasaran. Kami baru sadar kalau ini masih di kelas, di depan Pak Maman melotot sambil mengacung-ngacungkan penggaris ke arah kami berempat. Kami cuma nyengir sambil menunduk, kami benar-benar lupa kalau ini masih di kelas. Tapi untung saja, Pak Maman tidak terlalu galak, biasanya dia sudah lupa kejadian yang bikin dia jengkel setelah beberapa menit.

Oke, singkatnya kami akhirnya pergi bareng juga ke Bali. Kami berempat memilih bus yang sama biar bisa sepuasnya ngobrol. Kebetulan pengawas di bus kami lumayan "gaul". Jadi kami bisa bebas ngobrol tentang apapun juga, tentu saja sampai hal-hal yang menjurus bahaya juga tidak masalah. Dua-duanya guru cewek yang relatif lebih cantik dibanding guru-guru kami yang lain. Ibu Nina dan Ibu Cindy. Dua-duanya masih lajang dan umurnya tidak terlalu jauh dengan kami, Ibu Nina sekitar 27 tahun sedangkan Ibu Cindy kira-kira 22 tahunan. Tentu saja mereka juga tidak lolos dari kejaran kami-kami berempat, dan tentu saja petualangan itu ada di cerita kami yang lain.

Kembali ke cerita, sekitar sehari kami baru sampai ke hotel. Kebetulan kami menginap di hotel yang lumayan mewah, kalau tidak salah bintang empat atau mungkin lima. Aku tidak begitu jelas, tapi yang jelas ada fasilitas kolam renang sampai mandi sauna, pokoknya semuanya lengkap. Dan tentu saja kami berempat satu kamar, kami memang bisa dibilang cukup akrab and bisa saling berbagi, baik suka atau duka. Sampai-sampai bagi-bagi pacar kami juga tidak masalah, yang penting adil.

Memang sih awalnya kami cukup menikmati pemandangan indah "buah-buahan" di pantai, kebetulan hotel kami dekat dengan pantai Kuta yang memang gudangnya "buah-buahan". Tapi lama-kelamaan bosan juga cuma melihati tanpa melakukan apa-apa, makanya sehari sebelum pulang kami berniat sedikit mencicipi "buah-buahan" import tersebut. Tapi sialnya, aku dan Jeff malah terpisah dari Alf dam Lex. Padahal cuma Lex yang tahu dimana bisa dapat "buah-buahan" import itu dengan harga murah. Aku menyesal juga sih, makanya aku dan Jeff memutuskan kembali ke hotel. Kebetulan udaranya enak sekali, makanya kami jalan sambil melihati pemandangan Bali di malam hari.

Ternyata keberuntungan belum pergi dari kami berdua, di tengah jalan, seorang cewek bule yang kelihatannya bingung menghampiri kami berdua.
"Hai... can you speak English?" dia menyapa kami.
"A little..." aku menjawab.
Terus kami mengobrol, ternyata dia terpisah dari rombongannya. Dia hendak pulang ke hotelnya, tapi malah kesasar sampai ke sini. Aku sebenarnya hendak menolongnya menunjukkan jalan pulang, tapi Jeff menyikutku, dan aku tahu maksudnya. Aku menyewa taksi dan mempersilakannya masuk, Jeff mengatakan pada cewek itu kalau kami akan mengantarnya ke tujuan. Cewek itu kelihatannya senang sekali dan berterima kasih, dia tidak tahu kalau ada maksud tersembunyi di balik kebaikan kami bedua. Hehehe, kapan lagi dapet "buah-buahan" gratis.

"Pak, antar kami ke tempat biasanya orang mangkal," aku berbicara pada sopirnya, tapi sepertinya sopirnya belum mengerti.
"Itu Pak, ke tempat kami bisa begituan," Jeff menambahkan.
Pak sopir itu sepertinya mengerti, dia tertawa kecil, lalu memacu taksinya ke salah satu tempat yang memang terkenal sebagai "tempat gelap". Sampai di sana, aku lihat kanan-kiri, ternyata sepi. Lalu aku ajak cewek bule bernama Angela itu turun. Dia sedikit bingung, karena tempat itu sedikit asing baginya. Tapi Jeff meyakinkannya kalau tempatnya tidak salah, makanya Angela setuju.

Angela sebenarnya tidak terlalu montok banget, mungkin karena usianya yang masih sangat hijau. Baru 15 tahun, tapi dibandingkan produk lokal, "buahnya" memang termasuk lumayan besar, apalagi didukung tubuhnya yang tinggi langsing plus wajahnya yang lumayan cantik dengan rambut pirangnya yang oke banget. Begitu aku lihat ada kesempatan, kukeluarkan pisau lipat yang memang selalu kubawa. Memang sih cuma pajangan doang, soalnya tidak tajam. Tapi aku yakin Angela tidak tahu, soalnya dia langsung ketakutan waktu kutempelkan pisau itu ke lehernya. Jeff kemudian menyuruhnya membuka semua pakaiannya. Tentu saja Angela menolak, tapi begitu kuancam akan kubunuh kalau tidak menurut, dia akhirnya membuka pakaiannya walau sedikit ragu-ragu. Tapi keragu-raguannya itu malah bikin aku makin bernafsu, dibukanya kaos hijau di tubuhnya, dan dadanya yang lumayan oke terlihat di balik remang-remang cahaya lampu yang agak jauh dari tempat itu.

Aku menitipkan pisau lipatku pada Jeff dan mulai membuka bajuku sampai tersisa celana dalamku. Kami setuju kalau aku duluan yang mencicipi Angela dengan catatan, ongkos taksi aku yang bayar. Aku sih setuju saja, makanya tidak menunggu lama lagi, langsung kusiapkan "dedekku" yang mulai melakukan pemanasan ringan. Angela menatapku, seolah mengiba, tapi aku sudah keburu nafsu, makanya kusuruh dia membuka semua pakaiannya. Dia akhirnya menurut juga, dibukanya semua pakaiannya, dan dia berjongkok ketakutan di atas pasir laut.

Aku tidak nunggu lama lagi, langsung kusambar tubuhnya, kutindih tubuhnya di atas pasir, dan mulai menjilati puting susunya. Dadanya kenyal berisi, tapi terlihat dia belum pengalaman, soalnya dia malah ketakutan waktu kujilat putingnya. Kuancam dia sekali lagi, dan akhirnya dia memejamkan matanya, pasrah akan apa yang bakal aku lakukan. Aku mulai buas menjilat putingnya yang semakin mengeras, tapi aku sadar kalau aku harus segera menyelesaikannya. Malam semakin larut, dan aku sama sekali tidak ingin ketahuan kalau aku memperkosa gadis itu. Karena itu aku tidak melanjutkan permainan lidahku, kuambil pisau dari tangan Jeff, lalu kutodongkan ke arah Angela, kusuruh dia mengulum penisku. Angela sepertinya tidak mau, tapi dia tidak bisa apa-apa, dia terlalu takut untuk melawan, dia akhirnya mau juga mengulum penisku, menghisapnya sesekali dan menjilatinya.

Aku masih menodongkan pisauku, takut juga kalau Angela menggigit penisku, bisa berabe nantinya. Karena itu aku tidak mau lama-lama di posisi itu, kutunggingkan tubuh Angela, dan kumasukkan penisku ke vaginanya yang diluar dugaanku, ternyata lumayan basah. Perlahan tapi pasti penisku masuk, tanpa menunggu lama, langsung kukocok vaginanya lumayan cepat. Aku penasaran, ada sesuatu yang menghalangi penisku masuk lebih dalam, karena itu kuhentak dengan kencang. Angela menjerit tertahan, rupanya dia masih perawan. Memang lumayan sempir juga lubang vaginanya, tapi dibandingkan umurnya yang masih 15 tahun, yah termasuk lebar juga lubangnya. Mungkin orang bule memang seperti itu pikirku. Karena itu aku tidak memikirkannya lagi, yang ada di otakku hanya kocok... kocok... kocok... terus.

"Ah... ah... oh... please... stop... ah..." Angela mendesah memohonku untuk berhenti. Tapi aku sudah tanggung, masa aku harus berhenti, tidak mau dong. Aku tidak peduli kata-katanya, kukocok terus vaginanya dan beberapa saat kemudian tubuh Angela mengejang. Aku bingung juga, kupikir cewek yang diperkosa tidak akan merasakan nikmat hingga sampai puncak segala. Aku berhenti sebentar, kubalikkan tubuh Angela yang sudah sangat lemas. Kulihat matanya berair, wajar saja sih cewek menangis kalau diperkosa, tapi ada sesuatu yang lain dari pandangan matanya.

Aku menarik nafasku dalam-dalam, lalu kubuang pikiran yang aneh-aneh itu. Kubuka bibir vaginanya dan kuselipkan penisku di sana, kutekan sedikit, lalu kutarik lagi, lalu kutekan lagi, begitu seterusnya dengan frekuensi lambat. Aku mulai menikmatinya, tapi Jeff menepuk punggungku, sepertinya dia sudah tidak sabar, aku tidak melanjutkan permainan lambat itu, kuhentak kuat-kuat dan kuhujamkan penisku ke vagina Angela. Dia hanya memejamkan mata sambil menangis memandang laut yang hitam karena gelapnya malam. Aku merasakan penisku panas, dan waktu hampir mencapai puncak, kucabut penisku dari vaginanya, dan kupaksakan masuk ke anusnya. Kukocok lagi sebentar, dan cairan putih kental menyembur ke liang anus Angela. Begitu kucabut penisku dari anusnya, maniku mengalir perlahan keluar dari lubang sempit itu. Aku segera membersihkan tubuhku di laut, lalu kukenakan kembali pakaianku. Kulihat Jeff dengan asik menikmati jilatan dan kuluman bibir Angela di penisnya. Sekitar lima menit dia bertahan di posisi itu, tapi kemudian dia tidak tahan lagi, direntangkannya kaki Angela lebar-lebar, dan dihujamkannya penisnya. Gerakannya sedikit liar tapi masih berpola.

Bukan hanya pinggulnya yang bergerak naik-turun, kedua tangan Jeff juga bekerja, diremasnya dada Angela dan sesekali dipelintirnya puting susu Angela. Beberapa saat kemudian Jeff mencabut penisnya dari vagina Angela, disuruhnya Angela mengulum penisnya lagi, dan beberapa saat kemudian Jeff mencapai puncak. Maninya menyembur di mulut Angela, mengalir ke dagu dan lehernya. Jeff kemudian membersihkan tubuhnya di laut. Kulihat Angela duduk di pasir, matanya merah karena menangis, dia menundukkan kepalanya seolah tak percaya apa yang baru saja menimpanya.

Aku jadi iba, kubantu dia memakai pakaiannya, lalu kusewakan taksi untuknya. Kuberikan uang lebih pada sopirnya, kukatakan agar dia merahasiakan aku yang menyewanya. Sopir itu mengangguk, aku tahu kalau orang Bali sangat menghargai kepercayaan orang. Aku percaya dia tidak akan membocorkannya. Aku dan Jeff pulang ke hotel, dan beberapa saat kemudian Alf dan Lex pulang, mereka kelihatan puas dengan apa yang tadi mereka lakukan, tapi aku dan Jeff juga tidak kalah puasnya, kami menceritakan pengalaman kami masing-masing, dan esok paginya kami pulang ke Bandung.

Singkatnya kami sampai ke Bandung, dan dua hari kemudian aku menerima surat, aku terkejut setengah mati waktu kulihat surat itu. Kubaca suratnya, "Hai...it's me Angela. Aku bisa bahasa Indonesia a little, dan I know your address dari dompet you yang tertinggal di taksi. Aku simpan untuk kenang-kenangan. And you should know, malam itu aku sedikit kecewa caramu perlakukan aku, but I'm okay, I'm not angry. Soalnya, sepertinya aku fall in love sama kamu. Ingat aku selalu ya, Angela."

Aku makin kaget, dia mengirimkan SIM, KTP and surat-surat penting lain yang ada di dompetku. Dompetku yang kukira dicopet orang di Bali ternyata ada pada Angela. Untung sekali dia tidak menuntutku di pengadilan, aku benar-benar bersyukur. Sejak saat itu aku berjanji kalau aku tidak akan pernah memperkosa lagi.

Angela kalau kau baca cerita ini, aku cuma ingin katakan kalau sebenarnya aku juga sayang kamu, please hubungi aku, I miss you so much. Maaf kelakuanku malam itu, and kalau kau ijinkan, aku ingin memperbaikinya, hubungi aku dan aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku. Sekali lagi maafkan aku Angela.


TAMAT

Monday, December 24, 2012

Prediksi Togel Singapura 27 November 2012

Prediksi Togel Singapura 27 November 2012 - Blog delapan belas pemberi informasi terbaru dan tepat penuh fakta dan kali ini berkesempatan share tentang Rumus Jitu Prediksi Togel Singapura 27 November 2012 bagi agan agan yang suka taruhan togel maka harus memiliki rumus rumus yang handal untuk menentukan Prediksi Togel Singapura pada Tanggal 27 November 2012 ini. sebelum melihat rumus dari blogdelapan belas maka saya hadirkan dulu keberuntungan agan dengan foto cewek canti sebagai penghibur didunia maya ini yang mengasikan ini. ok

Prediksi Togel Singapura 17 November 2012
Prediksi Togel Singapura

Prediksi Togel Singapura 27 November 2012 - Dengan ini maka Blog delapan belas hadirkan dari rumus saya yaitu anda bisa memprediksinnya sendiri dari rumus rumus yang saya hadirkan dibawah sini khusus untuk agan dan sobat yang pencinta togel singapura.

  • Kepala : 482
  • Ekor    : 480

Ingat sobat sebelum mengambil rumus dari saya ini sobat harus menentukan dulu rumus dan dan terahir pesan dari saya sobat harus mengutamakan rumus sobat,ok. salam sukses dari saya.

Saturday, December 22, 2012

Cerita Sex Nikmatnya Enjakulasi Di Muka Lily Gadis Montok

Cerita Sex Nikmatnya Enjakulasi Di Muka Lily Gadis Montok - Cerita sex terbaru ne gan saya sharekan khusus di memasuki di tahun 2013 ini langsung aja agan sikat ceritanya - Namaku Rudi, umurku 30 tahun, aku seorang 'cumshots' maniak yang sangat terangsang jika melihat wanita minum sperma ataupun memuncratkan cairan spermaku di wajah seorang wanita. Dan hobi lainku adalah mengumpulkan pakaian dalam wanita yang menurutku cantik, terutama bra dan korset. Sudah banyak sekali bra dan korset yang kukoleksi, terutama dari para wanita yang kukenal.

Cerita Pemerkosaan

Cerita Sex Nikmatnya Enjakulasi Di Muka Lily Gadis Montok - Pakaian dalam mereka kuambil entah dari kamar mandi maupun kamar mereka atau dimana pun. Salah satunya adalah Lily, seorang wanita karir berumur 35 tahun dan ibu dari dua orang anak. Payudaranya cukup montok dengan ukuran bra 34B dan korset berukuran M. Postur tubuhnya cukup bagus dengan berat badan kurang lebih 58 kg. Aku kenal baik dengan adiknya, Tantra. Sering sekali aku main ke rumahnya, dan sering kali pula aku mengambil bra dan korset-nya Lily. Sudah puluhan bra Lily yang kukoleksi di rumahku, mulai dari yang warna hitam, merah jambu, coklat muda sampai warna putih, pokoknya lengkap.

Lily suka sekali dengan bra berwarna putih dan berenda, karena kebanyakan bra yang kuambil 90% berwarna putih. Bra tersebut kugunakan untuk onani, sambil membayangkan Lily diperkosa oleh banyak lelaki sambil dipaksa meminum air mani mereka. Hingga akhirnya aku berejakulasi begitu banyak, dan spermaku kutampung di cup BH Lily. Lama kelamaan aku bosan juga dengan hanya beronani menggunakan bra-nya saja, maka aku mengajak teman-temanku sesama 'cumshots' maniak untuk menculik Lily dan memperkosanya beramai-ramai. Teman-temanku begitu bersemangat, dan terwujudlah rencana itu.

Namun tiga hari sebelum menculik Lily, kami beronani beramai-ramai sekitar 30 orang. Satu hari rata-rata dari kami beronani sampai tiga kali, jadi bisa dibayangkan berapa banyak sperma yang kami kumpulkan dalam waktu tiga hari tersebut. Kurang lebih 4 gelas penuh sperma yang kami kumpulkan dan menampung air mani kami di sebuah gelas dan menyimpannya di dalam kulkas. Dan aku rasa para pembaca sudah tahu untuk apa air mani tersebut.

Hari itu seharian penuh kami membuntuti Lily kemanapun ia pergi, dan menunggu sampai datangnya kesempatan untuk menculiknya. Malam itu Lily pulang dari kantornya sekitar jam delapan malam, dan naik taksi dari halte yang ada di depan kantornya. Aku dan beberapa orang temanku menguntit dari belakang dengan minibus temanku.

Ketika taksi berhenti di lampu merah yang sepi, dua orang temanku langsung naik ke dalam taksi dan menyeret Lily keluar dan langsung menaikkannya ke dalam mobil yang kutumpangi, dan temanku langsung tancap gas dalam-dalam. Lily langsung kami bawa ke sebuah rumah temanku, dan langsung diseret masuk ke dalam. Di dalam sana sudah menunggu 25 orang temanku lagi. Tanpa basa-basi lagi, Lily mulai kami kerjain.

Kami memberi kesempatan pada Lily untuk beristirahat sebentar dan memaksanya duduk di sofa. Teman-temanku sudah tidak sabaran dan mulai menggerayangi tubuh Lily yang montok itu. Bergantian mereka menciumi wajah dan bibir Lily, hingga akhirnya mulailah aku dan teman-temanku melucuti satu persatu pakaian Lily.

Kami mulai bergantian memasukkan tangan ke balik rok Lily yang panjangnya semata kaki sambil meremas-remas paha, selangkangan dan pantat Lily. Tidak puas sampai di situ, Heru mengambil gunting dan mulai membelah rok Lily dari bawah hingga hampir ke selangkangan, dan rok tersebut digunting hingga menjadi rok mini yang pangjangnya 20 senti di atas lutut. Paha Lily kami bentangkan lebar-lebar hingga selangkangannya yang masih dibalut korset putih itu terlihat dengan jelas, dan dengan leluasa kami berebutan mengobok-ngobok selangkangan Lily, sedangkan yang lainnya mulai berusaha membuka blaser dan blous putih Lily hingga akhirnya blaser dan blous tersebut dilepaskan dari tubuh Lily.

Rok mini Lily pun akhirnya dilepas dari pinggangnya, hingga Lily hanya memakai BH putih berenda dan korset putih serta sepatu hak tinggi putih. Sebelum menyetubuhi Lily bergantian, aku dan Dedi mengambil 4 gelas air mani serta pudding coklat yang kami simpan di kulkas kemarin. Di depan wajah Lily kami menyiram pudding coklat tersebut dengan setengah gelas sperma dingin, dan bergantian kami memaksa Lily menelan pudding sperma tersebut. Aku dan beberapa temanku menyuapi Lily puding tersebut dengan sendok makan hingga puding beserta 'kuahnya' tersebut habis tandas.

Sementara Lily tersedak-sedak ingin muntah karena begitu mual sekali, namun kami tidak perduli dan acara tetap dilanjutkan. Salah seorang temanku mengambil suntikan plastik tanpa jarum, dan ia menyedot sperma dari dalam gelas dengan suntikan tersebut, dan memaksa Lily membuka mulutnya, dan ia langsung menyemprotkan air mani lewat suntikan tersebut, dan memaksa Lily menelan air mani tersebut. Bergantian kami menyuntikkan air mani ke mulut Lily hingga habis 2 gelas.

Satu persatu dari kami mulai melepaskan celana dalamnya, dan kami bergantian menempelkan penis kami yang sudah ereksi amat keras di wajah dan payudara Lily sambil meremas-remas payudara Lily yang masih dibalut bra dengan gemas. Secara bergantian Lily kami paksa mengulum-ngulum penis kami sambil sesekali bergantian memukul-mukulkannya di wajah Lily dengan penuh nafsu.

Aku mengambil gelas yang berisi sisa sperma tadi, dan mulailah kami mengoleskan sperma tersebut ataupun mencelupkan batang kejantanan kami ke dalam gelas tersebut, dan memaksa Lily mengulum penis yang sudah berlumuran sperma tersebut, hingga akhirnya sperma tersebut habis, dan gelas tersebut terlihat bening tak bersisa sperma setetespun. Bahkan beberapa orang di antara kami bergantian menyumpalkan celana dalamnya dengan gemas ke dalam mulut Lily. Aku pun ikut menyumpalkan celana dalamku ke dalam mulut Lily.

Dalam keadaan mulut disumpal celana dalam, Lily kami paksa menjepit penis kami bergantian di selangkangannya, baik dari depan maupun dari belakang dalam posisi berdiri di atas sepatu hak tingginya. Sementara temanku yang lain memaksanya mengocok penis dengan tangannya, kiri dan kanan. Aku mengambil gunting dan menggunting celana korset Lily di bagian selangkangannya, hingga kami akhirnya dengan leluasa bergantian memasukkan batang kejantanan kami ke dalam liang vagina Lily.

Aku dengan cepat menggerakkan batang kejantananku keluar masuk vagina Lily, sementara itu Dodi dan Soni memaksa Lily mengulum-ngulum penis mereka. Yang lainnya berusaha memukul-mukulkan batang kejantanan mereka di wajah dan payudara Lily. Sementara itu yang belum dapat bagian hanya dapat menonton sambil mengocok-ngocok batang kejantanan mereka.

Feri memaksa Lily duduk di atas selangkangannya hingga secara otomatis batang kejantanan Feri langsung masuk ke dalam vagina Lily, dan Lily dipaksa bergerak turun naik, dan terkocok-kocoklah batang kejantanan Feri keluar masuk vagina Lily, sementara dua orang temanku berdiri di depan Lily dan memaksa Lily mengocok-ngocok penis mereka dengan kedua tangannya. Cup bra Lily dibetot ke bawah hingga payudara Lily menyembul keluar dan ikut bergoyang-goyang turun naik ketika ia bergerak. Dan hal itu membuat kami jadi lebih terangsang berat. Kami bergantian mengerjai Lily dengan gaya tersebut, hingga akhirnya kami mengakhirinya dengan pesta sperma di wajah Liliy.

Aku dan teman-temanku bergantian menekan-nekan wajah Lily ke selangkangan sambil menggosok-gosokan batang kejantanan kami di wajahnya. Tidak puas sampai di situ, aku mengambil sebuah cincin karet dengan garis tengah 6 cm dan tebal 2 cm, lalu kusumpalkan di mulut Lily hingga mulutnya tidak dapat dikatupkan lagi, dan dengan leluasa aku mengocok batang kejantananku keluar masuk mulut Lily yang menganga lebar itu, dan teman-temanku bergantian melakukan hal tersebut. Akhirnya satu persatu dari kami sudah tidak sanggup lagi menahan spermanya, dan mulailah kami satu persatu berejakulasi di wajah Lily.

Lily kami paksa duduk di sofa dengan rileks, lalu empat orang temanku mengocok-ngocok penisnya dengan cepat dan mengarahkan lubang penis mereka ke arah wajah Lily, dan memuncratkan air maninya hampir bersamaan secara bertubi-tubi di wajah Lily, dan membuat beberapa garis lurus putih air mani dari dahi hingga mulut Lily. Dua orang lainnya memuntahkan air maninya di ubun-ubun Lily hingga bertetesan ke dahi dan wajahnya.

Sepuluh orang temanku termasuk aku memaksa Lily membuka mulutnya lebar-lebar, dan bergantian mencipratkan air mani kami ke dalam mulut Lily dan memaksa Lily menelan air mani tersebut hingga habis. Empat orang bergantian memukul-mukulkan serta menekan-nekan wajah Lily di selangkangan mereka hingga akhirnya cairan sperma mereka muncrat dan berantakan di wajah Lily hingga bertetesan ke payudara Lily.

Sepuluh orang lagi bergantian mencipratkan cairan maninya di dada dan wajah Lily. Wajah dan rambut Lily blepotan sperma yang tak terkira, dan aku mengambil sendok kecil, dan menyendoki sperma yang bertetesan di wajah Lily dan memaksanya menelan cairan putih kental tersebut hingga bersih. Lily kami mandikan hingga bersih dan kami memakaikan kembali bra dan korset bersih yang aku sudah persiapkan.

Setelah beristirahat satu jam, kami kembali ngerjain Lily beramai-ramai. Kali ini Lily hanya kami paksa mengocok dan mengulum batang kejantanan kami. Hasil ejakulasi kami ditampung di sebuah gelas berkaki hingga penuh hampir tumpah. Aku mengambil kembali suntikan plastik, lalu kami bergantian menyedot cairan sprema tersebut dan bergantian menyemprotkannya ke wajah dan payudara Lily, hingga Lily sekali lagi kami bermandikan air mani hingga hampir tidak ada tempat yang kering di wajahnya.

Puas memperkosa Lily, kami membawanya naik mobil dan menurunkannya di dekat rumahnya dengan hanya memakai bra dan celana dalam serta sepatu hak tingginya.


TAMAT

Cerita Mesum Pemerkosaan Gadis Cantik Mungil Dan Montok

Cerita Mesum Pemerkosaan Gadis Cantik Mungil Dan Montok - Untuk memasuki di tahun 2013 dan membuka kalender terbaru di tahun 2013 maka saya hadirkan cerita sex terpanas ini dan semoga menghibur anda semuannya dengan cerita mesum ini langsung aja cakedok. - Fie Cien, 30 tahun, kepala cabang salah satu bank yang paling terkenal banyak ATM-nya, dimana ia diculik dan diperkosa beramai-ramai selama 3 hari 3 malam beberapa bulan yang lalu. Fie Cien seorang wanita yang cukup cantik, walaupun tubuhnya kelihatan agak berisi, namun tidak mengurangi penampilannya sehari-hari.

Cerita Mesum Pemerkosaan Gadis Cantik Mungil Dan Montok
Cerita Mesum Pemerkosaan

Cerita Mesum Pemerkosaan Gadis Cantik Mungil Dan Montok - Dengan tinggi badan 165 cm dan ukuran bra 36B, membuat penampilannya makin menggairahkan, apalagi jika ia memakai sepatu hak tinggi, rok span di atas lutut serta blous silk yang tipis, membuat semua pria yang menatapnya ingin mencicipi tubuhnya. Hampir setiap hari ia berpakaian seperti itu, hingga bra putih berenda ukuran 36B yang dipakainya itu dapat terlihat tembus dari balik blousnya yang tipis.

Pada suatu hari, beberapa bulan yang lalu, secara kebetulan suami Fie Cien tidak dapat menjemputnya di kantor karena ada urusan mendadak. Maka malam itu sehabis lembur, sekitar jam 8 malam ia menunggu taxi tidak jauh dari depan kantornya, yang malam itu sudah agak sepi dan gelap. Tiba-tiba tanpa disadarinya, sebuah mobil sedan berkaca gelap berhenti di depannya. Sekonyong-konyong keluar seorang pemuda dari pintu belakang dan langsung menyeret Fie Cien masuk ke dalam mobil tersebut, dan langsung tancap gas dalam-dalam meninggalkan tempat tersebut.

Di dalam mobil tersebut ada tiga orang pria, Fie Cien diancam untuk tidak berteriak dan bertindak macam-macam, sementara mobil terus melaju dengan cepat. Fie Cien duduk diapit 2 orang pria, yang sementara mobil melaju berusaha meremas-remas pahanya, hingga tangan kedua lelaki tersebut bergantian meremas-remas selangkangannya yang dibalut celana korset putih berenda tersebut.

Kedua tangan Fie Cien diikat dengan tali tambang hingga dadanya yang masih dilapisi blous putih itu mencuat kedepan tidak tertahankan. Sementara itu kedua orang pria yang mengapitnya itu terus mengobok-ngobok selankangan Fie Cien hingga rok spannya tersingkap sampai sepinggang, sementara kedua belah kakinya yang masih memakai sepatu hak tinggi tersebut dibentangkan lebar-labar kekiri dan kanan sampai akhirnya kedua lelaki tersebut dengan leluasa mengusap-ngusap selangkangan Fie Cien, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah rumah besar disuatu daerah sepi.

Mobil langsung masuk ke dalam dan garasi langsung ditutup rapat-rapat. Kaki dan tangan Fie Cien diikat, sementara mulutnya disumpal pakai tissue. Fie Cien langsung digotong oleh dua orang masuk ke dalam rumah. Dan alangkah terkejutnya Fie Cien begitu masuk ke dalam ruangan tersebut. Ternyata diluar dugaannya, disana sudah menunggu kurang lebih sekitar lima puluh orang pria, yang rata-rata sudah setengah bugil dan mereka sedang menonton blue film sambil sesekali memainkan batang kejantanan mereka.

Fie Cien didudukkan di kursi sofa di antara mereka, dan mereka langsung membuka tali pengikat kaki dan tangannya serta sumbatan mulutnya. Fie Cien sudah tidak dapat bergerak dan berteriak lagi karena lemas ketakutan, sementara badannya terus gemetaran karena begitu takutnya dia. Salah seorang berkata kepadanya bahwa mereka tidak akan menyiksa atau memukulnya, asalkan Fie Cien menuruti kemauan mereka semua. Dan tanpa berlama-lama lagi mulailah Fie Cien dikerjain beramai-ramai.

Satu persatu dari mereka mulai meraba-raba tubuhnya, sementara yang lainnya berusaha membuka kancing baju blous Fie Cien, hingga terlepaslah blous tersebut dari tubuhnya. Dan betapa nafsunya mereka melihat tubuh Fie Cien yang montok putih dan dengan bra berenda yang sangat menggunung menutupi sepasang payudaranya yang indah. Paha yang masih tertutup rok span merah itu sekarang mulai digerayangi, dan mereka berusaha menyingkapkannya ke atas sambil membentangkan kedua kaki Fie Cien lebar-lebar sampai celana dalam model korset yang berwarna putih itu terlihat sangat jelas dan membuat Fie Cien terlihat semakin menggoda untuk dikerjain.

Tanpa membuang waktu lagi, mereka bergantian meremas-remas payudaranya yang besar itu. Beberapa tangan menyelinap di balik bra putih Fie Cien dan berusaha meremas-remas gunung kembar tersebut sambil memilin-milin puting susunya, hingga akhirnya mereka membetot BH Fie Cien ke bawah sampai kedua gunung kembar Fie Cien tersembul bergoyang-goyang. Dan langsung saja beberapa orang membuka celananya, dan bergantian menjepitkan penis mereka di antara gunung kember Fie Cien yang montok itu, dan menggerakkannya ke atas ke bawah dengan cepat.

Sementara gunung kembar Fie Cien sedang 'dinikmati', beberapa orang lainnya meremas-remas paha Fie Cien sambil mengusap-ngusap selangkangan Fie Cien yang masih dibalut celana korset putih itu. Hingga saking tidak tahan lagi karena nafsu, salah seorang menggunting celana korset Fie Cien di bagian selangkangannya, hingga terlihatlah vagina Fie Cien yang ditutupi bulu-bulu halus. Salah seorang mencoba untuk memasukkan jari tengahnya ke dalam vagina Fie Cien, yang sebelumnya sudah diolesi semacam pelumas yang licin, hingga jari tersebut keluar masuk dengan leluasa, dan membuat yang lainnya ingin mencoba sampai akhirnya sekitar dua puluh tiga orang dengan nafsunya bergantian memasukkan jari tengah maupun telunjuk mereka ke dalam vagina Fie Cien.

Sementara itu Fie hanya dapat pasrah dalam keadaan lemas tidak berdaya karena ia sangat shock melihat tubuhnya mulai diperkosa bergantian oleh lima puluh tiga laki-laki. Beberapa orang mulai memaksa Fie Cien untuk meng-oral batang kejantanan mereka. Satu orang di belakang Fie Cien memegangi kepalanya, sementara yang lainnya memaksakan batang kejantannya masuk ke dalam mulut Fie Cien hingga mentok sampai pangkal penis mereka dan sepasang buah sakar bergelantungan di depan bibir Fie Cien.

Musik Rock yang hingar bingar melatar belakangi pemerkosaan Fie Cien, dan mereka terus bergantian mengocokkan batang penis mereka di dalam mulut Fie Cien keluar masuk dangan cepat hingga buah sakarnya memukul-mukul dagu Fie Cien. Bunyi berkecipak karena gesekan bibir Fien dan batang penis yang sedang dikulumnya tidak dapat dihindarkan lagi, dan membuat orang yang sedang mengerjainya makin bernafsu dan makin mempercepat gerakan pinggulnya yang tepat berada di depan wajah Fie Cien hingga batang penisnya juga makin cepat keluar masuk mulut Fie Cien dan sesekali membuat Fie Cien tersedak dan ingin muntah.

Lima puluh tiga batang penis dengan ukuran 15 cm hingga 20 cm sudah dikulumnya dan membuat Fie Cien makin lemas dan pucat. Rata-rata dari mereka sudah tidak tahan, dan mulailah mereka menyetubuhi Fie Cien. Salah seorang memangku Fie Cien menghadap ke arahnya hingga gunung kembar Fie Cien mencuat tepat di depan wajahnya, sementara itu orang tersebut menusukkan batang penisnya ke dalam vagina Fie Cien. Dengan dibantu temannya, mereka menggerakkan tubuh Fie Cien ke atas ke bawah hingga penisnya terkocok-kocok keluar masuk vagina Fie Cien, dan lelaki yang memangkunya dapat menghisap-hisap serta meremas-remas payudaranya dengan leluasa.

Sementara itu dua orang lagi memaksa Fie Cien memegang batang penis mereka dan mengocoknya dengan cepat, yang lainnya lagi meremas-remas payudara Fie Cien dari arah belakang sambil menempelkan batang kejantannya di tubuh Fie Cien. Puas dengan gaya pangku, mereka memaksa Fie Cien berdiri nungging, dan menyetubuhinya dari arah belakang, sementara beberapa lelaki mengocok batang penis mereka di depan wajah Fie Cien, dan memaksanya untuk mengulum-ngulum serta menghisap batang kejantanan mereka.

Kedua gunung kembar Fie Cien diremas-remas dari arah depan oleh lelaki yang batang kejantanannya sedang dihisapnya, sementara beberapa laki-laki dengan begitu napsunya bergantian memacu batang penis mereka di dalam vagina Fie Cien. Penis demi penis bergantian berada di muka, mulut serta vaginanya, bahkan beberapa dari mereka dengan sengaja menampar-nampar penis mereka di wajah Fie Cien, hingga menimbulkan bunyi yang membuat mereka makin bernafsu memperkosa Fie Cien.

Sudah satu jam lebih mereka memperkosa Fie Cien, dan hampir semua lelaki yang ada sudah mendapat giliran, dan kini mereka ingin sekali untuk mengeluarkan spermanya di wajah, mulut serta payudara Fie Cien. Fie Cien dipaksa duduk di kursi sofa yang berada di ruang tamu tersebut, dan empat orang mulai berdiri mengelilinginya sambil memaksanya mengocok serta mengulum batang kejantanan mereka, hingga akhirnya satu persatu mulai memuncratkan air mani mereka di wajah Fie Cien. Rata-rata dari mereka muncrat sangat banyak hingga membuat wajah Fie Cien basah tidak karuan oleh banyaknya air mani yang ditumpahkan di wajahnya.

Tidak sedikit dari mereka yang memaksa Fie Cien untuk membuka mulutnya dan menyemprotkan sperma mereka bergantian di mulut Fie Cien, serta memaksanya untuk menelannya. Beberapa orang dari mereka juga menyemprotkan spermanya di payudara dan leher Fie Cien, hingga Fie Cien terlihat mandi sperma yang luar biasa. Ada yang menyemprotkan spermanya di ubun-ubun kepala Fie Cien. Hingga sperma berhamburan turun membuat garis lurus dari dahi hingga ke bibirnya.

Sepuluh orang bergantian menggunakan wajah Fie Cien untuk berejakulasi dengan cara menekan-nekan serta menggerakan wajahnya turun naik di selangkangan mereka hingga akhirnya air mani mereka muncrat berhamburan membasahi serta membuat lengket wajah Fie Cien. Dua orang dari mereka berusaha untuk menyendoki sperma yang menempel di wajah dan payudaranya, lalu mencekokinya ke mulut Fie Cien dan memaksanya untuk menelannya, hingga wajah dan payudara Fie Cien bersih mengkilat. Lima puluh enam orang sudah membuang spermanya di tubuh Fie Cien, dan kini Fie Cien diistirahatkan dan dimandikan oleh beberapa orang, untuk kembali diperkosa beberapa jam lagi.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, dan Fie Cien sudah kembali cantik dan bersih dengan bra putih berenda serta korset baru yang sudah dipersiapkan khusus untuknya. Fie Cien dipaksa menonton dirinya sendiri yang tadi difilmkan oleh mereka, terutama pada bagian dimana ia memakan sperma para lelaki yang begitu brutal memaksanya.

Kini Fie Cien kembali dikerjain oleh mereka, dan setengah dari mereka adalah wajah baru meggantikan mereka yang sudah merasa puas mengerjai Fie Cien. Mereka kembali menyetubuhi Fie Cien dengan nafsunya sambil memaksanya mengocok serta menghisap-hisap penis mereka hingga akhirnya mereka berejakulasi dan mengumpulkan sperma mereka di dalam gelas whisky yang berkaki panjang, dan terkumpulah enam puluh sperma laki-laki dalam tiga gelas whisky tersebut.

Satu gelas pertama dari sperma tersebut dituangkan ke dalam semangkuk penuh butiran jagung manis yang sudah direbus dan diaduk hingga rata, tidak lupa juga salah seorang dari mereka mencampurkan susu kental manis ke dalam mangkuk jagung tersebut, dan Fie Cien dipaksa makan jagung sperma tersebut sambil disuapi bergantian oleh beberapa laki-laki. Bahkan lima belas orang dari mereka ada yang langsung mengecrotkan air maninya ke dalam mangkuk jagung tersebut hingga makin kental saja kuah jagung yang harus dinikmati Fie Cien, hingga akhirnya jagung tersebut habis ditelannya.

Gelas kedua kini dicekoki ke mulut Fie Cien sesendok demi sesendok hingga habis tidak bersisa, dan sisa-sisa air mani yang ada di gelas dikuas dengan potongan ketimun yang akhirnya disumpalkan ke dalam mulut Fie Cien dan dipaksa mengunyah, kemudian menelannya. Gelas ketiga dituangkan dari atas kepala Fie Cien hingga membasahi seluruh wajah, leher, payudara serta dada Fie Cien. Dan mereka seperti biasa menyendoki sperma tersebut dan menyuapinya ke mulut Fie Cien.

Beberapa orang yang belum puas kembali menjepitkan penis mereka di belahan payudara Fie Cien, dan mengocoknya dengan sangat cepat sampai akhirnya mereka bergantian menyemprotkan air mani mereka di wajah Fie Cien yang sudah mandi sperma tersebut, hingga bertetesan ke payudaranya. Salah seorang mengambil celana dalam korset milik Fie Cien yang dari tadi sudah dicopot dari selangkangannya dan Fie Cien dipaksa memegang korsetnya itu dengan kedua tangan yang direntangkan dan kurang lebih tiga puluh orang laki-laki yang masih belum puas spermanya diminum Fie Cien mulai beraksi lagi.

Mereka mulai mengocok-ngocok penis mereka di depan wajah Fie Cien, sementara Fie Cien terus dipaksa merentangkan korsetnya itu, dan satu persatu dari mereka mulai berejakulasi dan bergantian menyemprotkan spermanya di wajah Fie Cien maupun di atas korset Fie Cien, hingga tetesan air mani dari wajah Fie Cien jatuh di korset tersebut. Hingga akhirnya korset tersebut berat dengan sperma yang tertampung di atasnya, bahkan sampai tembus menetes membasahi paha Fie Cien.

Celana korset tersebut diangkat oleh salah seorang dari tangan Fie Cien, dan mereka memaksa Fie Cien membuka mulutnya, dan salah seorang dari mereka menyumpalkan korset tersebut ke dalam mulut Fie Cien dengan brutalnya dan menekannya hingga habis melesak masuk semua ke dalam mulut Fie Cien dan mereka bergantian menekan-nekan korset tersebut agar air maninya meresap ke tenggorokan Fie Cien dan tertelan olehnya. Selesai dikerjain Fie Cien dibawa hingga ke pusat kota dan dinaikkan ke dalam taksi dalam hanya dipakaikan jas hujan.

Cerita Sex Dengan Putri Sulung Tante Yang Cantik

Cerita Sex Dengan Putri Sulung Tante Yang Cantik - Belum lama ini aku kembali bertemu Nana (bukan nama sebenarnya). Ia kini sudah berkeluarga dan sejak menikah tinggal di Palembang. Untuk suatu urusan keluarga, ia bersama anaknya yang masih berusia 6 tahun pulang ke Yogya tanpa disertai suaminya. Nana masih seperti dulu, kulitnya yang putih, bibirnya yang merah merekah, rambutnya yang lebat tumbuh terjaga selalu di atas bahu. Meski rambutnya agak kemerahan namun karena kulitnya yang putih bersih, selalu saja menarik dipandang, apalagi kalau berada dalam pelukan dan dielus-elus. Perjumpaan di Yogya ini mengingatkan peristiwa sepuluh tahun lalu ketika ia masih kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Yogya. Selama kuliah, ia tinggal di rumah bude, kakak ibunya yang juga kakak ibuku. Rumahku dan rumah bude agak jauh dan waktu itu kami jarang ketemu Nana.

Cerita Sex Dengan Putri Sulung Tante Yang Cantik

Aku mengenalnya sejak kanak-kanak. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak encer. Setahun setelah aku menikah, isteriku melahirkan anak kami yang pertama. Hubungan kami rukun dan saling mencintai. Kami tinggal di rumah sendiri, agak di luar kota. Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Sungguh repot harus merawat bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Nana) serta Nana dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.

Hari-hari berikutnya, Nana masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Nana. Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Nana menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Nana. Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Nana selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. Lama-lama Nana sering tinggal di rumah kami. Isteriku sangat senang atas bantuan Nana. Tampaknya Nana tulus dan ikhlas membantu kami. Apalagi aku harus kerja sepenuh hari dan sering pulang malam. Bertambah besar, bayi kami berkurang nakalnya. Nana mulai tidak banyak mampirke rumah. Isteriku juga semakin sehat dan bisa mengurus seluruh keperluannya. Namun suatu malam ketika aku masih asyik menyelesaikan pekerjaan di kantor, Nana tiba-tiba muncul.

"Ada apa Na, malam-malam begini."
"Mas Danu, tinggal sendiri di kantor?"
"Ya, Dari mana kamu?"
"Sengaja kemari."
Nana mendekat ke arahku. Berdiri di samping kursi kerja. Nana terlihat mengenakan rok dan T-shirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja.

"Ada apa, Nana?"
"Mas... aku pengin seperti Mbak Tari."
"Pengin? Pengin apanya?" Nana tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. Dalam sekejap ia sudah duduk di pangkuanku.
"Nana, apa-apaan kamu ini.." Tanpa menungguku selesai bicara, Nana sudah menyambarkan bibirnya di bibirku dan menyedotnya kuat-kuat. Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benar-benar mendarat keras. Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak. Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Ia mencari lidahku dan menyedotnya kuat-kuat. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi. Lebih dari itu, terus terang ada rasa nikmat setelah berbulan-bulan tidak berhubungan intim dengan isteriku. Nana merenggangkan pagutannya dan katanya, "Mas, aku selalu ketagihan Mas. Aku suka berhubungan dengan laki-laki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. Tidak bercumbu beberapa hari saja rasanya badan panas dingin. Aku belum pernah menemukan laki-laki yang pas."

Kuangkat tubuh Nana dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Aku bangkit dari duduk dan melangkah ke arah pintu ruang kerjaku. Aku mengunci dan menutup kelambu ruangan.
"Na.. Kuakui, aku pun kelaparan. Sudah empat bulan tidak bercumbu dengan Tari."
"Jadikan aku Mbak Tari, Mas. Ayo," kata Nana sambil turun dari meja dan menyongsong langkahku.
Ia memelukku kuat-kuat sehingga dadanya yang empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pula penisku yang telah mengeras berbenturan dengan perut bawah pusarnya yang lembut. Nana merapatkan pula perutnya ke arah kemaluanku yang masih terbungkus celana tebal. Nana kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal. Aliran listrik seakan menjalar ke seluruh tubuh. Aku semula ragu menyambut keliaran Nana. Namun ketika kenikmatan tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh, menjadi mubazir belaka melepas kesempatanini.

"Kamu amat bergairah, Nana.." bisikku lirih di telinganya.
"Hmmm... iya... Sayang.." balasnya lirih sembari mendesah.
"Aku sebenarnya menginginkan Mas sejak lama... ukh..." serunya sembari menelan ludahnya.
"Ayo, Mas... teruskan.."
"Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan dari Mas?"
"Semuanya," kata Nana sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku. Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan kusingkap T-Shirt yang dikenakannya. Kutarik perlahan ke arah atas dan serta merta tangan Nana telah diangkat tanda meminta T-Shirt langsung dibuka saja. Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua jemariku langsung memeluknya kuat-kuat hingga badan Nana lekat ke dadaku. Kedua bukitnya menempel kembali, terasa hangat dan lembut. Jemariku mencari kancing BH yang terletak di punggungnya. Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan melalui tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke lantai dan kini ujung payudaranya menempel lekat ke arahku. Aku melorot perlahan ke arah dadanya dan kujilati penuh gairah. Permukaan dan tepi putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Nana, namun menambah nikmat aroma gadis muda.

Tangan Nana mengusap-usap rambutku dan menggiring kepalaku agar mulutku segera menyedot putingnya. "Sedot kuat-kuat Mas, sedooottt..." bisiknya. Aku memenuhi permintaannya dan Nana tak kuasa menahan kedua kakinya. Ia seakan lemas dan menjatuhkan badan ke lantai berkarpet tebal. Ruang ber-AC itu terasa makin hangat. "Mas lepas..." katanya sambil telentang di lantai. Nana meminta aku melepas pakaian. Nana sendiri pun melepas rok dan celana dalamnya. Aku pun berbuat demikian namun masih kusisakan celana dalam. Nana melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu. Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya. Nana melenguh sedikit kemudian sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku.

"Mas sedot Mas... teruskan, enak sekali Mas... enak..." Kupenuhi permintaannya sembari kupijat-pijat pantatnya. Tanganku mulai nakal mencari selangkangan Nana. Rambutnya tidak terlalu tebal namun datarannya cukup mantap untuk mendaratkan pesawat "cocorde" milikku. Kumainkan jemariku di sana dan Nana tampak sedikit tersentak. "Ukh... khmem.. hsss... terus... terus," lenguhnya tak jelas. Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya. Terasa jemari kanan tengahku telah mencapai gumpalan kecil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kuraba-raba lembut berirama. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Jemariku memilin klitoris Nana dengan teknik petik melodi.

Nana menggelinjang-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat. "Mas... Mas... ampun... terus, ampun... terus ukhhh..." Sebentar kemudian Nana lemas. Namun itu tidak berlangsung lama karena Nana kembali bernafsu dan berbalik mengambil inisitif. Tangannya mencari-cari arah kejantananku. Kudekatkan agar gampang dijangkau, dengan serta merta Nana menarik celana dalamku. Bersamaan dengan itu melesat keluar pusaka kesayangan Tari. Akibatnya, memukul ke arah wajah Nana. "Uh... Mas... apaan ini," kata Nana kaget. Tanpa menunggu jawabanku, tangan Nana langsung meraihnya. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku.

"Mas... ini asli?"
"Asli, 100 persen," jawabku.
Nana geleng-geleng kepala. Lalu lidahnya menyambar cepat ke arah permukaan penisku yang berdiameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak bengkok ke kanan. Di bagian samping kanan terlihat menonjol aliran otot keras. Bagian bawah kepalanya, masih tersisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit itulah yang membuat perempuan bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku.

"Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini."
"Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya."
"Alangkah bahagianya MBak Tari."
"Makanya kamu pengin seperti dia, kan?"
Nana langsung menarik penisku. "Mas, aku ingin cepat menikmatinya. Masukkan, cepat masukkan."
Nana menelentangkan tubuhnya. Pahanya direntangkannya. Terlihat betapa mulus putih dan bersih. Diantara bulu halus di selangkangannya, terlihat lubang vagina yang mungil. Aku telah berada di antara pahanya. Exocet-ku telah siap meluncur. Nana memandangiku penuh harap.

"Cepat Mas, cepat.."
"Sabar Nana. Kamu harus benar-benar terangsang, Sayang..."
Namun tampaknya Nana tak sabar. Belum pernah kulihat perempuan sekasar Nana. Dia tak ingin dicumbui dulu sebelum dirasuki penis pasangannya. "Cepat Mas..." ajaknya lagi. Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tapi sungguh amat sulit masuk, kuangkat kembali namun Nana justru mendorongkan pantatku dengan kedua belah tangannya. Pantatnya sendiri didorong ke arah atas. Tak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Namun Nana tampaknya ingin main kasar. Aku pun, meski belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat dan sekencangnya. Meski perlahan dapat memasukirongga vaginanya, namun terasa sangat sesak, seret, panas, perih dan sulit. Nana tidak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah.

"Jangan paksakan, Sayang.." pintaku.
"Terus. Paksa, siksa aku. Siksa... tusuk aku. Keras... keras jangan takut Mas, terus.." Dan aku tak bisa menghindar. Kulesakkan keras hingga separuh penisku telah masuk. Nana menjerit, "Aouwww.. sedikit lagi.." Dan aku menekannya kuat-kuat. Bersamaan dengan itu terasa ada yang mengalir dari dalam vagina Nana, meleleh keluar. Aku melirik, darah... darah segar. Nana diam. Nafasnya terengah-engah. Matanya memejam. Aku menahan penisku tetap menancap. Tidak turun, tidak juga naik. Untuk mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Nana dengan mulutku. Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Nana sedikit berkurang ketegangannya.

Beberapa saat kemudian ia memintaku memulai aktivitas. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Nana mulai tampak menikmatinya. Pergerakan konstan itu kupertahankan cukup lama. Makin lama tusukanku makin dalam. Nana pasrah dan tidak sebuas tadi. Ia menikmati irama keluar masuk di liang kemaluannya yang mulai basah dan mengalirkan cairan pelicin. Nana mulai bangkit gairahnya menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih, "Uuuhh.. Mas... uhhh... enaakkkk.. enaaakkk... Terus... aduh... ya ampun enaknya.." Nana melemas dan terkulai. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk di samping Nana yang terkulai.

"Nana, kenapa kamu?"
"Lemas, Mas. Kamu amat perkasa."
"Kamu juga liar."

Nana memang sering berhubungan dengan laki-laki. Namun belum ada yang berhasil menembus keperawanannya karena selaput daranya amat tebal. Namun perkiraanku, para lelaki akan takluk oleh garangnya Nana mengajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Gila memang anak itu, cepat panas.

Sejak kejadian itu, Nana selalu ingin mengulanginya. Namun aku selalu menghindar. Hanya sekali peristiwa itu kami ulangi di sebuah hotel sepanjang hari. Nana waktu itu kesetanan dan kuladeni kemauannya dengan segala gaya. Nana mengaku puas.

Setelah lulus, Nana menikah dan tinggal di Palembang. Sejak itu tidak ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke Yogya bersama anaknya, aku berjumpa di rumah bude.
"Mas Danu, mau nyoba lagi?" bisiknya lirih.
Aku hanya mengangguk.
"Masih gede juga?" tanyanya menggoda.
"Ya, tambah gede dong."
Dan malamnya, aku menyambangi di hotel tempatnya menginap. Pertarungan pun kembali terjadi dalam posisi sama-sama telah matang.
"Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa dipakai belum?" tanyanya.
"Belum, dokter melarangnya," kataku berbohong.
Dan, Nana pun malam itu mencoba melayaniku hingga kami sama-sama terpuaskan.


TAMAT

Friday, December 21, 2012

Cerita Sex Sedarah Kenikmatan Yang Pertama

Cerita Sex Sedarah Kenikmatan Yang Pertama - Liburan semester ketiga ini rencananya akan kupergunakan untuk mengunjungi kakakku yang tinggal di kota J*** (edited). Sejak menikah satu tahun yang lalu, dia dibawa suaminya ke kota J*** (edited), dan sejak itu aku memang belum pernah mengunjunginya. Tentu saja kedatanganku disambut gembira oleh pasangan muda itu, terutama oleh kakakku, Mbak Rani (bukan nama sebenarnya). Kelihatannya ekonomi kakakku masih pas-pasan. Rumah yang dikontrak adalah rumah petak dan hanya berkamar tidur satu, ruang tamu kecil dan ruang makan merangkap dapur, serta kamar mandi kecil. Dengan kondisi rumah seperti itu, aku terpaksa tidur bersama-sama Mbak Rani dan suaminya Mas Ton.

Cerita Sex Sedarah Kenikmatan Yang Pertama


Cerita Sex Sedarah Kenikmatan Yang Pertama - Aku tidur di sebelah kanan, Mbak Rani di tengah dan Mas Ton di sebelah kiri. Malam itu aku berbincang-bincang dengan kakakku sampai larut malam, kulihat Mas Ton sudah tertidur lebih dulu. Sampai akhirnya kami kehabisan cerita dan tertidur. Kurang lebih jam 04:00 pagi Mbak Rani bangun dan keluar kamar untuk urusan dapur. Aku tahu ini adalah kebiasaan sewaktu remaja. Dia selalu bangun paling awal.

Sebenarnya aku juga terjaga ketika ia turun dari tempat tidur, tetapi aku tetap di tempat tidur karena malas. Dalam keremangan lampu 5 watt, kulirik Mas Ton kakak iparku yang masih kelihatan tidur pulas di sebelahku tanpa terhalang oleh tubuh Mbak Rani, walaupun jarak kami cukup jauh.Dalam tidurnya yang telentang dengan mengenakan piyama warna abu-abu, tanpa sengaja kulihat ke arah selangkangannya. Kulihat sesuatu yang mencuat tinggi dari balik celananya. Hatiku berdesir ada perasaan hangat menyelusuri tubuhku, kutahan nafasku. Aku tidak berani bergerak dan aku tetap pura-pura tidur walaupun kupincingkan mataku untuk menikmati pemandangan yang syuur itu.Tiba-tiba Mas Ton membalikkan badan menghadap ke arahku, kupejamkan mataku. Aku pura-pura masih tertidur lelap. Tiba-tiba kurasakan tubuh Mas Ton digeserkan mendekatiku, entah disengaja atau tidak, tetapi gerakannya sangat hati-hati, mungkin takut aku terbangun.

Aku tetap pura-pura masih tidur dalam posisi telentang, jantungku berdegup keras, aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Kuatur nafasku, ingin rasanya aku melompat turun dan keluar kamar. Tetapi desiran hangat yang mempercepat peredaran darahku membuatku mengurungkan niatku.Tangan Mas Ton seperti tanpa sengaja menempel ke tanganku, aku tetap tidak bergerak. Tidak berapa lama, kurasakan tangannya menindih tanganku, dan itu cukup lama sampai aku bingun harus berbuat apa. Ketika dilihatnya aku diam saja, kurasakan dia mulai mengelus lengan dengan lembut dan kurasakan kehangatan yang sangat menyenangkan.

Tangannya terus mengelus ke atas leherku, aku menahan kegelian. Melihatku diam saja, Mas Ton semakin berani dan tangannya mulai turun untuk meraba-raba buah dadaku dari luar daster. Tidak lama kemudian, tali daster dan tali BH-ku diturunkan dan tangannya menerobos masuk ke dalam buah dadaku. Aku menggelinjang ketika jarinya meremas buah dadaku dengan lembut, dan mengelus-elus puting susuku. Nafasku memburu, aku makin terangsang, bahkan Mas Ton tanpa sadar telah merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Kaki kirinya telah menindih kedua lututku yang diam tak dapat berontak, karena hasratku membuatku bingung. Kurasakan batang kemaluannya yang telah mengeras di balik piyamanya menempel ketat di pinggul kiriku. Dan aku masih pura-pura tidur.

Dilepaskan tangannya dari BH-ku, tangan kirinya merayap di pahaku, lalu menyusup di bawah daster dan mengelus paha atas bagian dalam dan akhirnya berhenti di pangkal paha. Dielusnya dengan lembut bibir kemaluanku yang masih rapat terbungkus dengan celana dalam, kurasakan kehangat dan perasaan nikmat mengalir di dalam dinding kemaluanku. Elusan di atas celana di depan vagina, kadang-kadang diselipkan jari tanganya dari samping celanaku membuat dinding vaginaku berdenyut lembut dan enak. Aku merasakan bahwa kepunyaanku sudah basah. Tiba saatnya Mas Ton memasukkan tangan kirinya ke dalam celanaku melalui pusar, ketika itu aku sadar dan aku takut kalau Mbak Rani tiba-tiba masuk, maka kupegang tangannya dan kutahan agar Mas Ton tidak meneruskan niatnya. Tetapi tangannya tidak mau keluar dari celanaku dan aku tetap menahannya.

Kubuka mataku, kutatap wajahnya. Mas Ton tersenyum, tetapi aku tidak dapat membalas senyumnya. Aku ingin marah kepadanya atas kelancangannya, tetapi aku tidak dapat, karena dalam gejolak rangsangan yang membuaiku sebenarnya aku sudah kehilangan rasioku. Aku menikmatinya dan penolakanku lebih bersifat kekhawatiranku akan munculnya Mbak Rani dari pintu kamar yang tidak terkunci. Dalam keadaan demikian kuarahkan pandanganku ke pintu kamar. Mas Ton menangkap apa yang kumaksud.

Ditariknya tangannya dari celanaku, dan dia segera turun dari tempat tidur dan segera menguncipintu kamar. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat, seharusnya aku bangun dari tempat tidur dan segera keluar kamar, sehingga dapat terhindar dari perbuatan Mas Ton yang lancang itu,tetapi tidak. Bagian dalam vaginaku masih berdenyut dengan lembut, aliran darahku dan birahiku masih belum turun dari kepala. Sensasi ini belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan dengan pacarku saja aku masih sebatas bergandengan tangan saja. Entah apa yang kubayangkan saat itu.

Kubalikkan tubuhku menghadap tembok membelakangi Mas Ton yang kembali dari arah pintu. Direbahkannya tubuhnya rapat di belakangku sambil menarik pundakku ke arahnya, sehingga aku kembali dalam posisi telentang dan dia mencoba menciumku, tetapi aku menghindar dari ciumannya. Kugelengkan kepala ke kiri dan ke kanan, sampai akhirnya Mas Ton bisa menangkap mulutku dengan mulutnya. Saat itu aku sudah tidak dapat lagi menahan kuasa nafsu birahi dari dalam tubuhku yang masih perawan ini.

Itulah pertama kalinya aku dicium oleh seorang laki-laki, aku masih bodoh ketika dia menyedot dan menjilat bibirku. Aku tidak memberikan tanggapan yang seharusnya wanita berikan ketika dicumbu seorang lelaki, aku masih kaget, nafasku tidak beraturan, tetapi nafsuku bangkit kembali. Tanpa sadar kupeluk pundaknya erat-erat ketika tangannya meremas-remas buah dadaku. Kurasakan payudaraku mulai mengeras, apalagi ketika puting susuku dipelintir ke kanan dan ke kiri berulang-ulang dengan lembut. Sensasinya sungguh diluar dugaanku.

Ketika bibirnya mulai menjalar ke leherku, tangannya pindah dari dada ke arah selangkangan, kubiarkan Mas Ton membuka ujung bawah daster dan menelusup ke bawah celana dalam. Diusap-usapnya rambut kemaluanku untuk beberapa lama, dan kemudian jari tangannya mulai terasa menggesek dinding vagina dan kemudian ke atas ke arah klitoris. Aaahhh.., ada rasa ngilu yang sangat nikmat. Beberapa lama jarinya mengelus dan menggeletarkan klitorisku, tanpa sadar kuikuti iramanya dengan menggoyang pingulku. Kenikmatan sudah menjalar ke seluruh kelamin, ke pinggul dan bahkan ke bagian pantatku. Aduh nikmat sekali.

Aku merintih dan mendesah pelan penuh kenikmatan. Ketika Mas Ton menarik tangannya dari dalam celana, aku merasa kecewa, ternyata tidak, ia ternyata melepaskan celananya ke bawah sehingga batang kejantanannya yang telah berdiri dengan kokoh menyeruak keluar. Kepala yang membesar telah mengkilat. Dibimbingnya dengan lembut tangan kiriku ke arah batang kejantanannya dan aku tidak kuasa lagi menolaknya. Kugenggam dan kuremas-remas dengan lembut batang panjangnya. Inilah pertama kalinya aku melihat sekaligus menyentuh alat kelamin seorang laki-laki. Dadaku bergetar penuh birahi, kemudian ketika jarinya kembali memainkan klitorisku, sedang jari lainnya semakin masuk ke dalam liang senggamaku, maka kukocok batang kejantanannya semakin cepat.

Kudengar nafasnya memburu disertai desis yang pendek dari mulutnya. Dinding dalam liang kewanitaanku berdenyut semakin dalam. Kujepit jarinya dengan bibir bawahku, aku tidak tahan lagi, kenikmatan sudah menjalar hingga ujung rambut. Tiba-tiba denyutan yang kuat datang dari arah liang rahimku. Aku menahan nafas, aku menggelinjang dan kujepit jarinya dengan kuat. Aku telah mencapai puncak, liang kewanitaanku berkedut-kedut dengan kuat. Aahhh.., dan pada saat yang hampir bersamaan, Mas Ton menekankan pinggulnya ke pahaku, dan batang kemaluan yang berada dalam genggamanku terasa berkedut-kedut dengan kuat, dan kurasakan air maninya memancar dan membasahi pahaku.

"Aaahhh..," hanya desisan yang dapat kukeluarkan dari mulutku.
Beberapa detik aku tergeletak dengan lemas berdampingan dengan tubuh hangatnya Mas Ton. Dengan malas aku bangun, kubuka pintu kamar dan segera aku ke kamar mandi. Aku takut bertemu Mbak Rani yang masih sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi kami.

Saat di kamar mandi, aku sempat membayangkan sensasi kenikmatan yang berlangsung beberapa menit yang lalu. Ada perasaan senang bercampur dengan perasaan takut bergejolak di dalam diriku saat kubersihkan kemaluanku di kamar mandi. Mas Ton masih telentang di tempat tidur sambil tersenyum menatap wajahku ketika aku keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ke dapur membantu Mbak Rani yang tidak mengetahui adanya sensasi indah di kamar itu.

Hari itu juga kuputuskan aku harus kembali ke kotaku, aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Bukan aku tidak menyukainya, tetapi aku tidak ingin rumah tangga kakakku menjadi berantakan gara-gara kehadiranku yang membangkitkan birahi suaminya. Mbak Rani kaget ketika aku pamitan untuk pulang. Aku memberikan alasan bahwa ada tugas kuliah yang lupa kuselesaikan.

Meskipun apa yang kulalui saat itu tidak merusak keperawanan yang kumiliki, tetapi itu merupakan pengalaman pertamaku dalam menikmati sensasi seks yang sebenarnya.

Cerita Seks Sedarah Dengan Kakak Kandung

Cerita Seks Sedarah Dengan Kakak Kandung - Namaku Ani, mahasiswi tingkat tiga di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung. Aku dan saudaraku empat bersaudara, aku anak nomor tiga. Kakakku yang paling besar, Mbak Ine sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di Jakarta. Kakakku nomor dua, Mas Doni bekerja di Batam, dan adikku Toni yang paling bungsu masih kelas satu SMU negeri di Bandung.

Cerita Seks Sedarah Dengan Kakak Kandung
Cerita Sex

Cerita Seks Sedarah Dengan Kakak Kandung
- Pertama kali aku melakukan hubungan seks dengan kakakku nomor dua saat aku masih kelas dua SMU. Saat itu kakakku sedang cuti dan pulang ke Bandung, aku sangat senang sekali. Kami bertiga pergi ke Cipanas dan kami menyewa sebuah pondokan di sana. Malam harinya saat aku sedang tertidur lelap di kamarku, aku merasa ada sesuatu di kemaluanku. Mula-mula rasanya enak sekali seperti ada yang membelai dan menghisapnya, tetapi tiba-tiba rasanya sangat sakit seperti ada yang menekan dan berusaha masuk, dan kurasakan juga seperti ada yang sedang menindihku.

Saat aku membuka mataku, aku melihat kakakku sedang menindihku dan berusaha memasukkan batang kemaluannya, aku mencoba berontak tapi tenagaku kalah kuat.
"Mas Doni jangan, aduh sakit Mas.., sakit..!"
"Ah diem aja dan jangan coba teriak..!" kata kakakku.
Malam itu kegadisanku diambil oleh kakakku sendiri. Tidak ada rasa nikmat seperti yang kubaca di buku, melainkan rasanya sakit sekali. Aku hanya bisa pasrah dan menahan sakit di bagian liang kewanitaanku saat kakakku bergerak di atas tubuhku. Gerakannya kasar seperti ingin mencabik-cabik tubuhku. Aku hanya bisa menangis tersedu-sedu. Saat kulihat tubuh kakakku mengejang dan kurasakan ada sesuatu yang hangat menyemprot ke dalam liang senggamaku, semakin hancurlah perasaan hatiku.

Pagi harinya aku hanya terdiam di kamar, karena tubuhku rasanya lemas dan sakit. Saat kakakku mengajakku pergi, aku hanya memalingkan wajahku dan menangis. Sore harinya kakakku masuk ke kamarku, dia minta maaf atas kejadian semalam dan berusaha untuk memperbaikinya, tapi aku hanya diam saja. Malam harinya kakakku datang lagi ke kamarku. Aku sangat ketakutan, tapi dia hanya tersenyum dan mencoba mencium bibirku, aku kembali berontak. Aku memaki-maki kakakku, tapi dia tidak peduli dan kembali mencium bibirku sambil meremas payudaraku, lama-lama aku menjadi terangsang karenanya. Dan malam itu kembali aku dan kakakku melakukannya, tapi lain dari malam yang kemarin, malam ini aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan kami melakukannya dua sampai kali.

Sebelum kakakku kembali bekerja di Batam, saat mengantar kakakku di Bandara, aku meminta hadiah perpisahan darinya.
Di kamar mandi Bandara kami melakukannya lagi, "Ah Mas Doni.., terus Mas.. akh.."
"Akh Ani, kamu cantik sekali, akh... Ani, Mas Doni mau keluar, akh..!"
"Ani juga Mas.., akh... Mas, Ani keluar Mas.., akhh..!"
Mas Doni memelukku erat-erat, begitu juga diriku. Setelah beberapa saat kami berciuman dan kembali lagi ke ruang tunggu dengan alasan habis dari kantin beli makanan. Aku hanya bisa menangis saat Mas Doni pergi, tapi aku juga sangat bahagia dengan hadiah yang diberikannya.

Sejak saat itu aku seperti ketagihan dengan seks, dan untuk melampiaskannya aku hanya dapat melakukan masturbasi di kamar mandi. Aku sudah punya pacar dan kami melakukannya sampai sekarang, tapi aku jarang merasakan kenikmatan seperti yang kudapatkan dari kakakku. Dan saat adikku mulai beranjak dewasa, aku melihat sosok kakakku, tapi adikku lebih tampan dan gagah bila dibandingkan dengan kakakku. Aku sering merasa terangsang, tapi hanya bisa kutahan dan lagi-lagi hanya bisa kulampiaskan dengan jalan masturbasi. Entah berapa lama aku bisa menahan keinginan untuk melakukannya dengan adikku.

Sampai suatu hari, saat orang tuaku sedang tidak ada di rumah, adikku baru pulang sekolah dan aku menyiapkan makan siang untuknya. Karena hari itu terasa panas, aku hanya menggunakan celana pendek dan t-shirt tanpa memakai BH. Saat adikku kusuruh makan, Toni menolak karena sudah makan di luar bersama teman-temannya, dan akhirnya aku makan sendiri, sedangkan adikku asyik berenang. Selesai makan aku buatkan jus jeruk dan kuantarkan ke kolam renang. Sambil meminum jus jeruk, aku melihat adikku berenang. Saat Toni keluar dari kolam renang dan duduk di sebelahku sambil meminum jus jeruk dan berjemur, jantungku berdetak semakin cepat dan aku sangat tidak tahan untuk memeluknya.

Tidak kusangka adikku yang dulunya polos, sekarang sudah berubah menjadi seorang cowok yang gagah dan tampan terlebih lagi hobinya adalah berenang. Dadanya terlihat bidang dengan bentuk yang menggairahkan, tubuhnya atletis dan bisa kutebak kalau batangnya juga lumayan besar. Aku hanya dapat memandangnya, wajahnya ditutupi oleh handuk kecil yang digunakannya untuk mengeringkan tubuhnya. Aku sudah tidak tahan lagi dan aku tidak peduli apa yang akan terjadi. Aku membelai dada adikku dan Toni hanya menggelinjang kegelian.

"Mbak Ani.., apaan sih..? Geli tau..! Kurang kerjaan, mendingan bikinin aku roti bakar..."
Aku sedikit terkejut dan kucubit perutnya, Toni hanya tertawa.
"Emang aku pembantumu, enak aja." kataku agak jengkel.
Aku sudah benar-benar tidak tahan, tanpa pikir panjang lagi kutindih tubuh adikku dan kulempar handuk dari wajahnya.
"Mbak Ani mau ngapain sih..?" tanyanya.
Tanpa sepatah kata pun langsung kucium mulutnya dan kuremas-remas dadanya yang bidang itu. Adikku sangat terkejut dengan apa yang kulakukan dan mendorong tubuhku. Aku tidak peduli, kucium lagi bibirnya dan kali ini adikku tidak bereaksi apa-apa dan mencoba untuk menikmatinya. Aku tahu kalau Toni mulai terangsang, karena kurasakan diantara kedua pahanya ada sesuatu yang bertambah besar.

Kuciumi terus bibir dan lehernya, adikku sedikit kewalahan tapi Toni selalu mencoba membalas ciumanku walau terasa agak kaku.
"Baru pertama dicium cewek ya..?" tanyaku.
"Ah Mbak banyak omong, terusin aja Mbak..!" katanya tidak sabar lagi.
Mendengar ucapannya aku jadi semakin bersemangat, langsung kubuka kaosku, dan adikku hanya bisa melotot melihat payudaraku yang cukup besar.
"Wah susu Mbak bagus sekali, baru kali ini Toni melihat susu cewek." katanya.
Kusuruh Toni memegang dan meremasnya, "Aduh jangan keras-keras, sakit.. Coba sekarang kamu isep susu Mbak.."
Lalu kusodorkan payudaraku ke mulutnya, Toni mengulum dan menghisap puting payudaraku, "Akh enak sekali Ton, sshs... akhh terus Ton.., enak sekali..."

Kusuruh Toni berhenti, lalu kuciumi lagi bibir dan lehernya, kemudian kuturun ke dadanya dan kuciumi serta kugigit pelan putingnya, Toni hanya bisa mendesah lirih, "Akh.. enak Mbak, akhh..."
Dengan tergesa aku turun kebawah, kulihat batang kejantanannya yang gagah sudah sedikit tercetak dan memperlihatkan kepalanya di celana renang adikku. Dengan penuh nafsu langsung kutarik celana renang adikku sampai ke lututnya.
"Wah.., Ton punya kamu Oke juga nih, lebih bagus dari punya Mas Doni.."
Adikku hanya tersenyum dan sepertinya tidak sabar dengan apa yang akan kulakukan. Aku pun lalu membuka celanaku dan sekarang aku telanjang. Toni bangun dari kursi dan duduk, lalu Toni meraba bibir kemaluanku, kemudian kusuruh Toni menjilati bibir kemaluanku. Toni kelihatannya kaget tapi langsung kutarik kepalanya ke arah kemaluanku, dan Toni mulai menjilati permukaan lubang senggamaku.
"Akh.., Ton enak sekali terus akh... yaa disitu Ton, enak.., akhh... terus Ton terus akkhh..." desahku.
Aku menggelinjang keenakan dibuatnya, rasanya enak sekali dan aku sangat suka jika ada yang menjilati kemaluanku. Aku sudah tidak tahan, kudorong tubuh adikku ke kursi lagi, kemudian kupegang batang kejantanannya dan kuarahkan ke liang senggamaku. Toni kelihatannya sedikit tegang saat kepala kejantanannya menyentuh permukaan bibir kemaluanku. Toni menahan nafas dan mengerang saat aku menekan tubuhku ke bawah, dan batang kejantanannya masuk seluruhnya ke liang kewanitaanku.
"Akh... Mbak... enak sekali... hangat.. yeah... ayo Mbak terusin..!"

Aku lalu bergerak, menggoyangkan pantatku ke atas dan ke bawah, dan kadang kuputar-putar, tangan adikku kusuruh meremas-remas payudaraku dan Toni sangat bernafsu sekali. Aku bergerak semakin lama semaki cepat, tanganku memegang paha adikku untuk tumpuan. Beberapa saat kemudian, nafas adikku mulau memburu dan gerakannya mulai tidak karuan, kadang memegang pantatku, kadang meremas payudaraku, dan aku tahu kalau Toni sudah hampir sampai dan berusaha menahannya.

"Akh.. Mbak.., aduh... Toni mau keluar Mbak..!"
"Tahan Ton.., Mbak sebentar lagi akhh..!"
Semakin kupercepat gerakanku, aku mulai liar. Kuremas dadanya dan saat kurasa kenikmatan itu, aku menekan tubuh adikku, dan tubuhku menjadi tegang sambil kuremas paha adikku.
"Toni nggak tahan lagi Mbak... akh... Mbak, Toni keluar Mbak akhh..!"
Pantatnya terangkat ke atas seperti ingin menusuk kewanitaanku dan kurasakan semprotannya yang cukup keras beberapa kali di dalam rahimku. Begitu juga denganku, otot kemaluanku menekan batangnya dan kurasakan liangku semakin basah, baik oleh cairanku ditambah mani adikku yang menyemprot sangat banyak di lubang senggamaku.

Tubuh kami basah oleh keringat, dan kemudian kupeluk tubuh adikku menikmati sisa-sisa kenikmatan tadi. Nafas adikku mulai teratur dan kurasakan batang kemaluannya mulai mengecil di liang kewanitaanku, namun pantatku masih tetap bergoyang di atas tubuhnya.
"Mbak, enak sekali.., makasih ya Mbak, baru pertama kali ini Toni merasakan nikmatnya tubuh perempuan dan nikmatnya melakukan hubungan badan."
"Mbak yang harusnya makasih sama kamu, ternyata adik Mbak cukup hebat walau baru pertama kali, tapi Mbak sangat puas sekali dan Mbak pengen sekali lagi, bolehkan Ton..?"
"Wah.., Toni juga mau Mbak..!"

Kucabut batang kejantanannya dari lubang kewanitaanku dan kembali kurasakan orgasme saat mencabutnya. Batang kemaluan adikku sudah mengecil sekarang, tapi tetap telihat gagah. Toni lalu duduk di pinggir kursi dan aku kemudian menjilati batang kejantanannya, Toni kembali mendesah, "Ssshhh.., enak Mbak..!"
Tangannya membelai rambutku dan kadang meremas payudaraku. Aku kembali terangsang dan batang kemaluan Toni dengan cepatnya kembali tegak dan kokoh. Aku lalu lari dan menceburkan diriku di kolam renang, Toni menyusul setelah membuka celana renang yang masih tertinggal di lututnya. Di kolam kembali kami berciuman, tapi sekarang Toni kubiarkan lebih agresif. Sambil duduk di tangga kolam, diciuminya bibir dan leherku, kemudian dihisapnya puting payudaraku.

Kemudian kurasakan Toni berusaha memasukkan batang keperkasaannya, tapi selalu meleset. Aku hanya tertawa kecil, lalu kubantu dia. Kupegang batangnya dan kuarahkan ke kemaluanku. Toni hanya tertawa kecil dan kemudian dia menekan rudalnya ke sarangku. Toni lalu menggerakkan pantatnya dan memompa senjatannya keluar masuk liang surgaku, nafasnya juga mulai memburu. Aku menikmati tekanan yang diberikan Toni dan rasanya nikmat sekali.
"Akh.., enak sekali Ton, yang keras Ton..! Akh..!"
"Akhh Mbak.., kita pindah di kursi ya..? Di sini nggak enak."
Toni lalu mengangkat tubuhku, kulingkarkan kakiku di pinggangnya sehingga aku masih bisa bergerak walaupun Toni berdiri dan berjalan ke arah kursi tempat kami tadi.

Di baringkannya tubuhku, lalu Toni mulai memompa batang kejantanannya lagi, semakin lama semaki cepat. Aku mengimbangi gerakakn Toni dengan mengerakkan pantatku ke kiri dan ke kanan, kadang kuremas-remas pantat adikku yang kenyal. Nafas Toni mulai tidak teratur.
"Lebih cepat Ton.. akh..!"
"Mbak.., Toni mau keluar Mbak, akh..!"
Gerakan Toni semakin cepat, dan saat kulihat tubuh Toni mulai mengejang, kulingkarkan kakiku di pinggangnya. Toni menekan dan memasukan batang kemaluannya lebih dalam lagi.
"Akh.., Mbak, Toni keluar Mbak, akhh.., Mbak.. ngeakhh..."

Tubuhnya lalu rubuh di atas tubuhku. Tanpa mengeluarkan burungnya, kusuruh Toni berbalik dan aku mulai menggerakkan pantatku di atas tubuhnya. Batang kemaluan Toni memang mengecil, tapi lama-lama mulai mengembang lagi. Aku bergerak tidak karuan di atas tubuhnya, sampai beberapa saat kemudian aku orgasme, kupeluk erat-erat tubuh Toni. Setelah agak tenang, karena aku tahu kalau Toni belum keluar, kemudian aku turun dan mengulum batang keperkasaannya. Toni menggerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dan kadang menusuk ke dalam mulutku. Selang beberapa waktu kemudian, batang kemaluannya seperti mengembang di dalam mulutku.
"Akh.., Toni keluar Mbak.. akhh..!"
Maninya menyembur di dalam mulutku dan kutelan semuanya, kemudian kami berpelukan dan berciuman. Tanpa sadar kami tertidur di kursi, kepalaku kurebahkan di dadanya dan tubuhku di atas tubuhnya.

Sore hari kami dikejutkan oleh suara klakson mobil dan kami buru-buru bangun. Aku memakai bajuku yang berserakan di pingir kolam dan Toni buru-buru mengambil celana renangnya dan berlari ke kamarnya. Saat makan malam, kakiku mengeranyangi kakinya dan jari kakiku menekan batangnya yang mulai mengembang. Kedua orang tuaku sedikit keheranan dengan kelakuan kami, tapi mereka tidak pernah tahu dengan apa yang telah terjadi di antara kami. Malamnya seusai makan malam aku langsung masuk kamar, begitu juga Toni. Tengah malam aku terbangun karena Toni menciumi bibirku dan malam itu kami melakukannya lagi.

Sejak saat itu, secara sembunyi-sembunyi kami melakukannya, bahkan setelah aku menikah dengan pacarku, kami pun masih sering melakukannya, terutama saat suamiku sedang dinas keluar kota. Rahasia ini sampai sekarang masih kami pegang dan bahkan cinta gelap kami ini membuahkan putra pertamaku yang sekarang sudah berusia 9 tahun.

Saat pernikahan Toni aku memberikan sebuah hadiah. Setelah malam pengantinnya, kami melakukannya di gudang belakang rumah saat semua orang sudah terlelap. Toni bilang walaupun istrinya sekarang masih gadis, tapi tidak ada yang menyaingi aku. Makanya suamiku sangat betah di rumah karena servisku yang sangat memuaskan, tanpa tahu kalau aku selingkuh dengan adik kandungku sendiri.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
(˘̀^˘́҂)ҧ Design by uncensored8 | By Maling Durjana DMCA_logo-200w Pelacur Gratis Fast loading | Sexy Analytic (˘̀^˘́҂)ҧ