Warung Bebas

Tuesday, February 26, 2013

Cerita Panas Mesum Dengan Penjaga Villa

Cerita Panas Mesum Dengan Penjaga Villa - Ardi (23) dan pacarnya Lina (21) masih sama2 menempuh kuliah disebuah perguruan tinggi negeri terkenal dikota Malang.”Anjrit Di, pacar lo bener2 Toge Pasar dech..hahaha”, hampir semua teman2 Ardi bilang seperti itu. Ya Lina memang memeliki dada dan pantat yang bisa dikatakan montok. 

Cerita Panas Mesum Dengan Penjaga Villa
 Cerita Panas Mesum

Cerita Panas Mesum Dengan Penjaga Villa - Tidak heran Banyak teman Ardi yang berpendapat seperti itu. Setiap hari tertentu mereka sering menginap disebuah villa (atau lebih tepatnya losmen karena bentuknya yg seperti kamar2 kontrakan) favorit mereka didaerah wisata S********* dibilangan kota Batu.

Tanpa sadar setiap mereka menginap di villa itu ada sepasang mata yang selalu mengawasi mereka terutama Lina. Sebut saja Joko (45) suami dari Tarni (37) perawat villa yang biasa mengantarkan handuk bersih dan sabun setiap ada tamu yang datang. Joko berkerja sebagai penjaga gerbang divilla itu. Dan Joko sangat hafal hari dan jam berapa Ardi dan Lina datang. Sore itu Tarni sudah berkemas2 karena ada keluarganya yang sakit di Surabaya. Namun karena ada tamu datang dia ingin menyiapkan keperluan tamunya dulu. Disinilah niat jahat Joko muncul, Karena sebenarnya Joko sudah lama terpesona dengan kemolekan tubuh Lina. Ketika Tarni hendak mengantarkan keperluan tamunnya dengan sigap Joko menghentikannya “Bu’e berangkat saja…nanti kemaleman dijalan, biar saya saja yang mengantarkan keperluan tamu”, ujar Joko. “Baiklah pa’e..titip rumah sama villa ya..bu’e sama Tole (anak laki2nya) paling cuma pergi 2hari”, dan tidak lama setelah itu Tarni pulang kerumah yang memang berada dibelakang villa untuk kemudian pergi. Joko pun tersenyum lebar mendengar ucapan Tarni.

Sementara itu didalam kamar Ardi sedang memeriksa kado yang memang sudah dibawanya. Hari itu Lina memang sedang berulang tahun dan Ardi bermaksud ingin memberikan kejutan kepada Lina.
” Yank aku punya kado special niy buat kamu ” sambil menunjukan sebuah bungkasan kecil kepada Lina. ” Apa itu Yank…? ” Tanya Lina sambil tersenyum. ” Wah tapi ada saratnya nih “. Jawab Ardi.
” Apa sih saratnya? kamu bikin penasaran aja dech” ujar Lina. ” Mata kamu harus ditutup dulu dan jgn dibuka sampai aku yang bukain “. ” OKe..!! “jawab Lina bersemangat. Setelah menutup rapat mata Lina , Ardi berniat memasangkan cincin ketika Lina sedang bugil,
dan mereka dikelilingi lilin2 ketika bercinta. Ketika sedang asik dengan lili2nnya Ardi terkejut mendengar suara pintu kamar mereka diketuk. ” Sebentar ya yank itu paling Bu Tarni nganterin anduk sama sabun ” ujar Ardi. Mendengar ucapan Ardi, Lina hanya menganggukan kepalanya.

Sempet kaget juga pas membuka pintu yang mengantarkan bukannya Bu Tarni tapi malah Pak Joko. “Loh kok malah Bapak yang nganterin ??”, tanya Ardi bingung. “iya mas istri baru saja menjenguk sodaranya yang sakit diSurabaya, karena takut kemalaman makanya biar saya saja yang mengantarkan”, jawab Joko ramah. Ketika sedang memberikan handuknya, tiba2 saja Joko langsung mendekap tubuh Ardi yang memang lebih kecil dari belakang. Lalu leher bagian belakang Ardi dipukul dan seketika itu pula Ardi pingsan. Sebenarnya letak villa itu jauh dari keramaian dan sedikit terpencil, namun agar tidak menggangu aksi busuknya Joko mengikat tangan dan kaki Ardi juga tidak lupa menyumpal mulut Ardi dengan kertas dan diplester. Setelah merasa cukup aman Joko mengunci pintu dan mendudukan Ardi disebuah kursi yang dihadapkan kespring bed. Ketika melihat Lina yang duduk diranjang dngn mata tertutup Joko tampak senang ” Wah gak perlu susah payah ngentot nih anak, pasti dia pikir saya pacarnya ” ucap Joko dalam hati. ” Yank kok lama sih surprisenya?? ” tanya Lina semakin. ” Apa Surprise ?”. Senyum Joko semakin mengembang.

Joko Cuma diam dan dia langsung menghampiri Lina lalu coba membuka resleting jaketnya. Joko sangat terkejut setelah menanggalkan jaket Lina, Karena ternyata dia langsung bisa melihat dua bukit kembar sebesar jeruk bali hanya ditutupi bra sedikit trasnparan bewarna merah. Joko membantu Lina berdiri, karena yakin itu Ardi Lina mulai membuka bra dan jeans ketatnya. Joko pun semakin melenelan ludah dalam2 dan setengah tak percaya apa yang sedang dilihatnya. “mimpi apa aku semalem?” pikir Joko. Lina coba meranggkul dan mencium Joko karena dia pikir itu Ardi. Tapi buru2 Joko menahan bibir mungil Lina “ssssssssttttttt,,,,,,”. Lina pun terdiam. Joko menuntun Lina berbaring diranjang dan mengikat kedua pergelangan tangannya diujung ranjang. Lina terlihat pasrah sambil berucap, “aduuh yank kok pake diiket2 segala sih, langsung kesurprisenya aja dong aku dah gak tahan nih…”. Mendengar suara Lina yang manja Joko langsung memulai menjilati kaki Lina yang sengaja tak diikatnya, “ sssshhh geli yank “ Lina mendesah merasakan ada lidah yg mengjilati seluruh kakinya. Desahan Lina semakin menjadi ketika lidah Joko mulai mengarah kepaha dan selangkangan. Lidah Joko sempat terhenti didepan m***k yang masih terbungkus G-string. Joko sedikit menggeser dan mulai memainkan lidahnya dibibir vagina Lina. Sesekali lidahnya dimasukan dalam2 ke m***k yang memang jauh lebih wangi dibandingkan milik istrinya. Lina sedikit kaget ketika jari yang lebih besar mulai dimasukkan kedalam lobang nikmatnya. Tapi Lina hanya bisa menikmati perlakuan “terus yank..lebih dalam lagi”. Ujarnya semakin lirih karena birahinya mulai memuncak. Hampir 10 menit Joko menjilat klirotis dan mengocok m***k Lina ketika tiba2 seluruh badan Lina menegang dan menyemburkan cairan kewajah Joko. Tubuh Lina masih lemas karena orgasme pertamanya ketika Joko bangun dan membuka seluruh pakainnya.

Tamparan keras menyadarkan Ardi . “ Hey bodoh jgn pingsan aja, kamu harus liat pacar kamu bakal ketagihan ngerasain rudal saya yang besar ini…hahaha”. kalimat itu yang dibisikan Joko ketelinga Ardi. “ Hhmmmmppphhhh”. Cuma itu yang bisa Ardi ucapkan. Ardi sempat terpaku ketika melihat ukuran k****l Joko yg 3x lebih besar dibanding miliknya. Tampak pas dengan badan kekar dan hitamnya. Tapi Ardi hanya bisa menggoyang-goyangkan kursi sambil mengeluarkan suara2 aneh dari mulutnya yang terhalang plester. Tampak wajah penuh penolakan melihat sebentar lagi wanita yang sangat dikasihinya akan digenjot oleh pria lain yang memiliki konti 3x lipat lebih besar dari miliknya. Ardi hanya bisa pasrah menyaksikan peristiwa itu.

Ardi hanya bisa melihat dari samping ranjang dengan tangan dan kaki terikat serta mulut yang disumpal ketika Joko mulai menaiki ranjang melepas penutup terakhir di tubuh Lina. Joko melirik sambil tersenyum kearah Ardi ketika rudal miliknya digesek-gesekkan kevagina Lina yang memang baru dicukur. “ Ssssshhh Yank ayo dimasukin aku udah gatel banget nih “. Desah Lina. Joko yang memang sudah sangat bernafsu mulai mencoba memasukan k****lnya perlahan, baru topi bajanya yang masuk bibir vagina & klirotis Lina sudah ikut tertarik kedalam . 4 sampai 5 kali dorongan barulah seluruh k****l Joko menghilang ditelan m***k sempit Lina.” aaaaaacchh “, erangan panjang dari mulut Lina. Dia sangat bingung kenapa konti Ardi bisa jadi sangat besar , “apa ini surprise dari Ardi…? “ pikir Lina. Yang jelas ada sensasi yg jauh lebih nikmat dirasakan Lina ketika k****l yang jauh lebih besar menyundul mulut rahimnya seakan2 tidak ada tempat lagi dilobang vaginanya. “ Kok bisa lobang sesempit itu dimasukin konti sebesar itu???”, pikir Ardi. Joko yg memang jauh lebih pengalaman coba memainkan birahi Lina. Sambil memejamkan mata dia hanya mendiamkan k****l besarnya dilobang Lina. Dan saat merasa Lina sudah mulai bisa menerima barulah Joko memaju mundurkan pantatnya pelan2. “aaachh sssshh”,hanya suara itu yang bisa Lina ucapkan. Joko pun makin bersemangat mendengarkan desahan2 Lina. Melihat adegan ini tanpa sadar Batang Ardi menegang. Karena belum pernah Ardi melihat Lina digenjot pria lain didepan matanya.

Hampir 20 menit tubuh putih mulus Lina digarap Joko. Lina tampak lemas karena selama ditunggangi Joko sempet 2x Lina orgasme. Ardi sampai terheran2 karena biasanya Lina jarang bisa orgasme. Apalagi sering kali Ardi sudah keburu keluar ketika Lina baru mau sampai. Mengetahui Lina melemah Joko menghentikan gerakannya. Ada rasa lega tapi juga kehilangan dirasakan Lina ketika k****l Joko dicabut dari lobangnya. Memahami kelelahan Lina , kedua puting mungil Lina dihisap dalam2 oleh Joko. Lidah Joko perpetualang keseluruh dada dan leher Lina. Sambil sesekali Joko memasukan kepala k****lnya ke lobang Lina. Terlihat bekas merah bekas cupangan Joko didaerah dada dan leher Lina. Menerima serangan ini birahi Lina kembali naik . “Yank masukin lagi ya” , ucapan terakhir Lina karena ketika Joko kembali menggenjot m***k sempit Lina hanya rintihan dan erangan yang keluar dari bibir Lina. 5 menit berselah Joko masih terlalu perkasa sampai akhirnya terpikir oleh Joko untuk membuka penutup mata Lina agar dia tau bahwa yang sebenanya sedang menungganginya bukan pacarnya melainkan Lelaki biadab bernama Joko. Sambil menghisap puting Lina , Joko coba membuka kain yang digunakan untuk menutup matanya. “Paaachh ooch jaanggannh’’, Lina tak percaya apa yg sedang terjadi. Dihadapannya ada Bapak2 tua yg sedang mengerjainya. “ampuuunnhh paaacckh , suudaaahh “, pinta Lina memelas. Saat matanya menatap Ardi tak berdaya ada rasa sedih tapi rasa itu berubah menjadi nikmat saat k****l Joko terus menghujam vagina yang selama ini hanya diberikan kepada Ardi.

Lina juga kagum merasakan keperkasaan Joko karena sudah hampir 1 jam Lina digarap Joko belum ada tanda2 Joko mau mengeluarkan spermanya malahan Lina terus mengalami orgasme beruntun. “ ssssshhhh aaaccch suuudaaah paaakkhh “, sesekali ucapan itu keluar saat serangan rudal raksasa milik Joko terus menerus diterimanya. Sebenarnya Lina juga menikmati pergumulan itu hanya saja di selalu memalingkan wajahnya dari hadapan Ardi yang dari tadi memperhatikan mereka. Lina masih menjaga perasaan Ardi.

Lagi2 Lina hampir mencapai puncak begitupun Joko, mengetahui hal itu Joko mempercepat gerakannya, tak hanya itu Joko juga membuka ikatan tangan Lina. “aakkuu keeeluuarrh paakhh” , Teriak Lina. “ Iyaaa Saayaangg akkuu juuggaa..aaachhhh “. Dan yang membuat Ardi sangat tercengang melihat kejadian itu , dimana tangan Lina yang sudah tidak terikat menekan erat2 pantat Pak Joko seakan tau mau melepasnya ketika cairan hangat menyembur dari m***k sempitnya. Disaat yang sama Joko menumpahkan begitu banyak sperma di liang vagina Lina, hal yang belum pernah dilakukan Ardi sebelumnya karna takut Lina hamil. Tapi memang birahi Lina yang sudah tidak terkontrol lagi Lina sudah tidak peduli akan hal itu. Ardi berpikir Lina juga menikmati perlakuan Joko terhadapnya. Dan yang lebih membuat Ardi cemburu sekaligus marah ketika sadar atau tidak Lina melumat Joko dengan penuh mesra dan tanpa paksaan layaknya suami istri yang kelelahan setelah habis2an bertarung diranjang. Setelah rudal Joko mulai mengecil barulah dia menariknya dan bangun. Lina tampak sangat kelelahan . “ Nak cantik sekarang ayo kita mandi dan jangan melawan kalau masih mau selamat “ ujar Joko dengan nada mengancam. Lina sempat melihat Ardi dan bilang “ sorry honey “. Ardi pun hanya pasrah melihat Lina digiring kekamar mandi yang ada sudut kamar. Dan Ardi hanya bisa membayangkan apa yang bakalan terjadi disana.

Akal bulus Joko tidak berhenti sampai disitu sesampainya dikamar mandi Joko teringat ucapan Lina tentang Surprise akhirnya dia coba menghasut Lina. “ maaf ya cantik, saya sebenernya tidak mau melakukan hal ini ke wanita baik2 seperti kamu”. Ujar Joko coba mempengaruhi Lina. “ Tapi sebenarnya semua ini rencana pacar kamu itu. Dia meminta saya menjalankan kemauannya untuk membuat kejutan kepadamu”. “Pacarmu bilang dia pengen ngeliat kamu dientot lelaki lain”. Joko memperjelas lagi. “ Apaaa…!! Jadi ini scenarionya Ardi. Sial betul dia, memang aku cewe apaan..” Lina naik darah mulai terhasut kebohongan Joko. “ Baiklah klo itu mau nya, dia akan melihat semuanya.” Ucap Lina lagi.

Lina yang emosi karena tipuan Joko berubah menjadi binal. Dia membuka pintu kamar mandi dan menarik Joko disudut kamar mandi. Dari arah itu Ardi dapat melihat dengan sangat jelas Lina dan Joko saling bertukar lidah sambil berpelukan mesra. Ardi pun semakin binggung melihat perubahan sikap Lina itu. Lina yang tadinya pendiam dan sempat iba melihat Ardi berubah menjadi binal dengan tatapan matanya seakan ingin menunjukan sesuatu kepada Ardi. “ aaachhh enakkhh sayaaanghh “ ringis Joko keenakan ketika lidah Lina mulai menjalar keleher dan menghisap puting hitam Joko. Tidak berhenti sampai kesitu jilatan Lina mulai turun keselangkangan Joko. K****l besar itu mulai dihisap Lina, walau terlihat agak kesulitan tapi batang Joko bisa dihisapnya dalam2 sambil sesekali jilatannya diarah kan ke buah pelir Joko dengan lihai.

Joko menarik Lina berdiri dan membalik tubuh sexy Lina menghadap ke pintu. Joko jongkok dan mulai menghisap rakus kemaluan Lina. “ Yaa sayaanggh isaaaph teerrruuuzz sshhhh”, racau Lina mulai bangkit lagi birahinya. Joko mulai kesetanan dia berdiri dan mulai memasukan batangnya kevagina Lina. “ sssshhh ooohhh” Desah Lina saat seluruh batang Joko dimasukkan. Joko mulai menggenjot sambil tangannya meraba dan memutar2 kedua puting Lina dari belakang. “plok plok plok plok” terdengar suara dua kelamin yang beradu. “k****l muuu enaaak sayaangg…teruuuzz entooot akuu…”. Joko tidak bisa menjawab karena tiba2 Lina menengok kebelakang dan langsung menyambar bibir Joko. Lina yang birahinya sudah tak beraturan menahan gerakan Joko dan melepaskan kemaluaannya, kemudian menyuruh Joko duduk diclosed dan menaiki batang perkasa Joko. Bak penunggang Rodeo Lina bergoyang sangat liar.

15 menit berselang Joko mencoba berdiri sambil menggendong Lina dengan k*****l yang masih menancap. Dan tanpa aba2 Joko menutup pintu kamar mandi untuk kemudian kembali mengerjai Lina sepuas hatinya. Ardi penasaran akan apa yang terjadi didalam sana. Hanya jeritan kenikmatan Lina dan Joko yang bisa didengar Ardi. Selama 40 menit didalam sana Ardi sempat mendengar beberapa kali Lina berteriak histeris menandakan lagi Lina mendapat orgasme beruntun dan terakhir Joko melenguh panjang. Ardi baru bisa bernafas lega ketika jeritan2 tadi menghilang dan hanya terdengar suara kucuran shower menandakan 2 insan didalamnya sedang mandi bersama layaknya kekasih yang sedang kasmaran.

Joko dan Lina sudah berlilitkan handuk sekeluarnya dari sana. Lina menggandeng tangan Joko dan bilang “ sayang abis ini kita makan dulu yuk, aku laper nih…” ajak Lina manja. Joko menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Kemudian mereka berpakaian , Lina sama sekali tidak melirik kearah Ardi seakan-akan hanya ada Lina dan Joko diruangan itu. Akhirnnya Ardi hanya bisa mendengar pintu ditutup dan suara motor yang mulai menjauh meninggalkannya sendiri. Udara kota Batu yang dingin membuat Ardi tertidur.

2 jam berselang Ardi masih tertidur diposisinya semula. Sampai akhirnya Ardi terbangun dan melihat Joko berjongkok membelakanginya sambil bibirnya menjelajahi seluruh kemaluan Lina yang duduk dipinggir ranjang sambil tangannya menjambak rambut Joko. Menyadari korbannya terbangun Joko menghentikan aktifitasnya. “ Sayang aku mau liat dong , seberapa kuat laki2 sialan ini “. Lina tersenyum seolah tau kemaun Joko dengan sigap Lina pun membuka celana Ardi dan langsung memasukan batang Ardi yang memang sudah berdiri melihat adegan Lina dan Joko barusan. Tanpa komando Lina mulai bergoyang dipangkuan Ardi. Lina merasakan hambar karena batang Ardi memang tidak seperkasa milik Joko.

15 detik bertahan akhirnya Ardi mengeluarkan spermanya. Lina semakin mempercepatnya kocokannya tapi tersadar karena k****l Ardi tiba2 menciut dan keluar sendiri dari lobang Lina. Sambil berdiri Lina membersihkan vaginanya dengan handuk. “ Ach bikin kotornya aja nih..!!! emang dasar cowo loyo…!!!”, Lina marah2. Sambil tersenyum puas Joko mengampiri Ardi , “Hey tolol Cuma segitu kemampuanmu ?”. bentak Joko
“ Sekarang kamu liat bagaimana seharusnya memperlakukan wanita secantik ini” ucapnya terhadap Ardi.
Merasa tersanjung Lina pun memeluk mesra tubuh kekar Joko seraya berucap,
“ Ach sayang kamu bisa aja, ayo kita mulai lagi…aku dah gak tahan disodok punyamu yang perkasa ini, gak kaya punya cowo sialan itu…LOYO …!!!sambil menggengam batang Joko. Ardi Cuma semakin lemas dan pasrah mendengar ucapan Lina tadi.

Sepanjang malam itu Lina dan Joko menumpahkan birahinya diatas ranjang tentunya dihadapan Ardi. Semua posisi dicoba oleh Joko . Entah berapa kali Joko sudah memuncratkan spermanya divagina sempit itu. Sedangkan Ardi juga berulang kali mendengar jeritan histeris dari Lina saat mendapatkan orgamse. Barulah sekitar pukul 3 pagi Lina tertidur dipelukan Joko. Ardi dapat melihat Joko dan Lina yang tidak berbusana ketika tertidur sambil berpelukan mesra layaknya suami istri yang kelelahan setelah bertarung habis-habisan diranjang. Ardi hanya bisa terdiam menyaksikan kejadian itu dan akhirnya Ardi pun tertidur tanpa bisa berbuat apa-apa.

Cerita Panas Mesum Dengan Gadis Bernama Ani

Cerita Panas Mesum Dengan Gadis Bernama Ani - Cerita Mesum Paling Asik dan jangan lupa sebelumnya saya sudah posting cerita dewasa dan semoga membantu sobat cerita kali ini, Sebagai keluarga dari kalangan atas, menghabiskan waktu liburan berbintang lima di Nusa Dua Bali bukanlah masalah bagi keluarga Helena. Selama beberapa hari Helena menghabiskan waktu liburan dengan suami dan dua orang anaknya disana. Setelah beberapa hari, suami Helena mengajaknya untuk ke Lombok.

Cerita Panas Mesum Dengan Gadis Bernama Ani


Cerita Panas Mesum Dengan Gadis Bernama Ani - Tapi dengan alasan Helena merasa bosan dengan tempat itu, juga perjalanan dengan kapal fery yang yang cukup makan waktu, maka Helena menolak ajakan suaminya itu. Akhirnya suami dan kedua anaknya segera menuju Lombok tanpa Helena. Helena, 30 tahun, walau sudah punya anak dua orang tapi penampilan dan gayanya mirip dengan layaknya gadis kota masa kini. Wajah sangat cantik, putih, dan tubuh sintal selalu membuat lelaki manapun akan tertarik. Salah satu nilai lebih dari rumah tangga Helena adalah kebebasan yang diberikan suaminya kepada Helena untuk boleh bergaul atau jalan dengan siapa saja asal Helena selalu jujur kepada suaminya itu. Hal ini terjadi karena suaminya sangat tahu akan libido Helena yang sangat tinggi hingga suaminya agak kewalahan dalam melayani kebutuhan seksual Helena.

 Dan nilai lebih dari Helena adalah kejujuran kepada suaminya bila dia jalan dan main dengan pria lain. Pagi itu di restoran hotel, ketika Helena sedang makan pagi.. "Hei..!", terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di pundak Helena. "Hei, Ani.. Abiem.. Pak Randi..", sahut Helena senang ketika melihat mereka bertiga. "Mana suamimu?", tanya Ani. "Sedang ke Lombok dengan anak- anak", jawab Helena. "Duduklah di sini, temani aku makan..", kata Helena. Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Ani dan Abiem adalah teman bisnis suami Helena di Jakarta, sedangkan Randi adalah seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga Helena. Randi dikenalkan kepada keluarga Helena oleh Ani dan Abiem dulunya. "Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik", ajak Abiem kepada Helena. "Entahlah..", kata Helena.

"Loh kenapa? Ayolah Bu Helena, kita sekali-sekali bergembira bersama", kata Randi ikut menyela sambil tersenyum menatap Helena. "Ikutlah, Helena.. Masa cuma aku seorang ceweknya..", kata Ani. "Baiklah kalau begitu.. Aku ikut", kata Helena sambil tersenyum. "Kamu tinggal di kamar berapa?", tanya Abiem kepada Helena. "Aku di suite room..", kata Helena sambil menyebutkan nomor kamarnya. "Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..", kata Ani sambil menyebutkan nomor kamar mereka. "Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?", tanya Helena. "Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..",

 kata Abiem. "Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door, Ni?", kata Helena kepada Ani. "Iya? Berarti kita bisa kumpul- kumpul nih..", kata Ani girang. "Oke deh, Helena.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?', ujar Abiem. "Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..", kata Abiem lagi. "Baiklah. Kalian pada mau kemana?", tanya Helena. "Kami ada keperluan dulu. Bye..",

kata Ani sambil bangkit diikuti Abiem dan Andi, lalu mereka pergi. Malamnya, dengan memakai T-shirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, Helena berangkat dengan mereka ke diskotik. "Kita minum dulu deh agar hangat", kata Abiem sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada Helena. "Okay.. Siapa takut..", kata Helena sambil meneguk minumannya. "Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.", kata Helena kepada Abiem. Abiempun segera menuang lagi minuman ke gelas Helena yang sudah kosong. "Jangan terlalu banyak, Helena.. Nanti kamu jadi hot, loh..", kata Ani sambil tertawa. Mereka tertawa- tawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ. "Turun, yuk..", ajak Randi kepada Helena. "Ayo..", kata Helena sambil bangkit. Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol.

Akhirnya Ani dan Abiem serta Helena dan Randi melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Helena dan Randi saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu. "Mmhh..", Helena mendesah hampir tak tedengar ketika dadanya bersentuhan dengan dada Randi. Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido Helena yang tinggi, puting susu Helena mengeras dan makin mengeras ketika dadanya bersentuhan dengan badan Randi. Gairah Helena bangkit karenanya. Tapi Helena masih bisa menahan dirinya.

Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Helena benar-benar menikmati malam itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anak-anaknya. Sampai ketika waktu menunjukkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel. "Kita ngobrol di kamar saja, yuk?", kata Abiem. "Okay.. Nanti aku buka connecting door-nya", kata Helena sambil berlalu menuju kamarnya. Sementara Ani, Abiem dan Randi masih duduk-duduk di lobby.

 Sesampai di kamar, Helena segera membuka connecting door-nya, lalu dia ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban. "Ah, masih pada di bawah barangkali..", pikir Helena sambil merebahkan badannya di ranjang. Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga. Akhirnya helena memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit. "Hei.. Sorry kami kelamaan..", suara Ani yang tiba-tiba masuk kamar mandi mengagetkan Helena yang baru saja memakai kimono. "Abiem dan Randi di ruang tengah..", kata Ani lagi sambil agak sempoyongan.

 "Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol disini..", kata Ani lagi. "Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?", bisik hati Helena. "Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi", terdengar suara Abiem memanggil. Akhirnya mereka berempat lagi- lagi meneguk bergelas alkohol yang dibawa Abiem. "Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..", hati Helena berbisik ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhnya. Terasa oleh Helena buah dada serta puting susunya mulai mengeras lagi, sementara memeknya terasa berdenyut basah menahan gairah..

 "Aku akan hirup udara segar dulu..", kata Helena sambil bangkit agak terhuyung menuju teras. Dihirupnya udara malam dalam-dalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhnya yang mulai menggoda imannya. "Ohh..", tiba-tiba terdengar suara Abiem mendesah keras dari dalam. Helena segera melongokan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi. "Oh my God!", batin Helena ketika melihat apa yang terjadi. Gairah dan denyutan memeknya semakin terasa menggoda. Di depan matanya, Helena melihat bagaimana Ani berciuman dengan suaminya di kursi sambil tangannya mengocok kontol Abiem yang sudah tegak. Celana Abiem hanya di buka dan diperosotkan sebatas pahanya saja. "Ohh..

Cepat hisap kontol aku, bitch!", kata Abiem kepada Ani. Dengan serta merta Ani menurunkan kepalanya, lalu dengan segera kontol Abiem sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan. "Ooh..", desah Abiem ketika lidah Ani menjilati kepala kontolnya sambil batangnya tetap dikocok tangan Ani. "Apa yang harus aku lakukan?", batin Helena ketika melihat kontol Abiem yang basah di jilat dan dihisap mulut Ani. Gairahnya semakin memuncak. Dengan mata agak nanar terus dilihatnya Ani dan Abiem. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh Helena ketika Randi menempelkan tubuhnya dari belakang.

 Tangan Randi menyusuri kaki Helena dari betis sampai paha lalu naik ke pantat Helena yang belum sempai memakai pakaian dalam sejak selesai mandi tadi.. "Hei! Pak Randi ngapain?!", kata Helena kaget sambil menepis tangan Randi dari pantatnya. "Kita sama-sama tahu sama-sama mau kan..", kata Randi sambil mendekati Helena. Helena segera menghindar dan berlari menuju kamarnya melewati Ani dan Abiem yang sedang asyik melakukan oral seks. Ani dan Abiem sampai kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat Helena melintas. Di dalam kamarnya Helena masih bingung dan teringat akan oral seks Ani dan Abeim serta perlakuan Randi kepadanya.

 Sebetulnya gairah Helena sudah sangat memuncak saat itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatinya. "Ada apa, Helena?", tiba-tiba Ani masuk kamar dan menghampiri Helena yang masih berdiri. "Entahlah, An.. Aku.. Aku aku tak tahu..", kata Helena sambil melepas kimono lalu segera memakai celana dalamnya. Tapi ketika Helena akan memakai memakai Bra, tiba-tiba Ani memeluknya dari belakang hingga Helena tidak jadi memakai Bra tersebut. "Ayolah Helena, kita nikmati malam ini..", bisik Ani ke telinga Helena. "Mmhh..", desah Helena ketika tangan Ani mengusap seluruh badannya.

Usapan dan belaian tangan Ani kembali mengobarkan gairah Helena yang sempat surut. "Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?", bisik Ani lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada Helena dari belakang. "Ohh..", desah Helena sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Ani ketika memainkan dan memelintir puting susunya. "Mmhh.. Ohh..", desah Helena makin keras ketika lidah dan bibir Ani menyusuri telinga,

 tengkuk dan lehernya sembari tangannya tetap meremas dan memainkan puting susu Helena. "Nikmati saja malam ini..", bisik Ani sambil membalikan badan Helena dan merebahkannya di ranjang. "Oww..", jerit lirih Helena ketika lidah dan bibir Ani menciumi dan menjilati buah dada serta puting susunya. "Aniihh.. Oohhsshh..", jerit Helena makin keras ketika jari Ani masuk ke celana dalam dan menggosok memeknya. Tubuh Helena menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan gairah yang tertahan sebelumnya. "Kamu menyukai ini?", bisik Ani sambil lidah dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang dipakai Helena.

 "Ohh.. Anniihh..", jerit Helena ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika lidah Ani dengan liar menyusuri belahan memeknya. "Ohh Ani.. Enakkhh", desah Helena waktu lidah Ani menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya. "Anniihh.. Akku.. Keluarrhh..!", jerit Helena sambil menggelinjang dan mendesakan kepala Ani ke memeknya ketika ada semburan hangat terasa di memeknya yang disertai rasa nikmat yang luar biasa. Ani tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir Helena. "Aku baru kali ini merasakan bercumbu dengan wanita.. Ternyata memuaskan..", bisik Helena sambil sesekali mengecup bibir Ani. Ketika Helena dan Ani saling lumat bibir, terasa oleh Helena ada tangan yang menjamah, membelai dan meremas pelan buah dadanya. "Sayang, kamu layani si Randi..", Abiem menyuruh dan menarik tubuh Ani dari atas tubuh Helena.

"Kamu menyukai permainan istriku, Helena?", kata Abiem yang sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh Helena serta mulai menciumi leher lalu turun ke buah dada Helena. "Jangaann!! ", teriak Helena sambil meronta menjauhkan wajah Abiem dari buah dadanya. Tapi Abiem dengan cepat memegang kedua tangan Helena, lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu Helena. "Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..", rintih Helena diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika lidah Abiem bisa memberikan rasa itu.

 Apalagi ketika kontol Abiem yang tegang dan tegak mengesek-gesek memeknya yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Abiem turun ke perut, turun lagi hingga mencapai memeknya, Helena kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatinya menolak diperlakukan demikian. "Jangannhh, Biem..!", jerit lirih Helena ketika Abiem mulai mengarahkan kontol ke lubang memeknya. Ani-pun yang sedang asyik disetubuhi Randi, sempat menghentikan persetubuhannya lalu bangkit dan mencoba memegang kontol Abiem agar tidak menyetubuhi Helena. "Sudah! Kamu nikmati saja kontol si Randi sana!", kata Abiem aga keras sambil mendorong tubuh Ani.

 "Sudahlah, Ani.. Sini!", kata Randi sambil menarik dan merebahkan tubuh Ani di karpet lalu kembali menyetubuhi istri temannya itu. "Ohh..!", terdengar desah Helena ketika kontol Abiem masuk ke memeknya lalu dengan kasar dan cepat Abiem menggenjotnya. "Jangan, Biemm.. Lepaskan aku!", jerit lirih Helena di sela rasa sakit dan nikmat ketika kontol Abiem keluar masuk memeknya. "Fuck you, bitch!", kata Abiem sambil mengangkat satu kaki Helena dan di tahan oleh pundaknya. "Ohh.. Memekmu nikmat, Helena..", kata Abiem sambil memompa kontolnya lebih dalam dengan posisi demikian. "Ohh.. Mmhh..", desah Helena sambil terpejam. Rasa sakit yang ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.

"Bagaimana rasanya, sayang..", terdengar suara Ani di samping Helena ketika Ani mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang. "Kamu nikmati saja malam ini, Helena.. Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini..", Randi menyela sambil mengenjot memek Ani dalam posisi menungging. "Mmhh.. Sshh.. Ohh", Helena hanya menjawab dengan desahan pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Abiem dengan ganas mengeluarmasukkan kontol ke memeknya. "Ooww.. Ohh..!", terdengar suara Helena menjerit sambil memegang tangan Abiem dengan kencang.

 Sementara tubuhnya menggeliat serta mendesakkan memeknya ke kontol Abiem dan menggoyangnya dengan cepat. "Serr! Serr! Serr!", kembali memek Helena mengeluarkan air mani yang menyembur hangat di dalam memeknya. "Ohh.. Fuck you! Fuck you!", kata Abiem sambil menggenjot kontolnya makin cepat dan makin cepat. "Crott! Croott! Crott!", air mani Abiem menyembur banyak di dalam memek Helena. "Oohh..!!", desah Abiem sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh Helena. Helena hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh alkohol yang masih ada membuatnya tak mempedulikan lagi keadaan disekelilingnya.

Yang sempat terdengar oleh telinga Helena adalah teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut Ani dan Randi yang sedang asyik bersetubuh di depan suami Ani sendiri. Mata Helena sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di memek Helena yang membuat memeknya berdenyut- denyut hingga Helena tertidur.. Helena tertidur sampai siang hari dalam kedaan telanjang bulat. Tubuhnya tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehnya ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh molek tergolek di ranjang. "Eh.., maaf, Bu..

Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam", kata petugas kebersihan tersebut. "Tidak apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..", kata Helena sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat. Setelah petugas itu keluar, Helena hanya bisa merenungi apa yang terjadi semalam. Helena sendiri merasa heran, dirinya tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas dirinya begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu kasar pada dirinya pada akhirnya.. Helena memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah sampai sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang dirasakan semalam.. Ingin rasa hati Helena menceritakan hal ini kepada suaminya, tapi pertentangan batin terjadi dalam hatinya karena hal ini menyangkut kepada teman-teman baik suaminya. Bahkan terbersit keinginan Helena untu

"Cerita Sex" Makin Asik Aja 2

"Cerita Sex" Makin Asik Aja 2 - Dari bagian 1 Sekarang jam menunjukkan pukul tujuh malam. Aku masuk kedalam mobil dan duduk dibelakang tapi tidak di kursi melainkan dilantai mobil. Mereka juga kembali memborgol dan menutup mataku. Nyonya Lina membuka penutup mulutku.cerita mesum Dalam keadaan itu aku disuruh untuk menjilati vagina Nyonya Lina. Aku menuruti kemauannya, aku jilati vaginanya dan Nyonya Lina memegangi kepalaku agar terus menjilati vaginanya. cerita sex dewasa.

"Cerita Sex" Makin Asik Aja 2
 Cerita Dewasa

"Cerita Sex" Makin Asik Aja 2 - Aku terus-menerus menjilatinya vaginanya termasuk klitorusnya menjadi santapan aku waktu itu. Semua itu terjadi sampai kira-kira lima belas menit dan Nyonya Lina terus menerus mendesah dan mengerang keenakan. Mobil Nyonya Lenny sudah dilengkapi dengan alat peredam suara sehingga suaranya tidak akan terdengar keluar. Tak lama kemuadian aku merasa ada cairan yang keluar dari vaginanya. Lalu Nyonya Lina Semakin Menekan kepalaku dan menuruhku untuk buka mulut dan meminum cairan yang keluar dari vaginanya.

Terdengara suara decap- depap anatara vagina dan mulutku. Aku menjilati dan menelan semua cairan yang keluar dari vaginanya. Memang rasanya aneh dan asing bagiku. Ada rasa asin dan bercampur dengan rasa aneh bagiku. Tapi aku meminum dan menalan semuanya sampai habis. Nafas Nyonya Lina semakin memburu dan terlihat dia senang dan puas. Sesudah Nyonya Lina, lalu rantai yang aku kenakan ada yang menariknya. Rupanya yang menariknya adalah Nyonya Lola yang seorang Waria. Aku disuruh untuk menjilati penisnya dan meminum sperma yang nantinya akan keluar.

 Aku masukkan penisnya kedalam mulutku. Sesekali Nyonya Lola Mendesah penuh nikmat terhadap hisapanku terhadap penisnya. Sesekali Nyonya Lola juga menyryhku untuk menjilati lubang anusnya. Semula aku tidak mau, tapi kepalaku ditekan ke lubang anus dan aku mendapat cambukan dan tamparan karena tidak menurut. Nyonya Lola semakin keenakan mendapat jilatan di anus dan hisapan pada penisnya. Gerakan hisapan semakin aku percepat saja. Dan tidak lama kemudian Nyonya Lola menekan kepalaku, rupanya ia mencapai klimaks. Cairan spermanya kental dan masuk kedalam mulutku dan aku terpaksa menelannya. Hampir sama rasanya, memiliki rasa manis-manis asin. "Rupanya kamu pintar ya, ha.. Ha.. Ha.. Dan enak kan rasa cairannhya ha.. Ha.. Ha.." kata mereka kepadaku. Sesudah itu aku terdiam saja dan suasana menjadi hening. Mungkin Nyonya Lina dan Nyonya Lola tertidur. Karena perjalanan yang jauh menuju puncak di Villa milik Nyonya Lenny. Aku sendiri tidak tahu ada dimana dan tidak berdaya dalam ikatan borgol, tetapi penisku masih tegak berdiri karena adanya ikatan yang kuat dan pengaruh obat kuat yang diberikan oleh Nyonya Lenny. Tak lama kemudian terdengar mesin mobil dimatikan.

Berarti sudah sampai di villa Nyonya Lenny. Udara sangat dingin waktu itu. Penutup mataku dibuka dan aku disuruh berjalan merangkak layaknya seekor anjing. Tapi lain untuk kali ini. Karena mereka menunggangi aku seperti kuda. Jadi aku harus mengantarkan mereka satu persatu dari mobil menuju villa tersebut Sambil sesekali aku dicambuk dan punggungku ditetesi lilin. Setelah mengantarkan mereka bertiga aku sungguh kelelahan. Sesudah sampai disana terlihat mereka bertiga kelelahan, karena dua dari mereka baru saja mencapai klimaks dan Nyonya Lenny sudah kecapaian karena menyetir. Lalu mereka membawa aku ke ruang belakang dan memasukkan aku kedalam kandang yang sempit, mungkin hanya sebesar 2,5cm x 2 cm saja. Tapi sebelumnya aku sudah diberi semangkuk susu dan sepiring roti yang dihancurkan kecil-kecil. Tentu saja aku hanya bisa makan dan minum menggunakan mulut dan lidahku saja. Lalu mereka

meninggalkanku sendiri sambil makan. Nyonya Lenny mengatakan bahwa makanan itu harus habis bila ia lihat besok. Tanganku tetap diborgol kebelakang, jadi aku tidak bisa berbuat banyak, tapi tetap aku berusaha menghabiskan roti dan susu tersebut. Setelah habis separuh makanan tersebut, Nyonya Lenny menghampiri aku dan memasukkan tiga butir obat kuat kemulutku. Dan aku menelannya dengan segelas susu pemberian Nyonya Lenny. Lalu mereka meninggalkan aku sampai besok pagi. Aku pun berusaha untuk tidur. Tapi sulit tetapi aku tetap berusaha untuk memejamkan mata. Keesokkan paginya aku di bangunkan oleh Nyonya Lenny dengan kasar.

 Nyonya Lenny mengedor pintu kandang yang terbuat dari besi dengan mengunakan kayu sehingga mengeluarkan bunyi suara besi yang nyaring. Hal itulah yang membuat aku bangun. Melihat masih ada sisa sedikit makanan tadi malam, Nyonya Lenny marah dan mencambuk aku serta menendang pantat aku. Aku jadi sedikit terjatuh. Dan Nyonya Lenny memakiku, "Dasar Anjing Kau!!" kata Nyonya Lenny. "Hari ini kamu makan Cuma sekali dan hanya setengah porsi dari kemaren!!"

katanya lagi. "Itu semua karena ulah perbuatanmu sendiri, Anjing," kata Nyonya Lenny. Lalu Nyonya Lenny menarik rantai kekang leherku menuju ke kamar mandi. Dia melepaskan pengikat leher, rantai kekangku dan juga taili yang mengikat penisku, tapi dia tidak membuka borgol tanganku. Lalu datang Nyonya Lina dan Nyonya Lola. Mereka menyuruhku untuk buka mulut dan meminum air kencing mereka. Aku terpaksa harus menuruti kemauan mereka.

Aku dibaringkan di lantai kamar mandi. Mereka mengencingi wajahku, sebagian besar dari air kencing mereka masuk ke dalam hidung dan mulutku dan terpaksa aku menelannya. Rasanya sangat berbau pesing dan asin. Setelah itu mereka bertiga memandikan aku dengan banyak sabun dan busa, sambil sesekali mereka mengocok penisku tapi tidak sampai klimaks. Mereka beriga sangat kompak dalam membagi tugas dalam memandikan aku. Pertama Nyonya Lina Menyabuni Badanku dan memainkan puting susuku. Nyonya Lenny Menyabuni penis dan kakiku kebawah sambil sesekali mengocok. Sedangkan Nyonya Lola menyabuni punggungku dan kadang- kadang memainkan anusku. Mereka melakukan itu semua sambil berganti- ganti tugas. Sedangkan aku hanya diam dan sesekali mendesah keenakan.

 "Ah.. Akh.. Akh.." Melihat aku hampir klimaks mereka berhenti dan menguyur tubuhku air dingin dari shower. Sangat dingin sekali, karena udara pagi dan air daerah puncak yang terkenal sangat dingin. Setelah bersih dari busa mereka secara bergantian menjilati penisku dari mulai pelir dan penisnya termasuk kepala penis. Nyonya Lola menjilati lubang anusku. Sedangkan Nyonya Lenny asik dengan penisku. Aku sungguh sangat menikmati perlakuan itu. Sebagi lelaki sungguh aku sangat senang dan menikmatinya, sangat nikmat. "Akh.. Akh.. Oh.. Uu.. Ahh.."

 Akhirnya tidak lama aku keluar didalam mulut Nyonya Lenny, Crot.. Crot.. Crot.. Aku merasa muncrat banyak sekali ke dalam mulut Nyonya Lenny. Lalu Nyonya Lenny membagi spermaku kepada Nyonya Lola dan Nyonya Lina. Tidak hanya itu Nyonya Lenny juga membagi spermaku sedikit denganku. Dia memasukkan ludahnya yang bercampur sperma kedalam mulutku. Nyonya Lenny membekap mulutku sehingga aku tidak bisa membuangnya dan aku menelannya. Lalu Nyonya Lola menghisap penisku dan membersihkan sisa-sisa sperma yang ada. Setelah itu mereka kembali membersihkan tubuh dan pensiku.

Lalu Mereka mandi secara bersama-sama. Sedangkan aku hanya berdiri di pojok kamar mandi sambil memperhatikan kegiatan mereka. Mereka kadang-kadang melakukan adengan lesbian. Ada yang menjilat, menghisap, dan berciuman satu dengan yang lainnya. Setelah bersih mereka berganti pakaian serba hitam dan ketat. Lalu mereka menjemput aku dari kamar mandi. Lalu dipasangkan kembali rantai kekang di leherku. Mereka mengiring aku menuju kamar tidur mereka. Kamar tidurnya sangat luas dan besar. Juga ada kamar mandi didalamnya.

Ada ranjang yang sangat besar dan dipinggir-pinggir di keempat sisi ranjang ada borgol masing- masingnya. Jadi jumlahnya ada empat borgol. Lalu mereka melepaskan borgol tanganku dan melepaskan rantai kekang leherku. Mereka merebahkan aku di ranjang besar tersebut. Ranjangnya sedikit besar, jadi tangan dan kakiku sedikit tertarik dengan borgo tersebut. Sekarang tubuhku sudah berbentuk huruf X dan aku kembali tidak berdaya kali ini. Tangan dan kakiku sulit untuk digerakkan karena keempat borgol sudah mengunci erat-erat tangan dan kakiku. Setelah memborgol aku,

mereka menutup mataku dengan kain berwarna hitam. Sekarang aku sudah tidak berdaya lagi dalam keadaan yang gelap gulita. Mereka memasangkan sebuah penjepit pada kedua ujung puting susuku, lalu menjepitkan tiga buah penjepit disekitarnya. Mereka juga menjepit kulit penisku yang masih dalam keadaan terikat dan masih tegak berdiri. Mungkin kira-kira ada lima atau enam penjepit di daerah penisku. Aku hanya bisa merintih kesakitan dan melenguh panjang untuk menahan sakit. "Akh.. Akh.. Akh.. Uh.. Sakit..,"

 kataku kepada mereka. Tapi mereka malah membentak, memarahi, dan mentertawakan aku. Mereka puas melihat aku seperti itu tidak berdaya. Lalu mereka mengambil dan meneteskan lilin panas yang besar ke arah puting susuku, dada, perut, ketiak, dan pahaku. Semua tubuhku terasa terbakar dan aku sangat kepanasan. Tapi itu belum berakhir, lalu lilin-lilin panas tersebut diarahkan ke selangkanganku dan yang paling utamanya adalah bola pelir dan penisku.

 Mereka meneteskan beberapa tetes cairan lilin panas ke arah bola pelirku kira-kira tiga puluh tetes. Selain itu, mereka juga meneteskan kepala penisku dengan cairan lilin panas. Aku keperihan dan keskitan sekali sambil berteriak dan mengerakkan pinggulku tidak karuan. Setelah puas dengan lilin dan tubuhku, mereka menarik semua penjepit yang ada ditubuhku dengan kasar. Tentu saja aku berteriak sejadi-jadinya waktu itu. Sejenak kira-kira lima belas menit mereka meninggalkan aku. Karena waktu itu jam sudah menunjukkan jam tiga sore. Mereka sudah menyiksaku kira-kira lima jam sedari pagi. Semua kejadian itu secara terus menerus terjadi kepadaku. Selama satu minggu aku disiksa secara sadis.

 Selama satu minggu pula aku tidak pernah berpakaian dan diberi makanan layaknya seekor anjing. Pada hari terakhir aku diajak untuk berkeliling tapi masih dalam keadaan telanjang. Lalu aku disuruh turun dijalan raya yang sedikit ramai. Lalu aku disuruh mereka menyeberang dalam keadaan telanjang. Aku sungguh malu waktu itu. Tapi apa boleh buat, semua aku lakukan dengan pasrah. Lalu setelah naik ke mobil aku dibawa pulang ke jakarta kembali karena kedua teman Nyonya Lenny sudah akan kembali ke kotanya masing-masing. Aku ikut mengantar tapi hanya di mobil karena aku masih belum berpakaian alias masih telanjang bulat. Setelah mengantar kedua temannya, Nyonya Lenny kembali ke mobil.

Dan Nyonya Lenny menyuruhku untuk menyetir mobilnya dalam keadaan masih telanjang. Aku menurut dan langsung mengemudikan mobil. Di dalam mobil, Nyonya Lenny mengocok dan mengoral penisku. Selama perjalanan yang memakan waktu kurang lebih dua jam, Nyonya Lenny mengoral dan mengocok penisku dengan kasar. Selama perjalanan aku sudah mencapai klimaks tiga kali. Aku sungguh lelah waktu itu. Kejadian itu sampai sekarang masih teringat dalam ingatan aku. Sampai sekarang aku masih menjadi sopir Nyonya Lenny sekaligus menjadi budak sex Nyonya Lenny.

Nyonya Lenny sering menyuruhku untuk menari telanjang, memuaskan Nyonya Lenny maupun Nyonya-Nyonya lain teman Nyonya Lenny. Selain itu aku juga harus memuaskan Nyonya Lenny baik dalam BDSM maupun dalam sex normal saja. Karena aku tidak diperbolehkan untuk pulang kampung ataupun berhenti bekerja. Karena Nyonya Lenny memiliki foto dan video telanjang aku. Selain itu juga, aku masih memiliki pinjaman yang belum aku lunasi.

 Setiap melakukan hubungan sex pasti Nyonya Lenny merekam dan memotretku. Selain itu, setiap mencapai klimaks aku harus meminum cairan Nyonya Lenny. Tetapi Nyonya Lenny juga menyukai cairan spermaku, yang katanya bisa buat obat awet muda. Terima kasih telah membaca ceritaku. Mohon kasih tanggapan yang positif dan negatif atas cerita aku ini. E N D

=> Bagian 1

"Cerita Sex" Makin Asik Aja 1

"Cerita Sex" Makin Asik Aja 1 - Sebelumnya saya bercerita perkenalkan, aku adalah seorang pria yang sebut saja Reno dengan umur 28 tahun. Aku merupakan pria yang memiliki wajah lumayan ganteng dan tubuh yang kekar dengan tinggi 185 cm dan berat 81 kg. Tetapi pengalaman ini telah terjadi 3 tahun yang lalu saat aku masih berusia 25 tahun. Pengalaman yang aku alami sangat menyakitkan karena aku diperbudak oleh tiga orang nyonya yang haus sex sekaligus. Bukan hanya satu hari, dua hari atau tiga hari saja,


"Cerita Sex" Makin Asik Aja 1 - tetapi dalam wakti satu minggu atau tujuh hari. Cerita bermula ketika aku baru datang dari daerahku di daerah Sulawesi. Waktu aku datang, aku tidak memiliki pekerjaan yang pasti dan uang yang aku bawa hanya pas-pasan. Paling-paling uang tersebut hanya bisa untuk makan tiga hari saja. Aku memberanikan diri datang ke Jakarta karena kata temanku mendapat pekerjaan di Jakarta mudah asal mau melakukan apa saja semua bisa diatur. Ketika hari sudah malam dan sepi, mungkin sekitar pukul 9 malam. Aku sudah tidak tahu mau kemana lagi. Tiba- tiba saja ada seorang wanita naik mobil Mercy menghampiri aku. Menanyakan keadaan aku, siapa namaku, dan asal aku. Dari penampilannya dia terlihat baik, anggun, cantik, sopan, dan sekitar berumur 36 tahun. Dia adalah Nyonya Lenny. Setelah sedikit kenal aku tahu bahwa dia seorang janda tanpa anak.

Dia tinggal di daerah Pondok Indah. Dia adalah seorang Direktris dari sebuah Perusahaan Swasta terkenal di Jakarta. Aku diperbolehkan tinggal di rumahnya. Dan aku bekerja sebagai supir pribadinya. Tanpa test apapun aku diterimanya bekerja. Untunglah kataku, karena aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi termasuk uang. Di rumah Nyonya Lenny aku diberi makan dan pakaian yang layak. Sedangkan barang-barang yang aku bawa sudah dibuang seluruhnya atas perintah Nyonya Lenny.

 Karena ia suka pada kebersihan rumah dan seseorang. Ya aku tidak memikirkannya, karena semua sudah diberikan oleh Nyonya Lenny. Barang-barangku tidak penting, hanya sebuah baju, celana, dan celana dalam yang kupakai. Sedangkan yang kubawa tertinggal di Stasiun Kereta waktu aku datang. Aku merasa beruntung karena bertemu dengan Nyonya Lenny. Aku sudah bekerja dengan Nyonya Hanna selama 2 bulan berjalan. Hari ini aku disuruhnya menjemput dua orang temannya di Bandara. Mereka datang dari daerah Bandung dan akan menginap kurang lebih selama satu mingguan di rumah Nyonya Lenny. Setelah aku mengantar Nyonya Lenny ke kantor, aku langsung menuju ke Bandara untuk menjemput kedua temannya. Aku tidak kesulitan menemukan mereka, karena aku sudah memiliki foto-foto mereka. Dari foto terlihat mereka seorang Nyonya-nyonya yang cantik dan muda.

 Yang satu bernama Lola dan yang satu bernama Lina. Lalu mereka aku antar langsung ke tempat Nyonya Lenny di kantornya. Mereka banyak mengobrol dan melepas kangen mereka. Setelah diberitahu oleh Nyonya Lenny ternyata yang bernama Lina berumur 34 tahun dan bekerja sebagai Kapten pada sebuah kantor kepolisian. Lola adalah seorang waria yang bekerja pada sebuah salon kecantikan dan berumur 30 tahun tanpa operasi, jadi masih memiliki penis tetapi Nyonya Lola memiliki payudara, makanya dia disebut waria. Nyonya Lenny juga berpesan agar aku juga menuruti perintah kedua nyonya temannya itu, seperti aku mematuhi perintah Nyonya Lenny.

Aku hanya bisa patuh dan tentunya mengiyakan. Hari ini aku diberitahukan bahwa Nyonya Lenny harus dijemput pukul lima tepat. Sedangkan para karyawan lain pada hari ini dipulangkan lebih cepat pada pukul 3 sore. Mungkin sekitar pukul 4 sore sudah tidak ada karyawan lagi selain Nyonya Lenny dan kedua temannya, yaitu Nyonya Lina dan Nyonya Lola. Selama dua jam mereka berbincang-bincang serius dan sepertinya akan merencanakan sesuatu dalam jangka panjang. Tapi apa rencana mereka aku sendiri tidak tahu. Karena aku pikir itu bukanlah urusan aku. Itukan urusan para Bos-bos besar. Sedangkan aku hanya seorang supir. Setelah pukul lima tepat aku sudah sampai di kantor Nyonya Lenny. Dari luar terlihat sepi,

karena tidak ada satu mobil pun di luar. Hanya lampu di ruang kerja Nyonya Lenny saja yang masih menyala, sedangkan yang lainnya sudah dipadamkan. Lalu aku menuju ruang kerja Nyonya Lenny dan mengetuk pintu. Lalu terdengar suara "Silakan Masuk!!" kata Nyonya Lenny. "Selamat Sore, Bu," kataku menyapa Nyonya Lenny. "Apa yang harus saya lakukan, Bu?" tanya aku kepadanya. "Hari ini kamu harus patuh kepada kami" dengan nada suara yang sedikit membentak. "Baik, Bu saya akan patuh kepada ibu" Mendengar kataku mereka bertiga malah tertawa terbahak-bahak. Lalu Nyonya Hanna menyuruhku untuk menandatangani sebuah kertas yang aku sendiri tidak tahu apa isinya. Karena aku sedikit takut, aku langsung saja menandatangani surat tersebut secara langsung.

"Bagus sekali!!" katanya sambil mereka tertawa senang Ha.. Ha.. Ha..!! Setelah aku menadatangani surat yang sah karena diatas materai, mereka menyuruhku untuk membaca surat yang baru saja aku tanda tangani tadi. Betapa terkejut dan kagetnya aku. Didalam surat tersebut menuliskan aku harus sanggup dan tanpa paksaan harus melayani keinginan dan kepuasan sex mereka berdua tanpa batas. Surat ini dibuat tanpa paksaan karena aku masih memiliki setumpuk hutang-hutang yang harus aku lunasi.

Dalam surat itu juga menuliskan kalau aku seorang budak mereka yang harus patuh. Hatiku jadi menjerit tapi pasrah atas tindakan dan sikap mereka. Memang aku dalam bekerja dua bulan ini sudah meminjam beberapa kali kepada Nyonya Lenny untuk memeberikan uang kepada orangtuaku yang sakit dan untuk membiayai sekolah dua orang adikku. "Nah, Sekarang kamu buka siapa-siapa lagi. Kamu adalah budak sex kami. Karena kamu punya banyak hutang," kata Nyonya Lenny kepadaku.

 "Iya, Bu" kataku pelan dan pasrah. "Kau memang penurut. Lagi pula kalaupun kau tidak mau, apa yang bisa kau perbuat. Semua yang kau miliki sekarang adalah milikku. Kau tidak punya apa-apa lagi, termasuk baju dan celana kamu, bahkan celana dalam kamu pun milikku. Ha.. Ha.. Ha..!!" Mereka tertawa penuh kemenangan. "Ya, Bu saya akan patuh pada perintah ibu." "BUKAN IBU!!" bentak Nyonya Lenny, "Sekarang kamu harus memanggil kami dengan sebutan NYONYA" "Kamu mengerti!!" bentak Nyonya Lenny Lagi. "Baik, nyonya," kataku pelan.

 Permainan akan segera dimulai. Aku hanya pasrah. Walaupun aku memiliki tubuh yang kekar dan atletis aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadap mereka. Karena aku takut dan harus patuh kepada mereka. Walaupun aku mau lapor ke polisi juga susah karena Nyonya Lina adalah Seorang Kapten Polisi yang terkenal Killer. Permainan segera dimulai. Baik sekarang, "Buka baju kemejamu!!" bentak Nyonya Lenny. Aku segera membuka kancing kemeja yang aku kenakan. Mereka sangat menyukai tubuhku. Karena tubuhku atletis dan kekar. Dada dan perutku terawat dengan baik,

 apalagi aku juga dibiayai untuk fitness oleh Nyonya Lenny agar aku sehat dan bugar dalam menyetir. Setelah aku telanjang dada, lalu Nyonya Lenny menyuruhku untuk melepas sepatu dan kaos kaki yang aku kenakan dan jam tanganku juga aku lepaskan. Lalu Nyonya Lola yang waria menyuruhku untuk membuka celanaku. Tapi aku hanya diam saja dan tidak menghiraukannya. Tapi aku malah mendapat marah dari Nyonya Lenny dan dia melempar aku dengan sebuah spidol yang ada diatas mejanya. "Kamu harus patuh pada temanku, Nyonya Lola," bentak Nyonya Lenny.

 "Sekarang lepas celana panjangmu!!" "CEPAT!!" bentak Nyonya Lenny. Melihat aku melepas celana panjangku, Nyonya Lola tertawa bahagia penuh kemenangan. Sekarang aku hanya mengenakan celana dalam saja yang berwarna putih. Mata mereka tertuju kearah tubuh dan penisku yang masih terbungkus dengan celana dalam yang masih kukenakan. Lalu Nyonya Lina menghampiriku dan memelintir tanganku ke belakang. Lalu Nyonya Lina mengeluarkan borgolnya dan memborgol kedua tanganku ke belakang. Sedangkan Nyonya Lola mengambil gunting dan mengunting celana dalam yang aku kenakan. Sekarang aku sudah dalam keadaan polos tidak ada sehelai pun yang ada di tubuhku.

 Mereka puas dan tertawa melihat aku dalam keadaan bugil. Semua pakaianku disita oleh Nyonya Lenny dan dimasukkan dalam lemari besi pada ruangannya. Lalu aku di dudukkan di kursi dalam keadaan tangan di borgol dan mata ditutup dengan sehelai kain. Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan kepadaku. Tiba-tiba ada yang memegang penisku. Rupanya salah satu dari mereka sedang mencukur bulu kemaluanku. Kini bulu kemaluanku pun sudah bersih, kini aku tidak memiliki bulu lagi disekitar penis.

Lalu penisku juga dicengkram dan dikocok-kocok dengan kuat. Hampir saja aku keluar, tapi semua itu dapat kutahan sementara. Penisku kini sudah tegak, tegang, dan memerah. Lalu mereka mengikat penisku dimulai dari bola pelir. Mereka ikat secara terpisah dan diikat keduanya secara bersama dengan disatukan. Begitu juga dengan kepala penisku, mereka ikat dengan pengunakan bahan dari karet sehingga kepala penisku benar-benar terikat dengan kuat. Sehingga penisku tidak mau melemas. Selain itu mereka juga memberikan aku obat kuat berupa tiga butir yang harus aku minum.

Mungkin hal itu yang membuat penis aku dapat tegang lama. Dan mereka mengatakan bahwa aku harus minum obat ini sehari dua kali sebanyak tiga butir. Lalu mereka menjepit kedua puting susuku dan dihubungkan pada tali di kepala penisku. Aku benar-benar tidak berdaya dan pasrah karena tanganku masih diborgol dan mataku masih tertutup kain. Seketika mereka membuka tutup mataku dan juga borgolku. Lalu mereka menyuruhku bergaya dengan beberapa gaya. Aku pun menurut. Lalu kilatan lampu blitz memancar kearah aku. Mereka memotret aku dalam keadaan seperti itu. Mereka memotretku dengan kamere digital dan juga merekam dengan handycam. Akupun diancam tidak boleh macam- macam, karena foto-foto bugil aku akan disebar jika aku bertindak macam- macam. Termasuk mereka juga akan menyerahkan fotoku kepada keluaragaku di kampung. Mendengar itu,

 aku semakin menuruti semua keinginan mereka. Kini aku duduk sambil berlutut, karena hanya seperti itu hak dan tempatku sekarang. Sekarang aku dipakaikan kalung anjing lengkap dengan rantai pengiringnya. Selain itu mereka juga membungkam dan menutup mulutku alat penutup yang menyerupai bola, sehingga mulutku terbuka. Lalu aku disuruh merangkak layaknya seekor anjing. Setiap gerak- gerikku sudah terekam baik dalam foto maupun kamera. Sekarang mereka membawa aku keluar kantor dengan menarik rantai pada leher aku. Aku berjalan di depan mereka,

sesekali mereka menendang dan mencambuk pantatku dan pnggungku sewaktu aku berjalan lambat ataupun terlalu cepat. Kami berjalan menuju mobil yang sudah kuparkir. Keadaan kantor sudah sepi dan aman termasuk ruang parkir hanya ada mobil Nyonya Lenny saja. Karena satpam juga sudah diperbolehkan pulang sejak jam tiga tadi. Ke bagian 2

=> Bagian 2

Cerita Panas Anak SMA | Cerita Sex Hot

Cerita Panas Anak SMA - Sejak aku duduk di bangku SMA, aku selalu meraih ranking pertama dalam tiap semester, sikapku agak pendiam dan pemalu karena waktu itu mungkin diantara seluruh murid akulah yang termiskin, Walau demikian tidak sedikit teman sekelasku yang wanita mendekatiku, yah mungkin untuk sekedar nyontek kalau ulangan, diantara sekian banyak cewek, ada yang sangat menarik perhatianku, namanya Jenny, julukannya TOGE PASAR (TOket GEde PAntat beSAR).

http://18atas.blogspot.com/2012/09/cerita-panas-anak-sma.html


Cerita Panas Anak SMA - Kulitnya putih bersih, Rambutnya dipotong cepak seperti lelaki, selalu di jelly sehingga kelihatan basah dan seolah memamerkan lehernya yang jenjang dan mulus putih, bibirnya pun selalu diberi lipgloss, bodynya luar biasa seksi, lelaki manapun pasti akan tergiur dengannya, apalagi tiap sekolah selalu memakai rok diatas lutut, praktis Jenny menjadi idola di sekolahku, Pria bagaikan semut yang berebut gula, namun aku tak tahu Jenny malah sering mendekatiku yang secara fisik, materi dan lain-lain yang aku punya, jauh dibawah teman-teman priaku, mungkin hanya sedikit kecerdasan yang jadi andalanku.

Memang keakrabanku dengan Jenny kian hari kian erat, aku sering kerumahnya membantu menjelaskan pelajaran-pelajaran dari sekolah, Nah waktu di rumahnya Jenny selalu mengenakan kaos tanpa lengan dan celana pendek, Sehingga saat itu aku yang belum pernah tahu arti seks dan sedang dalam gairah yang tinggi, dibuatnya ngaceng terus, apalagi kalau pas nerangin pelajaran kadang kulitnya yang halus bersentuhan, Senjataku pasti langsung meronta-ronta didalam celanaku.

Pernah waktu itu aku datang dia masih tiduran dikamarnya, aku yang sudah akrab dengan keluarganya langsung saja masuk ke kamarnya, dan pemandangan indah yang tidak pernah aku lupakan seumur hidupku, saat itulah aku pertama kali melihat paha mulus seorang wanita sampai pangkalnya, bulu ketiaknya sangat hitam dan lebat, karena posisinya waktu tidur itu hanya mengenakan celana dalam dan BH saja, Buah dadanya yang besar menyembul sebagian karena BH-nya tidak mampu menutupi seluruhnya, kakiku sampai gemetar menyaksikannya, Senjataku terasa mau memuncratkan sesuatu, sayang waktu itu imanku masih kuat, aku bergegas menutup kamarnya, dan berlari ke kamar mandi, aku langsung mengeluarkan senjataku yang kaku dan mengocoknya sambil membayangkan Jenny, tak lebih dari 5 menit, spermaku muncrat mengotori sebagian dinding kamar mandi.

Dari cerita-cerita Jenny, akhirnya aku tahu bahwa saat ini dia sudah punya pacar yang sudah sangat mapan, mobil punya, rumah punya, kerjanya sebagai manajer, hubungannyapun sudah termasuk serius, namun sayang ketika aku Tanya arti serius, Jenny tidak menjawab, malah mengatakan, aku masih kecil dan belum tahu apa-apa! Memang sih saat itu aku belum tahu apa-apa tentang seks, namun dari bacaan stensilan, juga film-film BF yang aku tonton, aku merasa sudah mahir dalam teori.

Keakrabanku makin erat kala Jenny memintaku memberikan les privat kepada adiknya yang masih SMP, namanya Elrika, Tipe-tipe orangnya sama dengan Jenny, hanya bodynya agak kurus. Jadi setiap pagi sebelum sekolah, aku harus memberikan private kepada adiknya, memang khusus matematika dan fisika, Elrika tergolong lemah, namun berkat kesabaran dan teknik mengajarku yang baik, aku berhasil membuat Elrika menyukai pelajaran fisika dan matematika, bahkan nilai-nilainya setelah aku pegang menjadi sangat baik.

Pagi itu, Kalau tidak salah hari Sabtu, seperti biasa aku memberikan privat kepada Elrika, Namun kali ini Jenny tidak ada, Mungkin sedang jalan-jalan dengan cowoknya, karena setahuku cowoknya Jenny libur kerja hari sabtu, memang cowoknya Jenny baik sekali, orangnya royal, meskipun agak pendek, tapi penampilannya selalu rapi.

Pagi itu ternyata jadwal pelajaran Biologi yang membahas tentang alat reproduksi pria dan wanita, Aku agak grogi juga neranginnya, apalagi Elrika selalu tersenyum nakal seolah menggodaku, wajahnya yang lebih manis dari Jenny memerah saat aku terangkan bahwa Penis adalah bagian vital tubuh pria yang berperan dalam memperoleh bayi, pada wanita disebut vagina. Tau bahwa aku grogi Elrika malah menggodaku.

“Kak, Rika belum pernah liat penis, Rika boleh lihat tidak?”

Aku tak bisa bayangkan betapa mukaku saat itu malu, namun tercampur dengan nafsu, Membayangkan itu penisku langsung saja berontak dalam celanaku, namun aku berusaha tenang.

“Memang Rika mau lihat penis siapa?” tanyaku.
“Penis kakak saja, kan kakak yang ngajarin Rika?”
“Berani juga nih anak!” pikirku, Aku yang sudah nekatpun tak kalah berani, kuusir perasaan malu dalam diriku.
“Kalau mau lihat di kamar mandi sekarang!” sahutku.
“Ah disini saja” jawab Rika manja.
“Nanti kalau ketahuan mama kamu gimana?”
“Biar saja, kan Rika lagi belajar!”

Aku sempat bingung dan ragu, Apakah Rika polos? Atau ingin menggodaku? Akhirnya dengan ragu-ragu aku keluarkan penisku yang sudah tegang dari celanaku.

“Nih, lihat baik-baik” kataku.

Rika mendongakkan kepalanya untuk melihat lebih jelas bentuk penisku, mungkin pandangannya terhalang oleh meja dihadapannya, Aku berdebar-debar menanti kelanjutannya..

“Kok lain ya sama anak kecil?”
“Rika boleh pegang, Kak?”

Aku hanya mengangguk, Elrika berdiri mendekatiku dan langsung menggenggam senjataku, aku merasakan nikmat yang luar biasa saat tangan Rika mengenggamnya, Rika pun aku lihat agak memerah mukanya..

“Kok keras ya Kak?”
“Oh ini namanya penis kakak sedang ereksi” terangku dengan nafas yang memburu

Untunglah atau mungkin tepatnya sialnya! Rika tak meminta lebih jauh, terpaksa pulang dari rumah Rika aku langsung ke kamar mandi menuntaskan hasrat yang belum tersalurkan.

Senin pagi, aku sudah siap untuk memberikan privat, namun ternyata Elrika nya tidak ada, Jenny bilang mungkin hari ini tidak les, karena ada keperluan mendadak, dan sekarang sedang pergi dengan mamanya.
“Ya udah, gua balik ya Jen?” pamitku
“Ntar dulu Yud, sini kita bicara ke kamar gua!”

Aku deg-degan, jangan-jangan Rika cerita peristiwa sabtu kemaren ke Jenny, namun aku berusaha setenang mungkin, setelah aku dikamarnya, tanpa basa-basi lagi Jenny pun menanyakan peristiwa kemaren sabtu, pas dengan dugaanku!

“Yud, kemaren bener loe ngasih unjuk penis loe ke adik gua?”

Aku jawab apa adanya dan aku jelaskan sejujurnya bahwa Rika lah yang meminta! Untunglah Jenny tidak marah, malah dia pesan kepadaku untuk berhati-hati dengan adiknya!, aku jadi bingung sendiri!

“Yud, sekarang kalau gua yang minta ngelihat penis loe boleh?” aku terkejutnya bukan main, aku pandangi wajahnya yang cantik, aku lihat tidak ada nada bercanda di sinar matanya,
“Memang kenapa Jen?” sahutku ragu
“Terus terang aja, gua penasaran, kata Rika penis loe gede, panjang lagi!” sahutnya tanpa malu-malu.
Aku jadi terbawa berani.
“Ah, bohong Jen, biasa aja!”
“Ya udah sekarang buka, gua mau lihat!”

Mungkin karena terbawa rasa takut, penisku tidak mau ereksi, aku keluarkan penisku yang masih loyo dihadapannya, ternyata reaksi Jenny cukup mengagetkanku.
“Wow, gede banget Yud!”
“Apanya yang gede, orang lagi tidur”
“Punya pacar gua aja kalau lagi bangun tidak sepanjang dan segede ini Yud! Suer!”
“Coba lu bangunin Yud!” pinta Jenny
Kali ini aku yang sudah bisa menguasai diri dari rasa takut, berbalik menggodanya
“Lu dong yang bangunin!” sahutku

Jenny diam, mungkin ragu, tapi tak lama, jari-jarinya yang lentik sudah menggenngam senjataku, tidak lebih dari 5 detik, senjataku langsung membengkak kaku dalam genggaman tangannya, aku perhatikan muka Jenny agak memerah, mungkin menahan gairah nafsunya,

“Yud, terus terang, gua udah kenal 3 kontol sampai sekarang!, dan kontol loe yang paling gede!” sambil bicara Jenny dengan trampilnya mengocok senjataku.

Aku merasakan nikmat yang luar biasa, aku mengerang tak sadar, dan tiba tiba saja Jenny memelukku, bibirnya yang sensual menerobos mulutku, Aku yang sudah dikuasai birahi pun tak kalah siap, Aku balas melumat bibir Jenny, lidah kami saling mendorong dan mengait, sementara tangan Jenny masih terus mengocok senjataku yang terasa semakin kaku dan membengkak, Sebenarnya aku sudah tak tahan ingin memuncratkan kenikmatan, namun aku ingat bahwa dalam cerita stensilan yang aku baca, aku sebagai lelaki tidak boleh keluar lebih dulu sebelum pasangan main kita keluar.

Aku lepaskan pelukannya, aku serang Jenny dengan imajinasi-imajinasi yang aku dapat dari cerita dan film, aku rebahkan Jenny dikasurnya, kini aku yang menyerangnya, Aku cium seluruh wajahnya, dari dahi, hidung, bibir, pipi, lehenya, dan telinganya, sambil saling melumat bibir Jenny membuka kemejaku, aku pun tak mau kalah, membuka kaos tanktopnya, apalagi melihat rimbunnya bulu ketiak Jenny, nafsuku semakin tak terbendung, satu persatu pakaian kami bertebaran dilantai, kini tubuh kami berdua bagaikan bayi, polos tanpa sehelai benangpun.

“Yud, tolong kunci pintu kamar dulu” pinta Jenny, suaranya agak serak mungkin karena terbawa gairah.

Setelah mengunci pintu kamar, Aku kembali menciumi seluruh tubuh Jenny, buah dadanya yang montok menjadi sasaran mulut dan jari-jariku, Tak puas-puasnya aku mencumbui seluruh permukaan tubuh Jenny, Aku keluarkan seluruh imajinasiku yang selama ini belum pernah tersalurkan, aku puaskan keinginanku tentang tubuh wanita, kekenyalan buah dada Jenny membuat aku betah berlama-lama di dadanya, Lidahku yang hangat mengecup puting buah dadanya yang masih merah, satu tanganku aku gunakan memilin puting buah dadanya yang satunya, sementara tanganku satu lagi menggosok-gosok memeknya yang sudah basah! Entah sudah berapa kali Jenny mengerang dan memintaku memaasukkan kontolku yang pentolnya sudah mengkilap oleh cairan nafsu! Namun aku belum puas, aku tak tahu berapa lama aku mencumbu dadanya, menciumi keteknya, apalagi menjilati memeknya! Akupun tak tahu berapa kali Jenny mengejang kaku melepaskan orgasmenya! Yang aku tahu aku harus selama mungkin mencumbunya! Memuaskannya, dan memuaskan seluruh keingintahuanku!

Setelah seluruh tubuh Jenny dari leher sampai ujung kaki penuh dengan bekas cupanganku, akhirnya aku baru memasukkan senjataku yang kaku ke dalam memeknya yang sudah basah, Beberapa kali aku gagal memasukkan kontolku, akhirnya Jenny menggenggam senjataku menuntunnya pada lubang yang benar sambil berkata, “Tekan sekarang, Yud!”.
Perlahan aku tekan kontolku, akhirnya sedikit demi sedikit aku merasakan pertama kalinya kontolku memasukki memek, sungguh nikmatnya luar biasa, Aku lihat Jenny yang sudah kelelahan kembali bergairah.
“Terus Yud!, tekan yang dalam!”

Aku mulai menggerakkan pinggangku seiring dengan keluar masuknya kontolku dalam celah sempit memek Jenny, Sekitar 5 menit aku memompa memek Jenny dengan nafsu, Aku berusaha keras semampuku menahan semprotan pejuku, tak lama Jenny mengapit pinggangku dengan dua pahanya yang gempal, matanya terbalik, dan tubuhnya mengejang disertai dengan jeritan kuat!

Mungkin Jenny sudah keluar pikirku! Aku langsung mempercepat pompaanku, kontolku terasa semakin membengkak dalam memek Jenny yang sempit, akhirnya akupun tak tahan, aku segera cabut kontolku dari memek Jenny (sampai mengeluarkan bunyi “Plop”) dan kusemprotkan cairan nikmatku diatas perutnya.. aku memejamkan mata menikmati seluruh rasa nikmat diseluruh tubuhku, aku takpeduli spermaku berhamburan sampai kebuah dada Jenny bahkan saampai ke mukanya..

“Gila, loe hebat banget, Yud!” Jenny menciumku mesra, aku yang baru pertama merasakan nikmatnya dunia, masih penasaran, Aku kembali melumat bibir Jenny dan meremas-remas lembut buah dadanya!
“Udah, Yud! Gua cape, lagian udah siang! Bentar lagi kan sekolah!”
aku lihat jam sudah menunjukan 11.30 berarti bentar lagi harus sekolah, aku ngalah, aku kenakan pakaianku kembali!
“Jen, terus terang gua baru pertama kali ngewe”
“Gua tahu, loe masih kaku tapi jujur, loe termasuk hebat!, cowok gua paling kuat 10 menit! Dan biasanya gua paling top sekali keluar! Bahkan sering tidak keluar! Tapi dengan loe tadi gua sampai 5 kali keluar!, dengkul gua sampai gemeter nih!”
“Tapi ada yang gua nggak suka dari loe! Besok-besok jangan bikin cupangan kaya gini! Ntar kalau ketahuan pacar gua gimana? Untung masih hari senin!”
Aku hanya mengangguk dan tersenyum..

Sejak itu keakraban aku dengan Jenny semakin tak terpisahkan, Di sekolah sudah tertanam image bahwa dimana ada Jenny pasti ada yudas! Aku bangga bisa memiliki Jenny meskipun aku tahu tidak mungkin 100%, Hari-hari yang aku lewati dengan Jenny semakin seru, tiada hari tanpa seks, bahkan pernah Jenny bicara dengan mamanya hanya dengan mengeluarkan kepalanya dari hordeng kamar, sementara aku dibelakangnya sedang asyik menusuk memeknya dengan gaya doggy.

Sunday, February 24, 2013

Cerita Mesum Selingkuh

Cerita Mesum Selingkuh - Tiba-tiba saat mereka sarapan itu aku dipanggil. Suaminya bilang padaku bahwa ia akan tugas keluar kota mungkin selama 2 minggu karena ada masalah di kantornya. Suaminya titip padaku untuk menjaga rumah dan istrinya padaku. Dengan patuh aku sanggupi permintaan suaminya itu. Dan sejak saat itu pun aku semakin bertambah tugas dengan memastikan keadaan majikan putri itu.

Cerita Hot 1 Hati 2 Cinta Seri 2
Cerita HOT


Cerita Mesum Selingkuh - Beberapa hari ini aku jadi kehilangan kesempatan untuk melihat aktifitas kamar majikan putri itu. Aku jadi susah tidur, padahal aku setiap hari sebelumnya selalu melihat aktifitas di kamar itu dan sempat bermasturbasi barulah aku tertidur. Memang aku akui di usiaku yang tidak muda lagi ini libidoku sering timbul. Namun kepada siapa aku akan menyalurkannya, sedang istriku di Sumatera bersama anakku.

Untuk memenuhi hasrat libidoku, pada malam yang dingin itu aku mengintip majikanku itu di kamarnya. Rupanya ia masih belum tidur dan hanya berbaring di ranjang. Tampaknya ia sedang merindukan belaian dari suaminya. Namun karena suaminya sedang tidak tidak ada ia menjadi kelihatan gelisah di tempat tidurnya. Aku memperhatikan Neng Shinta selalu menggeser geserkan guling di ranjangnya yang luas itu ke arah kemaluannya.

Aku tahu saat itu Neng Shinta ingin kehangatan. Apalagi hawa dingin AC di kamarnya membuatnya tampak kehausan. Tak lama kemudian kulihat tangan Neng Shinta mulai meraba-raba bagian selangkangannya dari luar gaun tidurnya yang sudah mulai awut-awutan dan menyingkapkan pahanya yang mulus. Aku jadi terangsang dan ingin melihat terus apa yang hendak dilakukannya.

Saat sedang asyik-asyiknya memperhatikan tingkah laku anak perempuan majikanku itu aku dikejutkan oleh suara benda terjatuh dan ada bunyi 'krasak kresek'. Aku yang saat itu berada dalam kegelapan dapat dengan leluasa mengintai ke arah datangnya suara itu. Ohh.. Alangkah kagetnya aku. Aku melihat ada 3 orang yang mengendap endap akan masuk ke rumah ini. Mereka telah melompati pintu pagar dan sedang berjalan ke arah rumah.

Sebagai seorang bekas tentara yang telah banyak pengalaman di medan perang, aku lalu menuju arah suara itu dan dengan samuraiku aku bacok si penjahat itu tanpa tanya lagi. Mereka meringis kesakitan dan minta ampun padaku. Mereka akhirnya lari dan berusaha menghindar dari kejaran masyarakat yang tahu akan tindakan mereka. Malam itu akhirnya rumah majikanku ini selamat dari upaya pencurian dan perampokan. Majikanku Shinta akhirnya terbangun dan keluar rumah menemuiku. Aku pun menerangkan kejadian yang sesungguhnya dengan lengkap. Ia pun akhirnya berterima kasih dan minta aku untuk menyelesaikan masalah itu dengan aparat terkait malam itu.

Setelah memberikan laporan secukupnya, malam itu pun aku pulang ke rumah dan disambut majikanku Neng Shinta, yang saat itu mengenakan baju kimono tidur. Ia amat mengkhawatirkan keadaanku malam itu. Iapun telah sempat menelepon suami dan kedua orang tuanya. Dan akupun lalu ditelepon suami dan kedua orangtua Shinta agar bisa menjaga Shinta dengan hati hati. Sempat aku lihat wajah kecemasan di rona muka Shinta malam itu. Wajahnya yang putih bersih itu terlihat takjub dan khawatir, namun dengan lambat aku terangkan kepadanya supaya jangan cemas seperti itu.

Malam itu pun lalu kami tidak tidur dan hanya berbicara saja di ruang tamu rumah besar itu. Neng Shinta kelihatan masih shock atas kejadian itu dan akupun tidak sampai hati meninggalkannya sendirian di ruang tamu malam itu. Aku menemaninya dan sesekali mataku yang nakal mencuri-curi pandang ke arah sekujur tubuhnya yang terbalut kimono tidur saat itu. Mata nakalku sempat memperhatikan gundukan bukit dadanya yang sekal dan berukuran 34B hingga amat menggodaku. Aku tahu nomor itu karena saat mencuci dan menjemur aku sempat melihatnya dengan seksama jenis dan wangi celana dalam Neng Shinta.

"Neng.. Sudah malam tidur aja dulu.. Biar Mamang jaga di sini" kuanjurkan Neng Shinta agar segera tidur karena waktu sudah hampir pukul 2 pagi.
"Ahh.. Enggak Mang.. Shinta masih takut dengan kejadian tadi! Mamang mau kan jagain Shinta di kamar" pinta Neng Shinta dengan wajah yang masih nampak pucat.
"Wahh.. Mamang enggak berani lancang neng.." aku terkejut dan spontan menolak karena enggak enak harus masuk kamar majikanku ini.
"Enggak apa-apa kok Mang.. Soalnya aku takut sendirian.." katanya memelas.

Aku jadi tidak tega melihatnya. Entah kenapa malam itupun aku diajaknya ke kamarnya untuk sekedar berbincang bincang. Katanya ia masih takut dan trauma. Jika saja ada suaminya ia mungkin tidak akan mengizinkan aku ke kamarnya. Namun hal tabu yang slalu aku jaga slama ini malam itu luntur. Aku masuk ke kamarnya yang dingin dan harum semerbak itu sekedar hanya untuk menemani anak majikanku itu. Sebagai laki-laki aku telah memasuki wilayah pribadi putri majikanku itu.

Dengan sedikit berdebar aku mengikuti Neng Shinta masuk ke kamarnya dan duduk di kursi yang ada di kamar Neng Shinta. Niat isengku mulai timbul saat kulirik tubuh Neng Shinta yang sintal terbaring indah di tempat tidurnya. Dengan sedikit kurang ajar aku mulai berusaha mempengaruhi jiwa dan mental putri majikanku itu dengan cerita cerita seram tentang perampokan dan horor. Sebagai wanita yang hanya seorang diri malam itu tentunya ia merasa takut dan amat membutuhkan bantuanku. Neng Shinta tidak jadi tidur dan semakin merasa ketakutan. Ia memintaku menemaninya duduk di atas tempat tidurnya. Inilah saatnya insting kelelakianku bermain.

Dengan tambahan cerita seram akhirnya dengan tanpa paksaan Neng Shinta aku raih dan kupeluk malam itu di kamarnya. Ia yang menganggapku sebagai orangtuanya hanya mandah saja saat tubuhnya kudekap di atas tempat tidurnya. Aku yang sudah banyak makan asam-garam sebagai laki-laki tidak terlalu sulit untuk menundukkannya. Dengan terus menceritakan hal-hal seram, tanganku mulai mengelus lengan Neng Shinta. Aku tahu Neng Shinta sudah mulai tunduk dan takluk padaku. Hal ini kuketahui dari berdirinya bulu-bulu lembut di lengannya saat kuraba. Nafas Neng Shinta pun mulai memburu.

Aku mulai memberanikan diri mencium leher bagian belakang telinga Neng Shinta. Tubuhnya mulai sedikit bergetar atas ciuman dan rangsangan di wilayah peka tubuhnya yang mulus itu. Aku tahu saat itu Neng Shinta sedang membutuhkan belaian laki laki. Namun Neng Shinta memang wanita dan seorang istri yang baik. Ia tidak begitu saja larut akan alunan gairah yang aku pancarkan saat itu. Ia berusaha menolakku dan melepaskan pelukanku. Namun malam itu apalah daya seorang wanita seperti Neng Shinta dibandingkan aku yang bekas prajurit dan memiliki pengalaman yang lumayan di saat perang.

Aku tak mau mangsa yang sudah di depan mata terlepas begitu saja. Aku harus menuntaskannya. Karena kalau tidak maka habislah riwayatku. Aku harus mampu menundukannya. Neng Shinta yang menggeliat berusaha melepaskan pelukanku, semakin kupeluk erat. Tanganku semakin berani mengelusnya. Kali ini tanganku mengelus perutnya tepat di atas selangkangannya. Mulutku yang sedang menciumi bagian belakang telinganya semakin liar bergerak turun ke lehernya. Bulu kuduknya telah berdiri semua. Tubuhnya semakin menggelinjang dalam pelukanku. Lalu dengan sedikit paksaan, kurebahkan tubuh Neng Shinta dan mulai kutindih dan kucumbu.

Tubuhku yang menindih tubuh Neng Shinta segera menekan bagian selangkangannya. Kedua kakinya kupentangkan lebar-lebar sehingga aku semakin leluasa menempatkan tubuhku di antara kedua pahanya. Batang kemaluanku yang sudah mulai mengeras menempel ketat ke selangkangan Neng Shinta yang hangat itu. Aku yang sudah sangat lama tidak melakukan hubungan badan semakin tak terkendali. Mulutku dengan rakus segera menyerbu gundukan bukit payudara Neng Shinta dari luar kimono tidurnya. Puting payudaranya yang mulai mengeras di balik beha-nya segera saja menjadi santapan mulutku yang rakus.

"Ohh.. Mmaangg.. Jangg.. Annhh" Neng Shinta merintih memohon agar aku menghentikan gerakanku. Namun aku yang sudah kesetanan tak mau berhenti begitu saja. Tanganku yang liar segera bergerak ke bawah dan menyingkap kimononya dan mengusap-usap pahanya bagian dalam yang sangat mulus. Tanganku terus merayap ke atas dan akhirnya mulai mengelus-elus gundukan di balik celana dalam Neng Shinta yang sudah mulai basah. Aku tahu Neng Shinta sudah mulai terangsang. Walaupun mulutnya bilang jangan, namun aku tahu ia tak mungkin dapat menghentikanku.

Tanganku segera menyusup ke balik celana dalamnya yang tipis dan mulai meraba rambut di selangkangan Neng Shinta. Tanganku segera menyentuh cairan lendir hangat yang mulai membasahi selangkangannya. Aku yang sudah sangat berpengalaman dalam hal ini segera saja mencari-cari tonjolan di sela-sela lubang kemaluan Neng Shinta. Karena disitulah titik kelemahan wanita. Jari tanganku segera mempermainkan tonjolan daging kecil di celah lubang kemaluan Neng Shinta yang sudah sangat licin dan basah. Mulut Neng Shinta tidak lagi menolakku.

Tubuh Neng Shinta semakin bergetar saat jariku yang lincah bergerak memutar-mutar di atas tonjolan daging di sela-sela lubang kemaluannya. Napas Neng Shinta semakin megap-megap. Pantatnya mulai terangkat sehingga bukit kemaluannya semakin ketat menempel batang kemaluanku yang semakin mengeras. Tak berapa lama kemudian Neng Shinta merintih panjang. Tubuhnya berkelojotan di bawah tindihanku. Aku tahu Neng Shinta sudah orgasme atas permainan jari-jariku yang sudah berpengalaman. Namun aku terus saja meneruskan permainan ini. Tanganku tetap meremas dan meraba bukit kemaluannya selama beberapa saat.

Kemudian tanpa perlawanan berarti dari Neng Shinta aku berhasil membuka seluruh kain penutup tubuhnya hingga Neng Shinta telanjang bulat dalam pelukanku. Pemandangan yang sangat indah segera terpampang di depan mataku. Tubuh Neng Shinta yang sangat mulus benar-benar membuat jakunku naik turun. Kedua belah payudaranya yang putih sangat mengkal dihiasi dua puting yang masih berwarna kemerahan sangat menggairahkan. Perutnya tampak masih sangat rata karena memang belum pernah melahirkan, jadi belum ada guratan sama sekali. Pinggulnya yang lebar sangat serasi dengan pinggangnya yang ramping. Dan yang paling membuat mataku terbelalak adalah guratan kecil berwarna merah yang melintang di tengah-tengah gundukan bukit membusung di kemaluannya yang lebat ditumbuhi rambut.

Lalu tanpa membuang waktu aku segera melepas kaus bututku dan memerosotkan celana kolorku hingga aku pun telanjang bulat. Aku segera menindihnya dan menggangkankan kedua kakinya lebar-lebar. Batang kemaluanku yang sudah mengeras menempel ketat di selangkangan Neng Shinta yang hangat. Mulutku segera menyergap kedua bukit payudaranya yang indah itu dengan rakus. Kali ini tanpa dihalangi kain beha dan kimono lagi. Lidahku segera menjilat kedua bukit payudara Neng Shinta yang putih kenyal itu bergantian. Bibirku mengulum puting payudaranya yang mencuat. Hal ini membuat mulut Neng Shinta mendesis-desis seperti orang kepedasan. Tubuhnya mulai menggelinjang hingga aku merasa betapa batang kemaluanku yang menempel ketat di selangkangannya mulai tergesek-gesek daging hangat dan licin karena sudah sangat basah.

"Amm.. punhh Maangg.. jaangg.. aannhh.. Maangg.. ouchh.." desis Neng Shinta antara menolak dan pasrah. Aku tak peduli. Dalam benakku hanya ada tekad untuk menuntaskan hasratku. Aku tak peduli apapun juga. Biarlah urusan dipikir belakangan! Yang penting tembak duluan! Ayo blehh sikaatt! Demikian setan telah menari-nari membujukku untuk menuntaskan napsuku.

Mulutku yang rakus terus menyusuri seluruh permukaan tubuh Neng Shinta. Dari kedua puting payudaranya yang semakin keras, mulutku bergeser ke samping ke arah ketiak Neng Shinta yang bersih tanpa ditumbuhi rambut satu helai pun! Rupanya ia rajin mencabuti bulu ketiaknya hingga tampak bersih. Lidahku segera menjilat-jilat ketiaknya dengan gemas. Tubuh Neng Shinta semakin menggerinjal. Desisan tak henti-hentinya keluar dari bibirnya.

Dari ketiak, mulutku terus bergeser turun menyusuri tulang rusuk Neng Shinta hingga ke pinggangnya yang putih bersih. Lidahku terusmenyapu-nyapu seluruh permukaan pinggangnya dengan diselingi sesekali menyedotnya kuat-kuat hingga tubuh Neng Shinta terhenyak. Aku semakin gemas menyedot-nyedot saat mulutku sampai ke bagian bawah perut Neng Shinta yang rata. Rambut-rambut halus nampak menumbuhi perut bagian bawah Neng Shinta yang semakin ke bawah semakin melebat. Lidahku menyapu-nyapu bagian perut di antara selangkangannya dengan pangkal pahanya. Tercium aroma khas perempuan! Sungguh sangat merangsang. Rupanya Neng Shinta sangat menjaga kebersihan kawasan pribadinya ini.

 Bersambung

Cerita Hot Nafsu Ibu Intan Cantik Tubuh Montok

Cerita Hot Nafsu Ibu Intan Cantik Tubuh Montok - Cerita sex hot  - Setelah kejadian hari itu besoknya jam 09 pagi Robby dengan hanya memakai celana dalamnya sedang tiduran santai di kamar kostnya yang tidak jauh dari Kampus UNDIP. Tubunya yang atletis itu ia biarkan terbuka dan tersiram oleh dinginnya AC. Robby saat itu sedang membaca sms yang baru diterimanya dari Bu Intan.

Cerita Hot Nafsu Ibu Intan Cantik Tubuh Montok


“Sayang, kamu nakal iya kemarin,”demikian isi sms Bu Intan.
“Habis aku ngiler banget lihat Bu Intan dengan kebaya kemarin. Pas banget. Bu Intan semok banget, Bu, ”balas Robby.
“Masa sih say…?”tanya Bu Intan.
“Iya, Bu. Pengen banget aku meluk Bu Intan yang lamaaaaa banget,”Robby meneruskan rayuannya.
“Ibu tahu kok nak Robby sering curi-curi pandang selama ini sama ibu, ”sms Bu Intan.

“Iya, Bu. Aku udah lama emang suka lihatin Bu Intan,”balas Robby.
“Hmm, jadi nak Robby mau pacarin ibu iya?” tanya Bu Intan.
“Iya, Bu. Aku kangen ama Bu Intan. Aku suka ama Bu Intan,”balas Robby.
“Tau ga say…nak Robby bikin ibu blingsatan lho kemarin,”sms Bu Intan.
“Bu Intan…!?”tulis Robby dalam sms-nya.
“Apa say.., “balas Bu Intan.

“Aku pengen banget jumpa, Bu…,”sms Robby.
“Aku juga nak Robby…,”balas Bu Intan. “Aku penasaran lho…,”Bu Intan melanjutkan sms-nya.
“Aku juga, Bu. Aku pengen jumpa dan berduaan sama Bu Intan,”rayu Robby dengan mantap.
“Aku juga sayang,”jawab Bu Intan.
“Besok sore bisa ga, Bu?”tanya Robby.
“Aku ga mau kalau sore. Aku maunya dari pagi sampai besok paginya,”sms Bu Intan. Isi sms-nya ini memang menunjukkan nafsu seks-nya yang sangat besar terhadap pemuda itu.

“Ohh Bu…kapan?”balas Robby.
“Pokoknya kalau sudah ada waktu nanti Ibu kasih tahu,”jawab Bu Intan.
“Iya, Bu. Dari dulu sejak pertama lihat Bu Intan, aku selalu menghayal bisa ngentot sama Bu Intan,”sms Robby.
“Ibu juga. Mata nakalmu bikin Ibu sering gatal pengen ngentot sama kamu say,”balas Robby.
Lalu Bu Intan melanjutkan lagi,”Udah satu tahun ini Ibu ga pernah lagi main sama suami. Ibu gatel banget say,”sms Bu Intan.

“Oh Bu. Aku pengen segera jumpa sama ibu,”tulis Robby dalam sms-nya.
“Iya sayang. Ibu juga udah pengen banget. Kemarin aja seandainya lagi ga ada acara ibu udah pengen ditidurin sama kamu. Apalagi pas pegang kontolmu yang besar dan panjang itu say…ibu sange banget sebenarnya waktu itu say…,”

Demikianlah sms-sms antara dua manusia yang memasuki lingkaran perselingkuhan itu. Dan ketika ber-sms itu, Bu Intan sama halnya dengan Robby sedang sendirian di kamarnya. Ia nyaris bugil karena nafsunya pada pemuda yang bernama Robby itu.Bu Intan hanya tinggal berdua suaminya di rumahnya, serta dua pembantu. Anak paling besar laki-laki sudah menikah dengan 1 anak tinggal di Yogyakarta, anaknya nomor dua Windya Ristanti menikah dengan kakak Ilham yang temannya Robby, sementara anaknya yang paling kecil perempuan, kuliah di UGM. Jadi ketika suaminya kerja, Bu Intan hanya ditemani pembantu.

Dan ini membuat Bu Intan dan Robby saling memupuk fantasi birahi di antara mereka. Mereka dengan leluasa merayu dan dirayu melalui telepon atau sms.Bu Intan begitu rindu-birahi dengan batang perkasa pemuda itu. Ia sudah pernah mengocoknya. Bahkan Bu Intan merasa jemarinya hampir tidak bisa melingkari batang kontol pemuda itu ketika kontol itu menegang maksimal. Dan Bu Intan sering sangek berat manakala membayangkan kontol Robby yang besar dan panjang itu mengeras dalam genggamannya. Dan itu sering membuatnya gelisah di ranjangnya. Ia sangat ingin kontol besar pemuda itu mengentoti memeknya yang sudah sangat gatal. Hayalnya membayangkan pertemuan kelamin mereka akan sangat menempel ketat karena besarnya kontol Robby. Ia sering membayangkan pinggul pemuda itu yang nampak kokoh bergerak naik turun di antara selangkanganya. Bu Intan berjanji dalam hati akan sepenuh perasaan menikmati entotan pemuda itu, ketika waktunya tiba. Bu Intan sangat yakin saat yang ia nanti tidak akan lama lagi. Nafsu seksualnya sangat menuntut untuk disalurkan sepuasnya.

Beberapa hari kemudian Bu Intan langsung menyuruh pembantunya pulang kampung beberapa hari ketika suaminya, Pak Suriono Rusmanto, mengatakan akan mengikuti Diklat selama seminggu di Jakarta.
“Sayang besok siang jam 12 ke rumah iya,”demikianlah pesan singkat Bu Intan pada Robby.
“Emang bapak kemana, Bu,”tanya Robby dengan dada bergetar.
“Barusan berangkat ke Jakarta. Bapak ngikutin Diklat seminggu di sana,”sms Bu Intan.
“Oh Iya Bu Intan sayang. Aku kangen Bu…,”
“Mmuuah…,”balas Bu Intan. “Ohhh…mmuuaahhh…mmmuuaahhh….,”demikianlah Robby semakin memanaskan suasana birahi wanita paruh baya itu.

Esoknya dengan motor Tiger2000 miliknya, Robby memasuki gerbang rumah Bu Intan. Siang itu suasana sekitar rumah Bu Intan memang sepi. Di balik pintu yang terbuka sedikit itu, Robby bisa melihat Bu Intan sedang menunggunya masuk. Bu Intan memakai celana sangat pendek yang begitu ketat. Bahkan gundukan memek Bu Intan tercetak dengan jelas karena celana pendek tersebut terbuat dari bahan katun tipis. Di bagian atas Bu Intan memakai kemeja longgar yang bagain bawahnya nyaris menutupi seluruh celana pendek Bu Intan, sehingga Bu Intan sekilas seperti telanjang hanya memakai kemeja.

Bu Intan dengan lenggok gemulai penuh birahi menyambut masuknya anak muda itu. Ia langsung meraih pinggang Robby dan merapatkan tubuh sintalnya ke tubuh pemuda itu. Bu Intan dengan gaya manja menengadah memandang wajah Robby. Bu Intan meraih tangan Robby lalu melingkarkan tangan tersebut agar merangkul pinggulnya.
“Ga kemana-mana kan hari ini?”tanya Bu Intan manja.
“Nggak Bu,”jawab Robby dengan suara parau. Ia belum menguasai keadaan itu, akan tetapi telapak tangannya mengusapi pinggul Bu Intan.

Mereka beriringan berjalan, dan kaki Bu Intan sepenuhnya menuntun langkah-langkah mereka dalam ruangan itu. Bu Intan lalu menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu kamar yang terbuka. Ia memutar lalu menghadap Robby. Robby dengan lugas mengikuti setiap bahasa tubuh Bu Intan. Bu Intan memeluk tubuh Robby dan menyandarkan beban tubuhnya pada pemuda itu. Kedua tangannya bergerak melingkari leher Robby. Ia menatap mata Robby lalu tersenyum nakal.

“Muuahh…,”Bu Intan meruncingkan bibirnya dan mengecup manja ke arah mulut pemuda itu, tanpa menyentuh mulut itu. Dan detik itulah Robby mengambil alih suasana. Robby langsung mengetatkan remasannya pada pinggang Bu Intan. Lalu dengan tatapan nanar Robby membuka mulut. Dengan penuh gelora birahi, Bu Intan membuka memejamkan mata dan secercah bibirnya. Robby langsung mengulum bibir Bu Intan dengan sepenuh nafsunya. Bu Intan menyambut lumatan mulut Robby dengan megeluarkan lidahnya. Bu Intan dapat merasakan nafsu yang panas pada mulut, bibir, dan lidah pemuda itu. Dan dengan geliat bibir dan lidah yang sama panasnya Bu Intan menyambut semua itu sepenuh raganya.Bu Intan sangat ingin Robby tahu bahwa ia memiliki nafsu yang sama dengan dirinya.

“Ngmmmahhh…mmccppppphhhh..nngghhh,”mereka sama-sama mendesahkan hal yang sama ketika mulut mereka sejenak terlepas untuk mengambil nafas. Tapi hanya sejenak, karena mulut mereka kembali berpagut dan saling melahap. Bu Intan memutar kepalnya agar mulutnya bisa mendapatkan posisi yang pas untuk memaguti dan mengemuti semua bibir Robby. Robby begitu berdebar menyadari nafsu yang ditunjukkan Bu Intan, sehingga ia tidak ragu meremasi pantat Bu Intan yang bahenol. Robby meremasi pantat montok itu dengan ketat dan vulgar. Ia menekan-nekankan pantat Bu Intan agar kontolnya memperoleh gesekan yang nikmat.

Mmmmcccpppahhh…mmccppphh….mmmcccppphhh…mmmhhhcccpp phhh…nngggmmmcccpppmmmhhh…”Bu Intan begitu menguasai aksi ciuman itu. Ia meruncingkan bibirnya dan mengecupi bibir Robby berkali-kali.
Lalu tangan kanan Robby bergerak ke atas. Ia menempatkan telapaknya di gundukan buah dada Bu Intan lalu perkahan meremasi buah dada itu. Robby begitu bernafsu ketika telapak tangannya bertemu dada yang sangat besar. Ia sadar buah dada Bu Intan memang besar. Dan masih padat. Walau terhalang kemeja, akan tetapi Robby betul-betul merasa puas meremasi dada itu.

“Nnnggmmmmhhhhssshhh…,”Bu Intan langsung mendengus ketika merasa dadanya diremas perlahan. Ia makin mengetatkan rangkulannya di leher Robby. Bu intan mengecap-ecapakan mulutnya di mulut Robby. Ia mencipoki bibir pemuda itu penuh nafsu. Kadang lidahnya terjulur keluar untuk menjilati mulut Robby.

“Ohhh…,”Bu Intan sejenak menengadah akibat nikmatnya remasan-remasan Robby di buah dadanya. Lalu sejurus kemudian ia kembali memaguti bibir Robby….”Nnngggmmmmccccpppsshhh…,”Bu Intan mendesah penuh birahi. Kali ini ia menarik tubuh Robby memasuki kamar yang terbuka. Dengan tubuh masih saling menempel ketat dan bibir saling pagut, Robby mendorong daun pintu untuk menutup. Setelah daun pintu tertutup, Bu Intan kembali mengarahkan langkah kaki mereka. Bu Intan lalu mendudukkan Robby di ranjang. Bu Intan berdiri, sementara Robby duduk di ranjang. Syahwat Bu Intan memang sangat liar, dan mereka sekarang bahkan berada di kamar yang biasa digunakan Bu Intan dan suaminya.

Hayal liar Robby benar-benar jadi nyata. Kini ia duduk di ranjang, sementara itu Bu Intan berdiri di antara kedua pahanya yang terbuka. Robby langsung mengarahkan mulutnya ke perut Bu Intan. Ia menyibakkan kemeja longgar itu untuk melihat padat dan mulusnya perut Bu Intan. Robby mencucupi, menciumi, dan menjilati seluruh perut Bu Intan. Dengan bernafsu Robby menjilati dan memaguti kulit perut Bu Intan. Kedua tangan Robby mendekap pinggul Bu Intan. Kadang Robby meremasi pantat dan pinggul Bu Intan.

Bu Intan benar-benar merasa dimanjakan dan dibutuhkan oleh aksi Robby. Ia kadang menggelinjang saat mulut Robby menelusuri perutnya dan pinggulnya. Kadang ia kegelian. Mata Bu Intan terpaku pada seluruh aksi Robby itu. Tangan Bu Intan meremas rambut Robby, dan kadang Bu Intan mendesakkan pinggulnya ke tubuh Robby. Nafsuy seks Bu Intan yang nakal membuatnya meraih pakaian Robby, ia melepaskan pakaian itu sekaligus dengan singlet sport yang menempel tubuh Robby. Kini tubuh bagian atas Robby telah telanjang.

Mengetahui kenakalan syahwat Bu Intan itu, Robby makin liar menciumi dan menjilati perut dan pinggul Bu Intan. Robby lalu membalik tubuh Bu Intan dan melancarkan pagutan bibirnya di punggung Bu Intan. Bu Intan seketika menggelinjang.
“Nnnggghhhh….mmmhh….,”Bu Intan mendesah.
“Ngggccppp….mmmmccppphhhh…,”Robby memuaskan hayal birahinya makin liar.

Robby lalu menggerakkan tangan kanannya lalu menggapai batang paha Bu Intan yang kenyal dan padat itu. Robby merabai dan meremasi pangkal paha yang mulus itu. Bu Intan mendesir, ketika rabaan tangan Robby yang bergerak dari bawah ke atas sepanjang batang pahanya kadang secara nakal berhenti persis di selangkangannya. Robby lalau meneruskan rabaan itu secara ketat dengan menggeseki selangakangan Bu Intan.
“Nnngggkkhhh…hhhhh….,”Bu Intan hanya mendesis.
Aksi kedua insan berbeda usia itu bagaikan sebuah gerakan lambat. Mereka nampaknya benar-benar menikmati setiap detik persentuhan itu.

Robby benar-benar memuaskan birahinya. Ia membolak-balik tubuh Bu Intan yang sedang berdiri itu dengan menjilati sepanjang pertemuan celana pendek ketat Bu Intan dan kulit pinggulnya. Wangi tubuh Bu Intan semakin merasuki syahwat Robby. Tangan kirinya perlahan membuka kancing kemeja Bu Intan. Bu Intan membantu, dan kini Bu Intan telah telanjang tubuhnya di bagia atas. Hanya menyisakan BH putih menampung besarnya tetek Bu Intan.Nafsu seks Robby benar-benar meningkat.

“Nggmmhhaa…hhhh….mmcccppphhh…mmmhhhccppp…,”Robby terus menciumi dan menjilati kulit mulus Bu Intan. Tangan Robby lalu bergerak lagi sambil menciumi pinggul Bu Intan. Robby menari celana pendek Bu Intan perlahan. Mulut Robby langsung menyergap setiap kulit terbuka ketika celana pendek Bu Intan mulai turun. Kahirnya celana pendek itu meluncur ke bawah.
“Nggghhh….oohhhh…………mmmcccppphhh….mmccpphhh…ooohh Bu…. mmmhhhh… mmmhhh…ohhh Bu… mmmmcccppphhh… mmmccpphh…, ”Robby mendengus manakala akhirnya ia kini melihat celana dalam Bu Intan yang berwarna hitam. Robby langsung membuka mulut lalu memagut pinggul padat Bu Intan persisi di pertemuan celana dalam itu dengan kulit pinggul Bu Intan. Kedua tangan Robby kini masing-masing meraba dan meremas batang paha Bu Intan, dan menggelitiki paha itu.

“Mmmhhh…mmhhh…nnngghhh….,” Bu Intan mendesah-desah. Wajahnya tertunduk menyaksikan semua perbuatan anak muda itu di sekitar pinggul dan selangkanagnnya. Dan Bu Intan bisa melihat kulit mulusnya di sekitar pinggul kini telah dihiasi cupangan-cupangan merah. Rabaan dan remasan Robby di pahanya membuatnya nanar, ia mendesakkan pinggulnya ke tubuh pemuda itu sambil kedua tangannya meremasi secara ketat rambut hitam Robby.

Robby perlahan membuka retsleting celananya. Ia secara cepat melepaskan celana jeansnya. Kini mereka hanya ditutupi celana dalam dan beha. Nafsu seks di antara mereka makin bergelora.
Bu Intan lalu bergerak. Ia mengangkat kaki kanannya ke sisi tempat tidur. Robby menyambut kaki itu, lalu Robby meraih kedua pangkal paha Bu Intan. Bu Intan akhirnya duduk dalam pangkuan Robby. Bu Intan mengangkat satu lagi kakinya, dan ia kini duduk mengangkangi Robby. Mereka saling peluk dengan ketat. Wajah mereka sangat dekat. Mereka saling pandang dengan nanar, lalu kedua mulut mereka membuka dan medekat.

“Nnngggmmmhhhcccppphhh….,”begitulah bunyi pertemuan mulut mereka. Dengan mata terpejam Bu Intan dan Robby saling memagut dan melumat. Lidah mereka meliuk-liuk member kepuasan pada hayal masing-masing.
“Mmmmcccpppp…mmmuuuhh…mmccppphh…,”bunyi cipokan dan jilatan mengiringi ketatnya aksi kedua insan itu. Bu Intan merasakan memeknya bertemu dengan gumpalan daging yang hangat dan besar. Bu Intan menggerakkan pinggulnya menggesiki kontol Robby dengan memeknya. Walaupun mereka masing memakai celana dalam, gesekan-gesekan antara kontol dan memek itu begitu membuai nafsu. Bu Intan mendesakkan selangkangannya ke selangkanagn Robby. Robby membalas dengan menekankan kontolnya ke memek yang mulai membesar itu. Bu Intan begitu dilanda syahwat. Ia mengayun-ayunkan pinggulnya. Ia begitu merasa nikmat menggeseki memeknya dengan kontol Robby.

Mulut mereka kadang terlepas, lalu melekat lagi seakan hendak mencari sesuatu di mulut yang lain. Bu Intan memutar-mutarkan kepala untuk mendapatkan posisi yang enak melumat bibir Robby. Tangan Robby merabai dan meremasi seluruh tubuh Bu Intan. Bu Intan benar-benar terbakar nafsu.
“Nnngghhhooohhh sayang…mmmhhhh…oohhhh,”akhirnya Bu Intan mendesah. Ia menengadah menikmati semua itu. Pada saat itulah Robby membuka mulut menciumi batang leher Bu Intan. Dengan bernafsu ia menjilati dan mengecupi leher Bu Intan. Tangannnya lalu bergerak menurunkan tali beha dari pundak Bu Intan. Lalu mulutnya menggilir kulit pundak Bu Intan yang mulus itu. Lidahnya menjilat-jilat. Bu Intan makin melengkungkan tubuhnya. Tangan Robby bergerak lagi membuka kaitan beha di punggung Bu Intan, dan seketika mata Robby menyaksikan pemandangn yang membuat birahinya makin panas. Buah dada itu begitu besar dan mulus.

“Oooo Bu Intan..hhhmmmcccppphh…,”Robby mendengus lalu mulutnya mencaplok tetek Bu Intan. Mulut Robby langsung mengisap ujung tetek itu.
“Ohhhh sayang…,”Bu Intan mendesah manakala mulut Robby mencaplok buah dadaya.”Ohhh sayang…hisap sayang..ohhh sayang…isap susu ibu sayang…oohhh Robby sayang…ohhh,”Bu Intan mengerang.
“Mmmmccppphhh…mmmcpphh…,”Robby benar-benar memuaskan dirinya dengan mengecupi dan menjilat susu Bu Intan. Ia mengemut dan mengisap. Kedua bukit susu Bu Intan memerah dihisapi Robby. Kadang puting itu ia hisap dengan kuat, membuat Bu Intan menjerit-jerit. Mulut Bu Intan lalu terbuka dan ia mencium kuping Robby dan mendesahkan nafsunya di kuping itu. Robby mendengar semua desahan tertahan yang dibisikkan Bu Intan di kupingnya.

“Oooohhh sayang..ia gitu sayang…ohh hisap sayang…emut ujungnya sayang….aaaahhh…oohhh Robby…ohhhh sayang…hisap sayanag…ohhhh sayang hisap susuku..ohhh…ohhhh Robby kamu suka susuku sayang…mmmhhhhmmghhhh..oohhh Robby…,”
Robby mengemut puting susu Bu Intan, ia menariknya lalu melepasnya. Ia mengemut lagi, menarik puting susu itu, lalu melepasnya. Robby berulang kali melakukan hal itu di tetek kiri-kanan Bu Intan. Bu Intan menyaksikan semua perlakuan itu. Ia begitu merasa dicintai, dikagumi, dan dibutuhkan. Bu Intan meremasi rambut Robby. Selangkangan mereka betul-betul menempel sangat erat. Bu Intan ingin Robby tahu bahwa ia benar-benar menginginkan pemuda itu. Di telinga Robby, Bu Intan membisikkan bahwa ia suka dengan Robby. Selagi mulutnya menjilat, mengisap, dan mengemuti susu yang besar itu, Robby mendengar semua bisikan penuh nafsu Bu Intan.

“Mmmmhhhhmmmhh..ooohh…ohhh Robby…ohhh sayang enaknya susuku dihisapin gitu…aahh isapin tetek ibu sayang…kamu suka tetek ibu kan sayang..jilatin susu ibu sayang…mmmhhhooohhhh..iyah gituh sayang..oohhh….ohh jilatin sayang…ohh sayang enaknya…ohhh hisapin susuku…ohh sayang, kamu daru dulu pengen sama tetek ibu kan sayang..ohhh Robby…dari dulu kamu sering bayangin tetek ibu kan…ohh Robby, ibu juga dari dulu pengen begini sama kamu Robby..oohhh dari dulu ibu juga pengen tetek ibu dihisapin sama kamu sayang..ohh Robby, susu ibu besar yah..kamu suka susu ibu yang besar ini kan sayang…ohh sayang dari dulu kamu sering membayangkan susu ibu yang besar ini kan…ohh sayang emut putingnya sayang..yah…yahh..gitu sayang…oohh enaknya sayang….oohhh sayang enaknya susuku dihisap seperti itu…ohhh sedot sayang..ohh sedot tetek ibu sayang..ohhh…ooohhh Robby enaknya..ohh sayang…emut yang kuat sayang…ohh enaknya..ohhh sayang…ohh enaknya susuku dihisapin gitu….ohhh cupangin semua sayang..ohh..sayang…ohh Robby cupangin tetek ibu sayang..ohhh..,”Bu Intan tak henti-hentinya mendesahkan nafsunya di telinga Robby.

Robby begitu bergelora mendengar desah nafsu ibu setengah baya itu. Ia mencupangi seluruh permukaan susu Bu Intan yang besar itu. Tangannya meremas pangkal tetek Bu Intan dan mulutnya melekati ujung susu besar itu. Ia terpejam melakukan itu semua. Ia begitu menikmati penyaluran nafsu seksnya yang telah lama ia dambakan terhadap wanita paruh baya itu.

Getaran nafsu yang luar biasa membuat Bu Intan akhirnya mendesakkan tubuhnya. Tubuh Robby terdorong menimpa kasur empuk itu. Robby terlentang. Bu Intan merangkak mengarahkan kedua susunya untuk kembali dijilati Robby. Dari bawah mulut Robby menyedoti dengan kuat puting susu itu. Kedua tangannya meremasi susu besar itu. Bu Intan merasa puting susunya begitu membengkak karena nafsu. Dan hisapan dan emutan mulut Robby membuat puting itu memerah. Bu Intan merasakan memeknya sangat gatal dan basah. Bu Intan saat itu merasa sangat ingin segera dientoti oleh pemuda itu. Ia begitu menginginkan anak muda itu segera menggaulinya. Tetapi ia ingin memuaskan fantasi anak muda itu yang ia tahu sering menghayalkan tubuhnya.

“Sayang, ke tengah sayang…,”ujar Bu Intan. Dan Robby segera bergerak ke tengah. Kini Robby telentang di tengah-tengah ranjang. Kepalanya menyandar pada bantal di ujung kepala kasur itu. Bu Intan mendekatinya sambil merangkak. Lalu ketika sampai di sisi kiri tubuh Robby, Bu Intan menunduk lalu melumat mulut Robby penuh nafsu, hanya sejenak. Bu Intan lalu berdiri pada lutunya, tangannya lalu bergerak ke selangkangan Robby. Bu Intan melepas celana dalam Robby. Robby begitu terpana dengan aksi ibu setengah baya itu. Tangan kanan Bu Intan lalu meraih kontol Robby. Mata Bu Intan melekat pada kontol itu. Bu Intan meremas kontol Robby dengan gemas, lalu bu Intan pun mengocok kontol Robby. Jemari Bu Intan nyaris tidak sanggup melingkari batang kontol itu. Tangan istri Suriono Rusmanto itu bergerak mengocoki dengan perlahan kontol pemuda itu. Dari perlakuannya itu sangat jelas tergambar bahwa Bu Intan memang sudah lama memendam nafsu seksnya terhadap Robby.

Bu Intan yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam itu mengocoki kontol Robby penuh perasaan. Kemudian Bu Intan merebahkan tubuhnya merapat di sisi Robby, tangan kanannya masih mengocok kontol anak-muda itu. Kini mulut Bu Intan bergerak menciumi perut Robby. Bu Intan menunduk mencucupi, menjilati, dan memaguti kulit Robby mulai dari perut sampai dada. Di dada Robby, mulut Bu Intan membuka mulut lalu mengecup sebentar puting susu Robby sejenak lalu kemudian Bu Intan mengemuti puting susu itu penuh nafsu.

“Ohhh bu…oohh enaknya bu ohh…nnngggghhhooohhhh enaknya kontolku dikocokin gitu bu…ooohhh…ooohhh sayang…ooohhh Bu Intan…ooohh Bu Intan sayang….ooohhh kocok yang enak bu ohhh….nnnggghhhhssshhh…aaaahhhhhssshhhhhhsssaaahhh h….oooh Bu Intan oohh… …oooohhh hisap putingku bu oohh….ooohhhssshhh iyahhh…hhhssshhh ooohhh yahhh jilatin bu…ooohhh enaknya…,”Robby mendengus-dengus menahan nikmatnya jilatan dan emutan Bu Intan di putingnya, terutama kocokon tangan Bu Intan dikontolnya. Robby menggeliat menyaksikan semua aksi Bu Intan. Sementara Bu Intan semakin bernafsu mengemuti dan menciumi puting Robby, hal yang sama sekali belum pernah ia lakukan terhadap suaminya. Apalagi mendengar erangan penuh nafsu anak muda itu membuatnya makin suka. Bu Intan merasakan betapa batang kontol Robby yang dikocokinnya itu semakin kaku, semakain besar dan berdenyut.
Bu Intan menggesek seluruh tubuhnya ke tubuh Robby. Ia semakin merapatkan tubuhnya. Syahwat Bu Intan semakin liar. Ia mengemut puting serta mengocoki kontol Robby dengan getaran tubuh yang panas.

“Ooohhhhh Bu Intan ooohhhhhssshhhhss…,”Robby makin mengerang saking menahan nafsunya. Mendengar itu, Bu Intan menyudahi emutannya di puting Robby. Tetapi tangannya tetap memegangi kontol Robby. Bu Intan mengangkat wajahnya. Ia tersenyum mesum pada Robby, matanya berkilat penuh birahi. Masih dalam keadaan berbaring di sisi Robby serta tangan yang meremasi kontol, mulut Bu Intan mendekati mulut Robby. Bu Intan membuka mulut lalu ia menciumi bibir Robby dan melumatnya. Robby balas mengeluarkan lidah dan menyedot lidah Bu Intan. Tetapi hanya sebentar, karena Bu Intan menarik mulutnya. Mulut Robby terbuka, mulut Bu Intan kembali mendekat. Mereka berciuman titpis saja, lalu Bu Intan menarik lagi bibirnya. Begitu terus sambil Robby merasakan enaknya kontolnya dikocokin Bu Intan.

“Nnngggmmhhhhh enak sayang?”tanya Bu Intan.
“Ohh iya Bu. Enak Bu..,”balas Robby.
“Ohhh sayang besarnya kontolmu ini. Ohh Robby sayang…,”Bu Intan memejamkan mata dan memagut mulut Robby.
“Ohh enak banget Bu kontolku dikocokin gitu,”ujar Robby ketika bibir mereka kembali lepas.
Bu Intan mendekatkan wajahnya semakin dekat, bibir dan hidung mereka bersentuhan tipis. Mereka saling pandang penuh nakal.
“Kamu dah lama pengen main sama ibu kan?”tanya Bu Intan.
“Ohhh iya Bu Intan,”jawab Robby.

“Ibu tahu kamu sering ngeliatin ibu dengan nafsu…,”ujar Bu Intan.”Ibu tahu kamu sering curi pandang susu ibu kan? Kamu dari dulu pengen begini sama ibu kan sayang…nnngggmmmhhhh..,”ucap Bu Intan sambil memagut bibir Robby. Robby membalas dan kali ini ia tangannya bergerak. Ia meraih kepala pipi Bu Intan lalu menahan gerakan Bu Intan dan dengan begitu Robby secara rakus menjilati dan menciumi mulut wanita paruh baya itu. Bu Intan begitu suka dengan perlakuan itu.

“Oooo sayang…kontolmu panjang sayang…kontolmu keras banget Robby…ohhh Robby ibu suka sama kontiolmu yang besar dan panjang…oooohhh Robby ibu udah gatel banget sayang…ohh Robby sayang entotin ibu sekarang…,”Bu Intan menggeliat-geliat sambil menciumi bibir Robby. Ia lalu mendekap pipi Robby dan memberi isyarat agar Robby bangkit. Robby paham. Ia langsung bangkit dan kini Bu Intanlah yang telentang di kasur. Robby dengan tidak sabar bergerak ke selengakangan Bu Intan. Ia membuka paha Bu Intan, lalu menempatkan tubuhnya di antara paha yang terbuka itu. Ia memandangi celana dalam Bu Intan yang sudah basah. Ohhh memek ini busung banget, pikir Robby.

Bu Intan melihat Robby menunduk dan kemudian ia merasakan celana dalamnya diciumi. Robby memang dengan bernafsu langsung menciumi celana dalam Bu Intan yang sangat merangsang dalam pandangannya itu. Robby membuka mulutnya melahap celana dalam itu.
Bu Intan menaikkan pantatnya menyambut mulut Robby,”Ooooohhhh sayang…ooohhh Robby buka celana dalam ibu sekarang sayang..oohhh sayang ibu pengen ngentot sekarang sayang…ooohhh…ibu udah sange banget sayang… oohhh Robby entoti ibu sekarang…nnhhhhnnnngggggssshhhh…oohhh sayang entoti ibu sekarang…,”Bu Intan menggeliat-geliat dan menaikkan pinggul menggeseki mulut Robby.

Robby yang memang sudah sangat bernafsu langsung membuka celana dalam Bu Intan. Dan ketika akhirnya celana dalam itu terbuka Robby bisa melihat lebatnya jembut Bu Intan. Memek Bu Intan yang montok membusung semakin merangsang Robby dengan adanya jembut yang lebat itu.
“Oooohhhh Bu Intan lebatnya jembutmu ohhh bu,”ucap Robby lalu menunduk lagi dan menciumi memek Bu Intan.
“Ssssshhhhhhhnnnggggssshhh….,”Bu Intan langsung mendesis bagai kucing ketika merasa kulit memeknya yang sensitif disentuh lidah Robby.

Robby bergerak lagi menciumi pangkal paha bagian dalam Bu Intan. Ia mencupangui paha itu sampai memerah. “Oooohhh Bu Intan memekmu tebal bu…ohhh Bu Intan…ohhh Bu Intan memekmu montok banget Bu..ohhhssmmmmhhhhh…,”kembali Robby menjilati memek itu.
“Nnnnngggssshhhhhaaahhhhsshhh….aaahhh sayang entotin ibu sekarang sayang…ooohhhhhssshhhh….,”Bu Intan kembali menggeliat mengangkat pinggulnya menyambut mulut Robby. Bu Intan merasakan lidah anak muda itu menjulur memasuki lobang memeknya. Ia merasakan mulut pemuda itu menciumi bibir memeknya yang sangat basah. “Oooohhh sayang…ooohhhh sayang…ooohhh sayang…,”Bu Intan hanya bisa mendesah keeanakan.

Akhirnya Robby menyudahi ciumannya di memek Bu Intan. Ia menempatkan posisi, lalu tangannya bergerak memegang kontolnya. Robby mengocok kontolnya sebentar, lalu kemudian ia mulai mengarahkan kepala kontolnya yang besar ke lobang memek Bu Intan. Robby mendorong sedikit dan ujung kontol itupun masuk sedikit ke lobang memek Bu Intan. Robby lalu bergerak menindih tubuh bugil Bu Intan.
Bu Intan merasakan betapa kepala kontol yang besar itu mulai masuk sedikit ke lobang memeknya. Ia merasakan betapa kontol itu tegang dan besar. Bu Intan langsung menggerakkan kaki menjepit paha Robby. Ia merangkul bahu anak muda itu. Bu Intan memandang betapa warna birahi tergambar di wajah pemuda itu. Dan Bu Intan menyambutnya dengan memagut bibir Robby. Robby menempatkan siku di sisi kepala Bu Intan, lalu ia mulai menikmati kontolnya yang masih masuk sedikit itu. Robby mengocok lobang memek Bu Intan dengan kepala kontolnya saja. Dan itu membuat Bu Intan mendesah-desah merasakan nikmat.

“Oooooohhhhhsshhhhnnggghhhhmmmssshhh Robby ooohhhhssshhh…,”desahan Bu Intan begitu merangsang. Ia memejamkan mata menikmati kocokan kontol anak muda itu. “Nnnnnggggsshhh sayang…oohhh enaknya sayang…ooohhhh sayang oooohhhssss besarnya kontolmu sayang ooohh…oohhh tekan lagi sayang..oohhh masukin terus kontolmu sayang…ooohhh sayang oooohhh Robby entoti lobang memek ibu ooo….,”Bu Intan begitu penuh syahwat merasakan kontol muda yang sedang menggaulinya. Dan itu membuat fantasi seksnya makin liar.

“Oooohhh Bu Intan ohhhh enaknya ngentot sama Bu Intan…oooh Bu Intan sayang ooohhhssshhssmmmhhh…,”Robby begitu bernafsu menggeluti dan mengocoki lobang memek ibu setengah baya itu dengan kepala kontolnya. Lalu Robby kembali menggerakkan pinggulnya mendorong. Robby menekan lalu kontolnya yang besar dan panjang itupun masuk semua.

Bu Intan langsung membuka mata. Ia merasakan besarnya kontol pemuda itu. Bu Intan begitu terangsang dengan panjangnya kontol itu serta tegangnya batang kontol itu. Ia melihat Robby terpejam. Bu Intan lalu menciumi mulut Robby lalu berbisik di telinga Robby, “Ooooohhhh sayang besarnya kontolmu sayang…ooohhh enaknya…ohhhh kontolmu panjang sekali Robby sayang..ooohhh sayang..oohhh Robby enak banget memek ibu sayang ooohhhsss… nnmmmsshh…ooohh entoti lobang memek ibu sayang oohhh…mmmmhhhhssshhh ooohhh Robby, kamu dari dulu pengen ngentotin ibu kayak gini kan sayang…oooohhh sayang besarnya kontolmu Robby ooohhh…ooohh kocok memekku sayang..ooohhh ibu suka ngentot sama kamu nak Robby ooosshhh….ooohh senggamai ibu sayang….oohh entoti…oohhh sayang…enaknya ooohhh Robby sayang gauli ibu sayang…oohhhh…,”Bu Intan semakin menuntaskan fantasi birahinya terhadap anak muda itu. Robby begitu menikmati mengentoti wanita paruh baya itu. Ia menaik-turunkan pinggulnya. Kontolnya yang besar keluar masuk lobang memek Bu Intan.

Robby begitu terangsang dengan kemontokan dan ketelanjangan Bu Intan yang sedang digenjotinya itu. Kadang ia teringat dengan Ilham temannya dan kepada Pak Suriono suami Bi Intan, akan tetapi justru itu membuat nafsu birahinya terhadap Bu Intan makin tak terbendung. Dengan penuh perasaan ia mengentoti wanita paruh baya itu. Ia menekan kontolnya dengan dalam sehingga ujung kontolnya masuk sangat dalam, dan membuat Bu Intan menggelinjang penuh syahwat birahi.

“Ooooogghhhsshhh sayang…kontolmu masuk dalam banget sayang…oohhh Robby panjangnya kontolmu sayang…oohhh tekan lagi sayang..ooohhh iyah sayang…iyah sayang..oohhh yah gituh sayang…oohhh iyah sayang..oohhh dalam banget kontolmu masuk Robby oohhh panjangnya kontolmu sayang…..iyah..oohhh kontolmu samapi mentok rahim ibu sayang…ohhh sayang ohhh sayang tekan lagi sayang…ohhh sayang tekan sedalmnya sayang biar kontolmu masuk mulut rahim ibu sayang…oohhh iyah sayang..ohhhh yah gituhh…ohhh Robby kontolmu masuk rahim ibu sayang…ohhhh sayang kepala kontolmu masuk sayang…oohhh sayang besar sekali kepala kontolmu sayang…ohhhh Robby kepala kontolmu masuk ke rahim ibu sayang ooohhhhssshhmmmhhh..sshhhaahhh kepala kontolmu masuk sampai rahim ibu nak Robby ooohhhh enaknya sayang…oohhhh enaknya kontolmu…ohhh enaknya kontolmu…ohhh…oohhh entotin ibu sayang…oohhh enaknya entotanmu Robby…oohhh ebaknya entotanmu sayang…oohhh Robby sayang..ibu keenakan sayang…oohhh lobang memek ibu keeanakan sayang…ohhhh sayang…ooohhhsssmmmhh…,”

Bu Intan begitu bernafsu dengan ukuran kontol Robby yang keluar masuk lobang memeknya. Bu Intan semakain menjepitkan kakinya ke paha Robby dan ia mendesakkan pinggulnya keatas menerima entotan-entotan Robby. Bu Intan begitu bernafsu dengan kontol pemuda itu. Bu Intan sangat ingin setiap tusukan kontol Robby langsung memasuki rahimnya. Ia begitu gatal dan penuh birahi.

“Oooohhhh Bu Intan sayang…enaknya menggauli tubuhmu Bu Intan…ohhh enaknya kontolku masuk memek Bu Intan…ooongggggsshhh aaahhhsss oohh Bu Intan enaknya lobang memekmu Bu…ooohhh Bu Intan…oooo Bu Intan rasanya kontolku masuk dalam banget bu….ooohhh enaknya mengentoti memekmu bu…oohhh Bu Intan sayang…oohhh sayang…ooohhh sayang…oohh bu aku keenakan bu…aku suka ngentot sama ibu…oohhh…,”Robby juga memuaskan fantasi seksnya terhadap Bu Intan yang selama ini menggoda hayalnya.
“Oooohhhgghhsshhooohhh iyah sayang…oh ibu juga suka ngentot sama kamu sayang…ibu bisa ketagihan ngentot sama kamu sayang..ohhh kontolmu besar sayang..ohhh sayang kontolmu panjang sayang..ohhh enaknya kontolmu.. ibu bisa ketagihan sayangooo…. ohhhh…ohh tekan lagi sayang…oooggsshhh sayangku Robby oooohh ….aaaaacccchhhsssshhh…enaknya entotanmu…oooouuugghhh sayang kontolmu mentok rahimku sayang…oooghh sayang masuki rahim ibu sayang…ohhh enaknya…ohhh enaknya….oooohhhgghhhsshh enaknya kontolmu…,”Bu Intan mendesakkan tubuhnya ke tubuh Robby untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih.

Selangkangan mereka kadang melekat erat. Pangkal batang kontol Robby sampai mentok dengan selangkangan Bu Intan. Kadang mereka saling memompa dengan cepat. Mereka saling menggenjot penuh birahi. Robby mendesakkan pinggulnya ke selangkangan Bu Intan. Ia begitu bernafsu menggagahi wanita paruh baya itu. Mereka kadang memiliki rasa hayal yang sama saat itu. Di mana mereka melakukan perselingkuhan yang penuh mesum itu di rumah Bu Intan, bahkan di ranjang yang biasa digunakan oleh Bu Intan dan suaminya Suriono Rusmanto. Dan itu semua hanya membuat hayal syahwat kedua insan berbeda usia itu makin bergelora dan nakal.

“Oooohhh sayang…enaknya ngentot sama kamu…ohhh Robby ibu suka kontolmu sayang..iyah sayang..oohh iyahh sayang…oohh iyah gituh sayang…ooohh entoti terus lobang memekku..oooghhh sayang enaknya entotanmu…oohhh sayangku Robby…oooohhh…ooohhh…ooohhh… ooohhh… ooohhh… ooohhh…aaacccghhh sayang sebentar lagi ibu mau kelura sayang..ooohhh emtoti yang kuat sayang… ooohh pompa memek ibu…ooohhh yahhh sayang…oohh Robby oohh gagahi ibu sayang…ooocchhh sebnetar lagi sayang…ooohhh… ooohhh… ooohhhsss…. Ooohhh… ooohhh…,”Bu Intan makin merapatkan pinggulnya untuk mendapatkan tusukan-tusukan kontol Robby yang paling dalam.

“Oooohhhhh sayangku Bu Intan…oohhh enaknya ngentoti memekmu bu…ooohhh enaknyabu… ooohhh Bu Intan lobang memekmu enak…,”Robby makin mempercepat entotannya. Ia makin mendesakkan pinggulnya ke selangkangan Bu Intan yang begitu terbuka.”Ooooghh Bu Intan aku juga mau keluar bu…oohhh enak banget bu…oohggg enaknya kontolku bu…,”
“Ooohhhggg sayang entot yang dalam sayang….tusuk yang dalam sayang…yahh masukin kontol panjangmu lebih dalam lagi sayang biar enak sayang oohgghhhhsshh..oogghh besarnya kontolmu Robby…ohhgg makin tegang sayang…oohgg kontolmu makin besar sayang….sayangku Robby tekan kontolmu lebih dalam sayang….oogghh masukin kontolmu makin dalam ke rahim ibu sayang…

Oohhh sayangku tekan kontolmu biar masuk rahim ibu sayang…ohhh yahh…oohh yah …oohh yahhh gituhh sayang…ohhhh sayangku…masukin rahimku sayang…oohhh sayang keluarin spermamu sayang…oogghh yahh sayang oohh masukin spermamu dalam rahim ibu sayang…oohhh tekan lebih dalam sayang biar spermamu masuk rahim ibu sayang…oohggg…oosshh yah sayangku…oohhh yahh sayang….oohhh keluarin manimu sayang…oohh sayang keluarin spermamu dalam rahimku sayang…oogghh sayang… ooohhssshhhss entotin lobang memek ibu sayang…oohhsshhh Robby sayang keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu sayang..ohhh sayang keluarin spermamu yang banyak sayang…oohhggg Robby oohhh Robby sayang..keluarin spermamu yang banyak ke dalam rahim ibu sayang biar ibu hamil sayang…ooohhgggg sayangku Robby..ohhh sayangku Robby ibu pengen hamil oleh spermamu sayang…oohhh yah entotin terus memek ibu sayang…ooohhh Robby ibu pengen hamil oleh kontolmu sayang…

Oohhh keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu sayang biar ibu hamil…ooohh ibu masih bisa hamil sayang…oohhh Robby sayang hamili ibu sayang…oohhh sayang entot ibu samapai hamil sayang…oohhh Robby hamili ibu sayang…kamu pengen ibu hamil kan sayang…ooohhhsssmmmhh kamu pengen ngenotin ibu sampai hamil kan sayang…oohhh …oohhh keluarin manimu yang banyak dalam rahimku sayang…ooohhh Robby sayang hamili ibu…aahhh hamili ibu sayang…entoti ibu samapai hamil…,”

Robby semakin liar menggenjot tubuh Bu Intan. Hayalnya benar-benar terpuaskan. Robby memang sering berhayal bisa ngentotin Bu Intan sampai ibu paruh baya itu hamil. Ia semakin menggoyangkan pinngulnya. Ujung kontolnya semakin gatal. Robby menusukkan kontolnya dengan tusukan yang dalam. Dan akhirnya ia merasa akan mengeluarkan spermanya.
“Ohhh Bu Intan aku mau keluar…ooooooooooooooooohhhhhhh sayangku Bu Intan…aaacchhh ooohhh Bu Intan aku keluar sayang….ohhh spermaku lagi banyak bu…oohhh Bu Intan kuhamili kau Bu…oohhh Bu Intan aku keluar…oohh Bu Intan ini spermaku sayang…ooooooooooooohhh ooooggghhhh sayang akan kubuntingin kau bu…oooooooooooooogghhh….,”Robby menekan kontolnya sedalam-dalamnya sambil mengerang.

Selangkangan mereka menempel begitu ketat. Gerakan-gerakan ritmis dan otomastis mengiringi menempelnya kedua pinggul mereka. Gerakan-gerakan ritmis itu menandakan kedua kelamin mereka sedang memompakan sperma masing-masing. Bu Intan begitu puas oleh persetubuhan itu. Tangannya dan kakainya mendekap kuat pinggul dan pantat Robby. Bu Intan sangat ingin kontol pemuda itu masuk makin dalam ke rahimnya. Dan Bu Intan merasakan kepala kontol anak muda itu memasuki rahimnya dan ia merasakan kontol yang besar dan panjang itu berdenyut-denyut. Bu Intan merasakan kontol itu mengganguk-angguk dalam lobang rahimnya menyemprotkan sperma yang begitu banyak memasuki rahimnya. Bu Intan tidak tahu mengapa ia begitu ingin dihamili oleh Robby.

Bu Intan mendesah setelah persetubuhan nikmat itu. Ia berbisik di telinga Robby, “Ohhh sayang, spermamu banyak banget masuk rahim ibu. Oh sayang ibu bisa hamil sayang…ooogghhh sayangku Robby, ibu pengen banget hamil oleh kontolmu ini sayang…,”
Nafas Robby menderu-deru. Persetubuhan dengan Bu Intan yang bertubuh montok semok dan merangsang itu betul-betul menimbulkan nikmat yang luar biasa. Dan kini nafasnya dan nafas Bu Intan bagai bersahutan-sahutan.

Robby mengangkat wajahnya, dan memandangi wajah wanita paruh baya itu. Lalu ia melumat bibir Bu Intan dan berbisk, “Aku juga pengen ibu hamil. Ohhgghhh Bu Intan, sejak pertama kali bertemu ibu, aku sudah pengen banget menghamilimu bu..,”desah Robby.
“Aku juga sayang. Sejak pertama kali jumpa sama kamu, ibu tahu kamu pengen ngentot sama ibu. Matamu yang sering curi pandang sama ibu membuat ibu tahu kamu pengen banget ngentotin ibu, dan ibu tahu kamu pengen mengahamili ibu…mmmmhhhh…,”Bu Intan membalas dengan mengecup bibir Robby.

Mereka bergelut sepanjang hari hingga malam… Berkali-kali Robby menyetubuhi Bu Intan… Berkali-kali Bu Intan merasakan rahimmnya disembur terus-menerus oleh mani Robby yang hangat dan kental… Kontol Robby yang besar dan panjang benar-benar memuaskan dahaga liarnya yang binal… Ia begitu meresapi tusukan-tusukan kontol besar dan panjang Robby di lobang memeknya… Ia merasa kembali hidup penuh gairah… Robby begitu merasakan kepuasan seksual yang penuh ketika menggagahi wanita paruh baya itu.. bahkan mengetahui Bu Intan adalah istri orang semakin menggelorakan nafsu seksnya… Ia begitu bernafsu setiap kali menggenjoti tubuh Bu Intan… Dan ia selalu menghentakkan pinggulnya, menusuk sangat dalam ke lobang memek Bu Intan ketika kontolnya menyemprotkan mani ke dalam rahim Bu Intan.. Dan itu semua benar-benar memuaskan fantasi seksnya…

Sesudah permainan seks yang liar itu mereka sekali seminggu berjumpa di sebuah hotel. Dalam jangka waktu itu Bu Intan pernah merayu suaminya dengan gaya yang palsu… Ia mengajak suaminya bersetubuh… Bu Intan berbisik di telinga suaminya: “Aku ingin punya anak lagi… Dan setelah persetubuhan, Bu Intan ke kamar mandi membuang semua sperma suaminya….
Dua setengah bulan setelah persetubuhan pertama, Bu Intan dan Robby kembali bergelut di ranjang sebuah hotel… Di akhir persetubuhan Bu Intan menciumi leher dan telinga Robby, dan berbisik:…Oh sayang…aku hamil… Aku mengandung anakmu..,”

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
(˘̀^˘́҂)ҧ Design by uncensored8 | By Maling Durjana DMCA_logo-200w Pelacur Gratis Fast loading | Sexy Analytic (˘̀^˘́҂)ҧ