Warung Bebas

Sunday, January 27, 2013

Cerita Sex Ngentot Putri Sulung

Cerita Sex Ngentot Putri Sulung - Belum lama ini aku kembali bertemu Nana (bukan nama sebenarnya). Ia kini sudah berkeluarga dan sejak menikah tinggal di Palembang. Untuk suatu urusan keluarga, ia bersama anaknya yang masih berusia 6 tahun pulang ke Yogya tanpa disertai suaminya. Nana masih seperti dulu, kulitnya yang putih, bibirnya yang merah merekah,

Cerita Sex Ngentot Putri Sulung
 Cerita Sex

Cerita Sex Ngentot Putri Sulung - rambutnya yang lebat tumbuh terjaga selalu di atas bahu. Meski rambutnya agak kemerahan namun karena kulitnya yang putih bersih, selalu saja menarik dipandang, apalagi kalau berada dalam pelukan dan dielus-elus. Perjumpaan di Yogya ini mengingatkan peristiwa sepuluh tahun lalu ketika ia masih kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Yogya. Selama kuliah, ia tinggal di rumah bude, kakak ibunya yang juga kakak ibuku. Rumahku dan rumah bude agak jauh dan waktu itu kami jarang ketemu Nana.

Aku mengenalnya sejak kanak-kanak. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak encer. Setahun setelah aku menikah, isteriku melahirkan anak kami yang pertama. Hubungan kami rukun dan saling mencintai. Kami tinggal di rumah sendiri, agak di luar kota. Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Sungguh repot harus merawat bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Nana) serta Nana dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.

Hari-hari berikutnya, Nana masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Nana. Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Nana menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Nana. Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Nana selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. Lama-lama Nana sering tinggal di rumah kami. Isteriku sangat senang atas bantuan Nana. Tampaknya Nana tulus dan ikhlas membantu kami. Apalagi aku harus kerja sepenuh hari dan sering pulang malam. Bertambah besar, bayi kami berkurang nakalnya. Nana mulai tidak banyak mampirke rumah. Isteriku juga semakin sehat dan bisa mengurus seluruh keperluannya. Namun suatu malam ketika aku masih asyik menyelesaikan pekerjaan di kantor, Nana tiba-tiba muncul.

"Ada apa Na, malam-malam begini."
"Mas Danu, tinggal sendiri di kantor?"
"Ya, Dari mana kamu?"
"Sengaja kemari."
Nana mendekat ke arahku. Berdiri di samping kursi kerja. Nana terlihat mengenakan rok dan T-shirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja.

"Ada apa, Nana?"
"Mas... aku pengin seperti Mbak Tari."
"Pengin? Pengin apanya?" Nana tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. Dalam sekejap ia sudah duduk di pangkuanku.
"Nana, apa-apaan kamu ini.." Tanpa menungguku selesai bicara, Nana sudah menyambarkan bibirnya di bibirku dan menyedotnya kuat-kuat. Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benar-benar mendarat keras. Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak. Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Ia mencari lidahku dan menyedotnya kuat-kuat. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi. Lebih dari itu, terus terang ada rasa nikmat setelah berbulan-bulan tidak berhubungan intim dengan isteriku. Nana merenggangkan pagutannya dan katanya, "Mas, aku selalu ketagihan Mas. Aku suka berhubungan dengan laki-laki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. Tidak bercumbu beberapa hari saja rasanya badan panas dingin. Aku belum pernah menemukan laki-laki yang pas."

Kuangkat tubuh Nana dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Aku bangkit dari duduk dan melangkah ke arah pintu ruang kerjaku. Aku mengunci dan menutup kelambu ruangan.
"Na.. Kuakui, aku pun kelaparan. Sudah empat bulan tidak bercumbu dengan Tari."
"Jadikan aku Mbak Tari, Mas. Ayo," kata Nana sambil turun dari meja dan menyongsong langkahku.
Ia memelukku kuat-kuat sehingga dadanya yang empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pula penisku yang telah mengeras berbenturan dengan perut bawah pusarnya yang lembut. Nana merapatkan pula perutnya ke arah kemaluanku yang masih terbungkus celana tebal. Nana kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal. Aliran listrik seakan menjalar ke seluruh tubuh. Aku semula ragu menyambut keliaran Nana. Namun ketika kenikmatan tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh, menjadi mubazir belaka melepas kesempatanini.

"Kamu amat bergairah, Nana.." bisikku lirih di telinganya.
"Hmmm... iya... Sayang.." balasnya lirih sembari mendesah.
"Aku sebenarnya menginginkan Mas sejak lama... ukh..." serunya sembari menelan ludahnya.
"Ayo, Mas... teruskan.."
"Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan dari Mas?"
"Semuanya," kata Nana sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku. Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan kusingkap T-Shirt yang dikenakannya. Kutarik perlahan ke arah atas dan serta merta tangan Nana telah diangkat tanda meminta T-Shirt langsung dibuka saja. Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua jemariku langsung memeluknya kuat-kuat hingga badan Nana lekat ke dadaku. Kedua bukitnya menempel kembali, terasa hangat dan lembut. Jemariku mencari kancing BH yang terletak di punggungnya. Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan melalui tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke lantai dan kini ujung payudaranya menempel lekat ke arahku. Aku melorot perlahan ke arah dadanya dan kujilati penuh gairah. Permukaan dan tepi putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Nana, namun menambah nikmat aroma gadis muda.

Tangan Nana mengusap-usap rambutku dan menggiring kepalaku agar mulutku segera menyedot putingnya. "Sedot kuat-kuat Mas, sedooottt..." bisiknya. Aku memenuhi permintaannya dan Nana tak kuasa menahan kedua kakinya. Ia seakan lemas dan menjatuhkan badan ke lantai berkarpet tebal. Ruang ber-AC itu terasa makin hangat. "Mas lepas..." katanya sambil telentang di lantai. Nana meminta aku melepas pakaian. Nana sendiri pun melepas rok dan celana dalamnya. Aku pun berbuat demikian namun masih kusisakan celana dalam. Nana melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu. Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya. Nana melenguh sedikit kemudian sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku.

"Mas sedot Mas... teruskan, enak sekali Mas... enak..." Kupenuhi permintaannya sembari kupijat-pijat pantatnya. Tanganku mulai nakal mencari selangkangan Nana. Rambutnya tidak terlalu tebal namun datarannya cukup mantap untuk mendaratkan pesawat "cocorde" milikku. Kumainkan jemariku di sana dan Nana tampak sedikit tersentak. "Ukh... khmem.. hsss... terus... terus," lenguhnya tak jelas. Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya. Terasa jemari kanan tengahku telah mencapai gumpalan kecil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kuraba-raba lembut berirama. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Jemariku memilin klitoris Nana dengan teknik petik melodi.

Nana menggelinjang-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat. "Mas... Mas... ampun... terus, ampun... terus ukhhh..." Sebentar kemudian Nana lemas. Namun itu tidak berlangsung lama karena Nana kembali bernafsu dan berbalik mengambil inisitif. Tangannya mencari-cari arah kejantananku. Kudekatkan agar gampang dijangkau, dengan serta merta Nana menarik celana dalamku. Bersamaan dengan itu melesat keluar pusaka kesayangan Tari. Akibatnya, memukul ke arah wajah Nana. "Uh... Mas... apaan ini," kata Nana kaget. Tanpa menunggu jawabanku, tangan Nana langsung meraihnya. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku.

"Mas... ini asli?"
"Asli, 100 persen," jawabku.
Nana geleng-geleng kepala. Lalu lidahnya menyambar cepat ke arah permukaan penisku yang berdiameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak bengkok ke kanan. Di bagian samping kanan terlihat menonjol aliran otot keras. Bagian bawah kepalanya, masih tersisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit itulah yang membuat perempuan bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku.

"Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini."
"Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya."
"Alangkah bahagianya MBak Tari."
"Makanya kamu pengin seperti dia, kan?"
Nana langsung menarik penisku. "Mas, aku ingin cepat menikmatinya. Masukkan, cepat masukkan."
Nana menelentangkan tubuhnya. Pahanya direntangkannya. Terlihat betapa mulus putih dan bersih. Diantara bulu halus di selangkangannya, terlihat lubang vagina yang mungil. Aku telah berada di antara pahanya. Exocet-ku telah siap meluncur. Nana memandangiku penuh harap.

"Cepat Mas, cepat.."
"Sabar Nana. Kamu harus benar-benar terangsang, Sayang..."
Namun tampaknya Nana tak sabar. Belum pernah kulihat perempuan sekasar Nana. Dia tak ingin dicumbui dulu sebelum dirasuki penis pasangannya. "Cepat Mas..." ajaknya lagi. Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tapi sungguh amat sulit masuk, kuangkat kembali namun Nana justru mendorongkan pantatku dengan kedua belah tangannya. Pantatnya sendiri didorong ke arah atas. Tak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Namun Nana tampaknya ingin main kasar. Aku pun, meski belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat dan sekencangnya. Meski perlahan dapat memasukirongga vaginanya, namun terasa sangat sesak, seret, panas, perih dan sulit. Nana tidak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah.

"Jangan paksakan, Sayang.." pintaku.
"Terus. Paksa, siksa aku. Siksa... tusuk aku. Keras... keras jangan takut Mas, terus.." Dan aku tak bisa menghindar. Kulesakkan keras hingga separuh penisku telah masuk. Nana menjerit, "Aouwww.. sedikit lagi.." Dan aku menekannya kuat-kuat. Bersamaan dengan itu terasa ada yang mengalir dari dalam vagina Nana, meleleh keluar. Aku melirik, darah... darah segar. Nana diam. Nafasnya terengah-engah. Matanya memejam. Aku menahan penisku tetap menancap. Tidak turun, tidak juga naik. Untuk mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Nana dengan mulutku. Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Nana sedikit berkurang ketegangannya.

Beberapa saat kemudian ia memintaku memulai aktivitas. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Nana mulai tampak menikmatinya. Pergerakan konstan itu kupertahankan cukup lama. Makin lama tusukanku makin dalam. Nana pasrah dan tidak sebuas tadi. Ia menikmati irama keluar masuk di liang kemaluannya yang mulai basah dan mengalirkan cairan pelicin. Nana mulai bangkit gairahnya menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih, "Uuuhh.. Mas... uhhh... enaakkkk.. enaaakkk... Terus... aduh... ya ampun enaknya.." Nana melemas dan terkulai. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk di samping Nana yang terkulai.

"Nana, kenapa kamu?"
"Lemas, Mas. Kamu amat perkasa."
"Kamu juga liar."

Nana memang sering berhubungan dengan laki-laki. Namun belum ada yang berhasil menembus keperawanannya karena selaput daranya amat tebal. Namun perkiraanku, para lelaki akan takluk oleh garangnya Nana mengajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Gila memang anak itu, cepat panas.

Sejak kejadian itu, Nana selalu ingin mengulanginya. Namun aku selalu menghindar. Hanya sekali peristiwa itu kami ulangi di sebuah hotel sepanjang hari. Nana waktu itu kesetanan dan kuladeni kemauannya dengan segala gaya. Nana mengaku puas.

Setelah lulus, Nana menikah dan tinggal di Palembang. Sejak itu tidak ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke Yogya bersama anaknya, aku berjumpa di rumah bude.
"Mas Danu, mau nyoba lagi?" bisiknya lirih.
Aku hanya mengangguk.
"Masih gede juga?" tanyanya menggoda.
"Ya, tambah gede dong."
Dan malamnya, aku menyambangi di hotel tempatnya menginap. Pertarungan pun kembali terjadi dalam posisi sama-sama telah matang.
"Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa dipakai belum?" tanyanya.
"Belum, dokter melarangnya," kataku berbohong.
Dan, Nana pun malam itu mencoba melayaniku hingga kami sama-sama terpuaskan.


TAMAT

Saturday, January 26, 2013

Cerita Sex Ngentot Anak Masih SD Terbaru

Cerita Sex Ngentot Anak Masih SD Terbaru - Cerita Sex Dengan Anak SD - Ingat Sobat sebelum membaca cerita ini adalah sebuah cerita untuk hiburan saja jika menurut anda kurang hot dan bagus jangan di caci oke sbat selamat membaca. Aku mempunyai tetengga belakang rumahku yang bernama Ita dan Anggi.Ita orangnya manis,tinggi,dan bongsor mirip anak yang berumur 16 tahun.Dia masih kelas 6 SD sedangkan Anggi adik Ita yang sedang kelas 4 SD.Dia juga bongsor sama dengan Ita tetepi bedanya dia agak pendek dan juga Anggi lebih putih,cantik serta lincah juga.Ita anaknya montok dan yang membikin aku tidak tahan adalah pentilnya yang besar itu berukuran 32B.

Cerita Sex Ngentot Anak Masih SD Terbaru
 Cerita Sex Dengan Anak SD

Cerita Sex Ngentot Anak Masih SD Terbaru - Dia suka memakai celana pendek dan atasannya hanya memekai kaos tipis dalamnya memakai kaos dalam yang longgar tanpa Bh atau Bh saja sehingga pentilnya yang berwarna coklat muda kelihatan sedikit membayang bila memakai kaos dalam saja.Kalau Anggi orangnya suka memakai rok mini yang minim banget atau sebatas pertengahan paha sehingga paha mulus Anggi kelihatan dan atasannya memakai kaos tipis tanpa memakai pakaian dalam sama sekali sehingga pentilnya yang berukuran 32A kelihatan tercetak jelas.Dia juga senang menggodaku dengan memakai celana ketat sepangkal paha milik Ita tanpa celana dalam dan atasannya memakai tengtop tanpa miniset(dia suka memakai miniset) bila aku bermain kerumahnya kalau tidak ada orang tuanya sehingga semua tubuhnya terbayang jelas dibalik pakaiannya yang serba tipis membuat aku tak tahan.Dan bila dia sudah begitu aku langsung mendekatinya dan memeluk serta meraba raba pentil dan tempiknya yang membukit dibalik celana ketatnya.

Kalau Ita suka menggoda aku bila bermain kerumahnya dengan memakai rok Anggi yang mini didalamnya tanpa celana dalam dan atasanya hanya memakai kaos dalem putih/coklat tipis banget hingga pentilnya seperti dia pamerkan kepadaku.

Aku menyetubuhinya pertama kali saat aku,Ita,dan Anggi berenag dikolam renang rumah Ita.Ceritanya begini:

Saat itu hari Minggu(12 Februari 2003)aku main kerumah Ita dan Anggi yang kelihatannya lagi sepi.Saat aku tanya ke Anggi papa dan mamanya lagi kemana dia mengatakan kalau papa dan mamanya lagi keSemarang dan pulangnya lusa dan dirumah hanya ada mereka berdua dan pembantu perempuan yang berumur 22tahun bernama mbak Asih.Lalu aku mengajaknya berenang dirumahnya yang ada kolam renangnya dibelakang rumahnya.Anggi langsung senang dan mengajak Ita kakaknya.Ita langsung keluar dan saat itu dia hanya memakai kimono tidur dan kelihatanya dia tidak memakai apa apa didalamnya dia mengiyakan ajakan adiknya.Aku langsung masuk kerumahnya yang sedang sepi itu dan mencuri curi pandang kearah tempik dan paha Ita yang kelihatan saat Ita duduk didepan ruang keluarga.Saat itu aku memakai celana ¾ yang dari bahan parasut atasanya kaos junkies.Aku meminjam celana Ita agar bajuku tidak basah.

“Ita aku pinjam dong celana kamu biar bajuku tidak basah”kataku

“Sebentar yah aku ambilin”katanya dan dia meminjamiku celana yang ketat tapi bisa mengembang berwarna kuning

“Bentar yah aku ganti baju dulu”katanya dan masuk kekamar Anggi.Aku langsung mengganti bajuku dengan celana Ita didepan Tv karena Anggi dan Ita sedang berganti baju dikamar Ita.Saat itu aku sedang telanjang tanpa memakai apapun dan Anggi keluar tanpa aku sadari karena posisiku didepanya membelakanginya.Ita dari tadi memperhatikanku dari belakang.Tau tau dia sudah memegang kontolku yang sedikit ngaceng karena melihat paha dan tempik Ita.

“Eh kok menganggu angguk ini apa sih,ada rambutnya lagi?”tanyanya sambil memegang kontolku

“Eh Anggi kamu sudah ganti baju”tanyaku gugup tapi tanpa menepis tangan Anggi yang memegangi kontolku karena Anggi meremas remasnya sehingga kontolku geli geli nikmat rasanya.

“Ya sudah dong”katanya sambil tetap meremas kontolku.Dia memakai baju renang yang sangat sexy banget bawahnya celana dalam nilon tipis berwarna pink terusanya seperti tengtop tipis banget dari kaos berwarna kuning sehingga semua bentuk tubuh Anggi kelihatan sekali menambah ketegangan kontolku apalagi ditambah remasan Anggi.

“Lepasin dong kan sakit tititku”kataku pura pura tapi didalam hati aku berkata nanti aja kalau kita udah berenang.Dia melepaskan kontolku aku langsung memakai celana Ita.Kontolku membayang jelas dibalik celana nilon tipis Ita mirip ulat yang melintang keatas.Lalu aku ikutan duduk dan memeluk Anggi yang sedang duduk dikursi ruang keluarga itu.Aku memeluknya dari belakang karena Anggi duduknya membelakangiku.Tanganku langsung hinggap dipentil Anggi dan meremasnya pelan pelan.

“Ah geli,eh…tapi kok enak yah”katanya sambil memegang tanganku tanpa menariknya.

“Enakkan,tadi tititku juga keenakan kayak gini”kataku sambil berusaha memasukan tanganku kedalam pakaian renang Anggi dan menarik tali pakaian renangnya yang berbentuk tengtop itu hingga terlepas sedikit tapi sudah memperlihatkan pentil Anggi yang sebesar tutup teko itu.

“Nggi balik sini dong”kataku sambil menariknya agar menghadap ke aku.Dia langsung berbalik dan saat itu juga pentil indah milik gadis kecil terlihat jelas dihadapanku.Pentil cewek kecil dengan puting merah muda menggemaskan

“Eh diliatin terus”katanya sambil menarik kembali tali bajunya keatas dan aku hanya senyum saja.Saat itu Ita keluar.Pakaian Ita tak kalah sexynya dengan adiknya.Dia memakai tengtop dengan terusan rok sebatas lutut dari bahan nilon berwarna hitam dan kelihatanya dia tak memakai apa apa didalamnya karena pentilnya jelas tercetak dibalik tengtopnya yang tipis.



“Wah kamu cantik banget lho Ta”kataku.Pandangan Ita kebawah bagian kontolku.

“Ih lucu apaan tuh yang panjang”katanya menunjuk kontolku

Dasar anak anak kataku dalam hati.”Ini namanya titit”kataku sambil ngeluarin kontolku yang sejak tadi ngaceng.

“Ta aku nggak pakai ini aja deh,kesempitan”kataku sambil melepas celana Ita memperlihatkan kontolku yang berjembut lebat lalu mengembalikanya.Aku sengaja melepasnya karena aku ingin Anggi dan Ita melihat kontolku dan supaya kontolku bebas bergerak.

“Ya udah sini aku kembaliin”katanya sambil meraba kontolku.Seeerrrr tangan halusnya menyentuh kontolku yang mengangguk angguk ngaceng.

Lalu kami keluar dan kekolam renang dibelakang rumah dan tak lupa menutup pintu depan rumah Ita agar tak ada tamu yang datang.Aku berenang dengan mereka dengan telanjang bulat tanpa malu malu karena mereka belum mengerti apa apa.Saat aku tidak berenang dan tiduran di pinggir kolam sambil mengelus elus kontolku yang aku biarkan tegang Ita mendekatiku lalu disusul Anggi dibelakangnya.

“Eh lucu kayak burung”kata Ita sambil memegang dan meremas kuat kontolku karena gemes.Aku yang diremes jadi sedikit kesakitan

“Ukhh sakit Ta jangan diremes tapi diginiin”kataku sambil menaik turunkan kontolku.Lalu Ita memegangnya dan menaik turunkan kontolku.

“Begini”katanya

“Shhhh….ahhhh Taa mmhhh”kataku sambil memegangi pundaknya.

“Kenapa sakit ya tititnya”tanyanya menghentikan kocokanya

“Nggak kok terusshhh enak kok”kataku lalu tanganku memegang pentil Ita yang basah tercetak dipakaiannya.

“Jangan pegang basah nih”katanya sambil terus mengocokku.Aku tak peduli dan terus meremas pentilnya malah menurunkan tali tengtop yang ada di bahunya hingga pentilnya yang putih mulus dengan puting coklat muda kelihatan menggiurkan.

“Shhhh terusss”kata Ita mulai merasa keenakan pentilnya aku remas remas.

“Kak ikutan dong Anggi dari belakang lalu duduk menghadapku.

“Stop,berhenti dulu aku ajarin yang enak mau nggak?”tanyaku

“Apaan sih”kata Ita

“Iya,apaan”sahut Anggi

Wah kebetulan nih pikirku.

“Kita main ibu dan bapak”kataku

“Gimana?”tanya keduanya hampir bersamaan

“Gini,biar aku buka pakaian renang kalian lalu kita main”kataku sambil berusaha melepas pakaian Ita

“Iya deh”jawab Ita.Lalu aku melepas tengtop Ita hingga Ita telanjang dan pakaian atas Anggi lalu cawet nilon Anggi dan membuang semua itu sembarangan.

“Nah sekarang Anggi dulu”kataku mendekati Anggi dan menidurkan Anggi dikursi pantai panjang yang didekat kolam renang.

“Kamu tiduran ya terus nikmati aja”kataku sambil membelai belai pentil Anggi yang putih mulus dan putingnya yang berwarna merah muda itu.Lalu aku mencium bibir Anggi dan melumat bibirnya.Mulanya dia hanya diam tapi lama lama dia membalasnya dan lidahku masuk kedalam mulutnya.Emhhhh…manisnya ludah milik Anggi.Kami berciuman lama sambil tanganku meremasi pentil serta memelintir putingnya.Ita hanya memperhatikan kami.

“Eh seperti yang difilm yang ditonton papa sama mama”katanya.Aku terus saja melanjutkan permainanku dengan Anggi hingga ciumanku turun kedaerah pentil.Disana mulut dan lidahku mengulum dan menciumi pentil Anggi yang kiri dan tanganku yang kiri meremas pentilnya yang kanan.

“Shhh akhhh…kak Ita enak kak,Anggi sukaaa”katanya diiringi rintihan keenakan.Lalu ciumanku turun keperut dan kebawah terus hingga sampai didaerah tempiknya yang belum ada bulunya sama sekali.Tempiknya putih banget dengan bukit melintang indah kebawah serta ada sesuatu seperti mengintip sebesar kacang.Aku hirup aroma tempiknya dalam dalam…mhhh haruuuum banget melebihi semua madu.Lalu aku menciumnya dan memainkan bibirku di tempiknya yang basah terus lama lama lidahku sudah menyusuri tempiknya.

“Kakhhh Ita gawukku diapain kok enak sihhh”teriaknya

Ita hanya mnonton karena juga tidak mengerti.Lalu aku memasukkan lidahku kedalam tempik Anggi hingga masuk dan menjilati tempiknya yang sudah basah cairan kenikmatannya sampai kedaerah itilnya.

“sluuup sruupp sllluuuupp amhhh”suara lidahku memainkan tempik Anggi

“Shhhh miaahhhhh kak Itaaa Nikmat sekali kak,Anggi nggak tahan”katanya sambil tangannya meremas rambutku hingga acak acakan.Kedua tanganku bermain di pentilnya yang terbebas.Hingga tiba tiba Anggi berteriak.

“Kak,Anggi mau pipis kak…akhhhhh…serrr…sserrrr…sseerrr..seeerrrr”4 kali tempiknya mengeluarkan cairan pejuh.Aku langsung menghabiskan cairan itu hingga habis karena rasanya sangat enak,gurih,manis.Dia kelihatan lemes banget dengan nafas memburu.

“Kok enak banget,Anggi keenakan sekali”katanya

“Sekarang aku ajarin ngulumin tititku ya”katak

“Sekarang kamu gantian diatas terus masukin tititku kemulutmu dan emutin Nggi”kataku sambil membaringkan tubuhku dikursi.Lalu Anggi memegang kontolku dan meremasnya lalu menjilat helmku yang berwarna merah tegang sekali.

“Ayo Nggi emut seperti kamu ngemut es”kataku sambil mendorong kepala Anggi kebawah kontolku.Lalu Anggi mengulum kontolku tapi hanya 1/4nya saja karena kontolku besar(panjang 17 cm dan berdiameter 5 cm).Dia mengulumnya dengan kasar maklum baru pertama sampai kena giginya.Rasanya sakit sakit,geli,nikmat,enak bercampur jadi satu.Kontolku kena gigi tapi justru itu yang menambah nikmat bagiku.

“Sluurrrppp…slurrpp….nyot..nyoot”bunyi kulumannya pada kontolku.

“Shhh…yahhhh terus Anggi,kamu pintar banget”kataku

“Ita kamu sini dong deket aku biar kamu enak juga”kataku agar Ita mendekat.Setelah Ita mendekat tanganku langsung menyambar pentilnya dan meremas remasnya

“Ehhh…shhhhh tetekku sakit tau”katanya tapi tak berusaha menyingkirkan tanganku.Jadinya kontolku dikulumin cewek kecil dan tanganku meremasi pentil cewek cantik juga,sungguh pas dan nikmat sekali.Hingga aku akan segera akan keluar.

“Ssshhhhh mhhhh…croottt…crrooottt…crrooott”3 kali panjang panjang aku menembakkan air pejuhku kemulut Anggi

“kamu pipis kok nggak bilang sih”kata Anggi sambil mengelap pejuh yang meleleh keluar sampai dipipinya

“Tapi kok enak yah rasanya”katanya lagi

“Nggi kamu tiduran lagi dong biar aku ajaring yang lain”kataku.Lalu aku bangun digantikan Anggi yang ganti tiduran dikursi.

“Apa lagi sih”tanya Ita

“Enak deh liat aja”kataku brsiap siap naik kekursi lagi lalu aku menyuruh Ita kockin kontolku yang mengecil.

“Ta kocokin dong biar ngaceng lagi nih”kataku sambil memegangi kontolku.Lalu Ita memgang dan mengocoknya hingga ngaceng kembali.Setelah ngaceng aku siap siap akan memasukkan kontolku kedalam tempiknya Anggi.Aku menggenggam kontolku dan mengarahkan kelobang tempik Anggi.

“Nggi tahan dikit yah aku mau masukin kontolku”kataku sambil memegangi kontolku

“Masukin aja aku pingin rasain kaya papa sama mama main ginian”katanya sambil jarinya menyentuh helmku

“Ita kamu bantuin aku dong,tarik gawuknya Anggi biar agak lebar Ta”kataku lalu Ita menarik tempik Anggi kekiri dan kekanan dan aku lalu mendorong kontolku.

Susah banget masuknya dan baru 3 kali sodokan helmku mulai masuk…bleeeshhh…

“Kaaakhhh Ita sakit kak”teriak Anggi

“Tahan sedikit Nggi”kataku lalu mendorong kontolku hingga ½ masuk kontolku sudah menabrak selaput dara Anggi.Aku berhenti sebentar lalu menaik turunkan kontolku hingga Anggi kembali mendesah desah tanda dia merasa keenakan lagi.Lalu tiba tiba…bleessss…prett kontolku merobek selaput daranya dan masuk semua hingga amblas ketempik Anggi yang sempit.Kontolku seperti diremes remes dengan karet hingga sakit sakit tapi enak.

“Aaaaakkkhhhhh kak Ita,gawukku perih”teriak Anggi dan aku terus diatas Anggi.Saat Anggi sudah sedikit tenang aku kembali menggerakkan pantatku naik turun.Pertama Anggi meringis ringis.

“Shhhh sakiiit…udah dong gawukku sakit”rintihnya tapi aku tak peduli karena aku sudah gatel banget.Tapi lama lama rintihanya berubah jadi erangan dan desahan kenikmatan.

“Shhh…ahhhhh aakkhhhh….yaahhhh kak Ita kok enak ya kak sakit tapi nikmat”katanya tak beraturan

“Anggi gawukmu nikmat banget Nggi aku suka banget deh shhhh…aakhhhh”kataku keenakan juga sambil bergerak turun naik diatas tubuh mulus Anggi

Gerakanku makin lama makin cepat hingga akhirnya.

“Kak Ita Anggi pipis lagi kakhh…shhh..aaahhhhh….ssshhhhhh..aahhh”teriakanya membuatku makincepat menggenjot tempiknya hingga akhirnya

“Akhhh sseeerrr…sseerrr.sseeerr…seerr”kali ini lebih banyak pejuh yang keluar dari tempik Anggi lalu aku mencabut kontolku yang belum keluar dan belum puas.Lalu aku menjilati tempik Anggi.Kulihat ditempiknya ada cairan putih dan ada darah yang meleleh tanda dia sudah tidak perawan lagi.Lalu aku menjilatinya sampai semua darah dan pejuh habis bersih dan aku telan semua.Rasanya enak,asin,gurih,amis darah bercampur jadi satu.

Kontolku masih kokoh tegang dan basah mengkilap oleh pejuh dan sedikit darah Anggi.

“Nggi sekarang kamu istirahat aja deh lihat giliran kak Ita”kataku

“Iya deh,Anggi juga lemes kok dan gawukku sedikit sakit”katanya sambil membelai tempiknya yang bentuknya berubah menjadi tebal dan tembem menggelembung karena sudah kumasukin kontol.Bentuknya jadi sedikit keluar bibir tempiknya.

“Sakit ya,tapi nikmat kan?”tanyaku

“Iya sakit tapi enak kaya gimana gitu”katanya sambil tersenyum.

Aku lalu mendekati Ita yang merabai tempiknya karena kegatalan sepertinya

“Ta sekarang giliran kamu”kataku sambil menelakupkan telapakku kepentil Ita lalu meremasnya.

“Sakit nggak sih nanti”tanyanya takut sakit

“Nggak deh,malah enaaak sekali”kataku

“Tuh tititku sudah tegang ingin dimasukin kegawukmu itu”kataku sambil meremas tempiknya.Ita lalu menutupkan pahanya agar aku tidak menggodanya lagi.

“Iya tapi pelan pelan aja yah”katanya

“Iya deh nikmatin aja kamu bakalan ketagihan”kataku lalu aku mendekati Ita dan menyodorkan kontolku kearahnya.

“Ta remasin,kocok dan kulumin dong tititku biar lebih ngaceng”kataku sambil memegang tangan Ita.Ita lalu memegang dan meremas kontolku yang sudah ngaceng basah.

“Teruushhh…Ta kocokin Taaa,enaaakhhhh”kataku menikmati remasan dan kocokan Ita pada kontolku.

“Taaa emutin dong kaya Anggi tadi”kataku sambil menarik kepala Ita kearah kontolku.Ita lalu membuka mulutnya dan menjilati lubang kontolku yang kemerah merahan.Rasanya seperti digesekin kekondom(kalau aku ml sama Siska pacarku yang ada dalam cerita Senandung Masa puber aku kadang memakai kondom biar aman,kadang Siska ngocokin kontolku yang mesih berkondom….Enaaaknya si Siska).Sekarang Ita ngulumin kontolku.Hanya 1/4nya kontolku yang masuk karena panjangnya kontolku.Mhhhh….slluuuuupp…cleeep suaranya bikin aku melayang.

“Taaaa nikamatnya,kamu lebih enakan dari Anggi emutan kamu”kataku melirik Anggi yang sedang merabai tempiknya yang membengkak merah dia meringis aja.Tiba tiba ada yang akan keluar dari kontolku.

“Shhh akhh teruushhh ttaaaa”kataku lalu…croot croot crot crot pejuhku menyembur dalam mulut Ita.

Ita menelan semua pejuhku karena dia tau kalau rasanya enak.Aku lalu bangun dari kursi dan menidurkan Ita kekursi.

“Ta sekarang kamu gantian yang rasain”kataku lalu aku mencium tempiknya lalu aku jilat bibir tempiknya(tempiknya putih bersih belum ada bulunya sama sekali dan berbau sedap cairan kewanitaanya).Aku menjilat,mencium,melumat sampai cairan Ita jadi habis semua.

“Akhhh shhhh…mhhhhh…shhhh…akhhh”rintihan Ita semakin indah.Setelah beberapa saat akhirnya dia sampai juga.

“Aaahhhh…aku pipis enakhhhh sekali…ssuuuurrr…suurrr..ssuuurrrrr”Ita menyemburkan pejuh panjang panjang sampai mengenai mukaku lalu aku menjilatinya sampai bersih serta meratakan pejuhnya dimukaku.

“Ukhhh enak sekali aku sampai lemas”katanya sambil berbaring terlentang.

“Gimana enakan?,sekarang kamu rasain kaya Anggi tadi yah”kataku sambil memegangi pentilnya yang mengeras dan mencuat tegang puting coklatnya.Lalu aku menaikin tubuh Ita yang telentang siap.

“Ta tahan dikit yah kalau perih”kataku sambil memegangi kontolku kerah tempiknya Ita

“Nggi bukain dong gawuk kak Ita”kataku pada Anggi lalu Anggi menarik tempik Ita kekanan dan kekiri membukanya.Terlihat bagian dalam tempik perawan Ita basah,merah muda dan berkedut kedut.Aku mendorong kontolku berkali kali tapi susah dan baru yang kelima kalinya aku berhasil,sepertinya tempi Ita malah lebih sempit dari punya Anggi.Sleeep….kepala kontolku baru masuk tapi Ita sudah teriak kesakitan.

“Ukhhh…periiihh…sakiiit banget”katanya sambil tangannya mencengkeram pinggangku agar tidak masuk lagi.Setelah Ita agak tenang aku kembali menekan kontolku masuk lagi…sleeep..”Akhhhh”teriak Ita.Setelah ½ lebih kontolku seperti menyentuh selaput tipisnya.

“Kamu muncul lagi yah,ntar kamu aku robek”kataku dalam hati alu aku dengan tiba tiba menekan kontolku sekuat tenaga.

“Slup…Brett akhhhh sakiiit”teriak ita mencengkeram pinggangku kuat kuat.Aku diam aja sambil menikmati jepitan dinding tempik ita yang kuat seperti mau menghancurkan kontol tegangku.Setelah nafas Ita agak teratur aku kembali menaik turunkan kontolku mengobok obok tempik perawan Ita.

“Akhhh shhhh sakiiit pelan pelan dong periiih nih”teriaknya tapi aku tidak peduli.

“Aku kenthu kamu Ta biar tempikmu perih”kataku dalam hati kegemesan

“Sleep…sleep…cleep…cleeep”genjotanku naik turun makin lama makin cepat

“Akhhh…shhhh….akhhhh sakiit”teriak Ita kesakitan tapi pinggangnya malah bergerak kekanan dan kekiri.Lama lama teriakannya berubah menjadi desahan nikmat.

“Shhh..akhhhh…skhhh…akhhh enak bangethh siih kalau gini terus Ita mau dong”katanya sambil menekan pinggulku.

“Akhhh taaa gawukmu sempit nikmat banget taaa”kataku sambil menggenjot tempiknya yang lama lama menjadi lancar nggak seret lagi dan basah oleh cairan kenikmatannya.

“Sleep…sleepp..cluup…cluup”irama kanthuku membuat Anggi masturbasi dengan memasukkan dua jari mungilnya ketempiknya yang sekarang telah membesar itu

“Kak Ita,Anggi gateeel”kata Anggi sambil mengeluar masukkan jarinya secara cepat

Aku agak bosan dengan posisi itu lalu mencabut kontolku dari tempik Ita.

“Kenapa dicabut sih gatel nih”kata Ita sambil menarik kontolku agar masuk kembali

“Bentar Ta kita ganti posisi”kataku lalu menunggingkan Ita

“Nah kamu terus gini aja ntar kamu lebih enak lagi”kataku sambil mendorong kontolku ketempiknya.Ternyata kontolku masih saja kesulitan masuknya karena tempiknya memeng sempit sekali.Bleeeeeesss….kontolku masuk pelan pelan.

“Akhhhh teruushh masukin dong lagi”katanya.Aku lalu memaju mundurkan pantatku secepatnya biar Ita kesakitan(tujuanku agar aku mendapat variasi “Sleep…sleep.sleep…sleep…cplok…cplok…cplok”suara selakanganku menabrak pantat bulat Ita

“Akhhh…shhhh….akhhh terus dong enak nih”katanya.Lama lama aku sudah merasakan akan keluar sesuatu dari kontolku dan Ita sepertinya juga begitu

“Akhh aku mau pipis lagi”katanya

“Aku juga Ta kita sama sama yuuuk”ajakku lalu aku memeluknya erat erat karena biar semua pejuhku masuk dalam rahim Ita

“Crott…croot…croot..suurrr…surr..suurr”kami sama sama memuntahkan pejuh kami.Aku memeluk Ita erat sekali hingga kontolku mengecil dalam tempiknya.Rasanya enaak sekali melebihi Siska dulu pertama aku kenthu.

Kami sama sama lelah,karena udah panas udaranya kami segera masuk kerumah Ita.Ita dan Anggi hanya membawa pakaian renangnya dan tidak memakainya karena malas.Kami masuk kedalam dan saat sampai di dapur kami kepergok mbak Asih yang lagi duduk membaca majalah Aneka.

“Ehh kalian sedang renang ya”katanya sambil memandangi kontolku yang bebas terlihat olehnya

“Iya mbak(aku kalau memanggilnya mbak)kami berenang dikolam tadi”kataku

“kok pakaian renang dik Ita dan dik Anggi dilepas”katanya lagi

“Kami tadi main ayah dan ibu”kata Ita menyahut

“Ooooo kalian main ginian yah”kata Bi Asih sambil mengeluar masukkan jarinya kedalam ibu jari dan telunjuknya yang dikaitkannya.

“Iya mbak Ehhh…kami”kataku gugup

“Kenapa sih mbak nggak diajak,mbak kan mau ikutan”kata mbak Asih sambil mendekatiku dan merabai kontolku otomatis kontolku ngaceng lagi

“Tadi enak nggak dik?”tanya mbak Asih

“Enaak banget mbak”kata Anggi

“Tapi kok periih banget ya mbak?”kata Ita

“Tapi enak kan”kataku membiarkan tangan mbak Asih bermain dikontolku yang sudah ngaceng lagi

“mbak kalau mau ikutan dikamar Ita aja tapi berdua aja yah kami kecapaian”kata Ita lalu kami masuk kekamar Ita.Saat itu mbak Asih memakai rok kolor hitam atas lutut atasannya memakai kaos oblong ketat tipis menampakkan Bhnya yang berukuran 36C berwarna pink(aku tau ukurannya setelah aku kenthu dengan bi Asih,bahkan aku menyimpannya untuk kenang kenangan bila aku ingin kenthu dengannya atau bila aku ngocok sendiri).

Setelah dikamar Ita aku mengunci kamar hingga didalam kamar hanya ada aku dan mbak Asih sedang Ita dan Anggi nggak ikut karena kecapaian katanya.

“uh besarnya kontolmu Ndra mbak jadi ingin rasain”katanya sambil menggerakkannya naik turun.

“Shhhh mbak enak mbak kocokanmu”kataku sambil merabai pentil mbak Asih yang masih memakai pakaiannya.Lalu aku mengangkat kaos mbak Asih keatas dan melapasnya hingga terlihatlah Bh pink mbak Asih yang kelihatan sexy.

“Mbak Bhnya lepasin ya,Indra pingin lihat susumu ini”kataku sambil meraba susunya yang kencang montok dan menantang.Aku memang sudah lama ingin mengenthu mbak Asih tetapi aku nggak enak mengajak dan baru sekarang

“Iya Ndra susuku juga ingin kamu lumatin”katanya tetap remesin kontolku.Bhnya aku epas dan aku taruh diranjangnya Ita.Sekarang Bhnya lepas dan mbak Asih telanjang dada.

Pentilnya besar,montok dan putingnya merah mencuat keatas membuat mataku melotot tak puas memandang

“Mbak indah banget mbak”kataku lalu meremasnya kegemasan

“Mhhh akhhh terus remes Ndra susu mbak As gatel”katanya lalu aku mencium bibirnya dan mbak Asih membalas ciumanku serta melumat bibirku lalu kami bermain lidah(ludah mbak Asih rasanya manis banget nggak kalah sama Ita dan Anggi)sambil tetep remasin susunya.Setelah puas ciuman aku menurunkan ciumanku kelehernya dan menggigiti lehernya sampai memerah lalu turun sampai kepentilnya.Disana aku melumat susunya lalu lama lama aku melumat putingnya yang mencuat indah.

“Mhhh yahh Ndra teruus sayang”katanya sambil meremas belakang kepalaku

Aku melumat pentil mbak Asih kiri kanan gantian,bila aku lumat kiri tanganku meremas yang kanan tapi bila aku lumat yang kanan tanganku meremas yang kiri.

Aku lalu menarik rok kolor mbak Asih kebawah sampai lepas hingga tempik mbak Asih telihat bebas.Ternyata mbak Asih nggak pakai celana dalam pantesan tadi duduknya didapur kakinya ditutupin handuk.Tempik mbak Asih menggunduk tebal dengan jembut lebat menghiasi bukit tempiknya.

Aku langsung memandang keindahan hutan mbak Asih tak berkedip.Mbak Asih yang masih muda(boleh dibilang remaja)mirip cewek cina karena putihnya mbak Asih,susunya putih montok dengan puting merah mencuat sedangkan tempiknya tebal membukit dengan bulu jembut yang rimbun idah pasti semua cowok akan langsung onani bila melihatnya telanjang.

“Udah Ndra kok dipandang terus”katanya mengaitkan pahanya dan duduk ditepi ranjang.Aku hanya senyum saja lalu mendorong mbak Asih telentang lalu menjilat tempiknya yang sudah sangat basah dan berbau enak.Jilatanku naik turun terus melumat lumat hingga mbak Asih kelojotan keenakan.



“Akhh Ndraa kamu nakal sayang,teruuusshhhh”katanya sambil meremas remas bantal.Aku terus saja mengerjai tempiknya sampai mbak Asih mengangkat kepalaku dan berkata

“Udah Ndra masukin aja kontol kamu itu aku sudah ingin rasain”katanya sambil mengangkangkan paha mulusnya lalu aku menaiki tubtuhnya dan mengarahkan kontolku ketempik rimbunnya.Ternyata susah banget hingga 4 kali usaha bru masuk.Slleep kepala kontolku baru masuk.

“Akshhh pelan pelan yah Ndra”kata mbak Asih lalu aku menekan lagi pantatku masuk hingga 3/4nya kontolku seperti menekan sesuatu selaput.

Ternyata mbak Asih masih perawan.

“Mbak asih perawan ya?”tanyaku

“Iya,mbak baru main ini”katanya

“Nggak apa apa mbak aku mengambil perawan mbak?”kataku

“Nggak apa apa kok,malah mbak senang bisa ngasih kepada orang yang mbak cintai”ternyata mbak asih suka padaku.Lalu aku menekan lagi pantatku hingga Bless….preet sleput itu telah sobek.

“Akh sakit Ndra terusin aja kok mbak nggak apa apa”katanya.Aku lalu mendiamkan kontolku didalam tempik mbak asih menikmati pijatan sexynya

“Shhh mbak makasih yah enak sekali,aku kapan kapan mau lagi”kataku meremasi pentilnya yang sudah keras.

“Iya sayang”katanya membelai bibirku sambil menitikka air matanya.Ternyata mbak Asih benar benar mencintaiku.Lalu aku menaik turunkan pantatku pelan pelan makin lama makin cepat.Dari seret sampai lancr keluar masuknya

“Sleep..sleepp..cleep..cleep….akhhhh….shhh…akhhh..mbaakkk….enak…Indraa aku sayang kamu”teriakan kami sungguh indah.Kami tetap pada posisi itu hingga akhirnya mbak Asih mendorong tubuhku hingga kontolku terlepas dari tempiknya dan menyuruhku dibawah.

“Sayang kamu dibawah yah biar aku rasain diatas”katanya lalu dia menduduki kontolku yang basah mengkilat.Sleeeeepp kontolku masuk pelahan lahan.

“Aahh…”desahannya memulai gerakannya naik turun.Slee…cleep…cleep..seeepp irama kenthu kami yang indah.

Kami tak hentinya bergerak,mbak Asih naik turun sedang aku meremas remas pentilnya yang bergerak naik turun seirama gerakan pinggul sexynya hingga akhirnya…

“Mbak aku sampai…”kataku

“Ahhh aku juga sayang kita keluarin sama sama yuuukkkhhhh”teriaknya

Sleep..cleep..cleepp…akhhh…shhh..akhhh ..shhh lalu serrrr…serrrr…serrrrr kami sampai hampir bersama sama tapi aku hanya mengeluarkan pejuh sedikit banget karena sudah terkuras tadi.Mbak Asih lalu rebah diatas tubuhku kelelahan dan kontolku masih didalam tempiknya sampai mengecil lagi.

“Indra aku cinta kamu Ndra”katanya sambil menitikan air matanya diatas tubuhku

“Tapi aku sudah menjadi pacar Siska”kataku sambil menghapus air matanya

“Aku nggak peduli asal kamu juga sayang aku,kamu mau kan menyayangiku?”katanya lagi

“Iya sayang aku akan mencintai kamu walau kamu yang kedua”kataku memeluknya keharuan

“Ohh…Ndra aku sayang kamu dan aku nggak peduli walau kamu milik Siska yang penting aku memiliki kamu”kata cintanya tulus padaku

“Aku cinta kamu yang”sambil mencium bibirnya dari bawah tubuhnya aku berkata.Aku sungguh terharu sampai aku ikutan menangis(aku orangnya romantis dan sangat sentimen).Aku menurunkan tubuh indah sayangku yang kedua setelah aku kehabisan nafas keberatan.Lalu kami tertidur kelelahan dan aku memeluknya penuh kasih sayang karena aku diam diam juga menyayanginya.

Sejak saat itu aku resmi jadi pacarnya walau dia rela menjadi yang kedua setelah Siskaku.Aku juga sering menemui Ita dan Anggi sampai saat ini bila aku lagi gatel ingin kenthu atau ingin rasain air pejuhnya.Saat dia pulang sekolah sekolah dengan jalan aku membolos sekolah karena aku ingin kenthu dengannya dialam terbuka(aku suka berexperimen dengan sex).

Cerianya begini:

Saat aku tau kalau jam 11 siang Ita pulang dari SDnya aku langsung menunggunya digardu ronda dekat sekolahnya karena aku tau jalan itu satu satunya jalan bila dia pulang sekolah.saat dia sampai digardu aku langsung memanggilnya dan kebetulan dia jalan sendirian tidak sama temennya.

Dia kupanggil langsung saja kearahku karena tau aku yang memanggil.

“Ada apa sih,kamu bolos yah”katanya sambil senyum

“Iya nih kangen sama kamu yang”kataku

“Yuk jalan kesana yuk”kataku mengajaknya kearah persawahan(sekolahan Ita dekat persawahan yang luas)

“Yuk deh”katanya menggandeng tanganku mesra.

“Ita aku kangen kamu sama permainan kita”kataku memeluk pundaknya dari samping setelah mendapatkan tempat yang agak terlindung dan sepi.

“Yang bener aja deh”katanya memegang tanganku yang dipundaknya.

“Iya,sampe sampe aku bolos begini”kataku lalu tanganku yang satunya meraba kakinya hingga terus sampai kepahanya.

“Kamu nakal deh”katanya membiarka aku menyingkap rok merah seragamnya

“Kita main yuk”kataku lalu aku menciumnya dan dia membalas lumatanku pada mulutnya karena dia sudah terbiasa aku lumatin.Tanganku meremas pentilnya setelah aku menidurkannya dirumput yang tempatnya terhalang semak rimbun.Kami ciuman lama banget sampai mulutku basah oleh ludahnya.

lalu aku membuka kancing seragam putih SDnya dan melepasnya serta meletakakn disamping kami.Ita memakai kaos dalam putih dan aku segera mengangkatnya keatas hingga terlepas dan dia hanya tersenyum kepadaku tanganya mengelusi kontol tegangku yang sudah tadi dia keluarin dari celana panjangku(aku sengaja nggak pakai celana dalam karena aku sudah ada rencana) hingga tampak miniset putih yang masih menghalangi pentilnya.

“Kok kamu pakai miniset sih kmau nggak sexy dong”kataku menggodanya

“Aku malu kok teteku udah gede nih”katanya menutupi pentilnya yang terhalang miniset kecil putih.Aku lalu menaikkan minisetnya danmelepasnya dari tubuh kecilnya.

“Ta kamu pakai lagi dong kaos dalemu sama seragammu”kataku menyodorkan baju seragamnya

“Kok di pakai lagi?”katanya

“Pokoknya kamu pakai aja deh”kataku lalu dia memakai semuanya tanpa miniset putihnya.Setelah selesai aku melepaskan celana panjangku,mendekatinya dan memangkunya sehingga dia diatasku.Aku menyingkapkan rok merahnya keatas dan dia hanya diam saja meremasin kontolku yang mengacung keatas.Kusingkap roknya hingga terbuka sampai pangkal pahanya,terlihatlah celana dalam hijau ada bunga bunga kecil miliknya.

“Ta aku lepasin yah”kataku sambil menarik cawet hijaunya kebawah dan Ita hanya mengangguk.Setelah lepas tangan kananku meraba raba tempiknya yang masih gundul itu naik turun sedang tangan kiriku masuk kedalam kaos dan seragam putihnya meremas susunya yang berukuran 32B itu

“Ahhhh kamu”desahnya mulai keenakan sambil mengocok kontol itemku.Kami bermain pegang pegangan hingga kami puas lalu aku menyuruhnya tidur dan aku menindihnya terbalik(posisi 69)lalu aku menjilati,mengulum serta mengerjai tempiknya hingga basah cairan kenikmatan dan dia mengemut kontolku hingga kami sama sama mengeluarkan pejuh.Setelah keluar aku menyruhnya bangun dan berdiri menungging.

Aku lalu menyingkap rok merahnya keatas sampai pantat dan tempiknya mengintip serta mendekatkan konotlku siap aku masukkan.Sleeeeeeppp kontolku masuk dengan mudah karena Ita sudah sering aku kenthuin.

“Ta enak nggak?”kataku mendiamkan kontolku didalam tempiknya dan memegangi pinggang rampingnya

“Ahhhh Ndra kontolmu nakal sekali”katanya sambil nungging dan pegangan pada pohon kelapa.Aku lalu mulai memaju mundurkan pantatku agar kontolku keluar masuk tempik Ita.Gerakanku mulanya lambat tapi lama lama mulai cepat dan lebih cepat.

“Shhhh….akkhhhh…mhhhh akhhhh…akhhhh nikmaaat”teriak Ita

“Taa enak,nikmat taaa”teriakku tertahan.Clep..clep…sleep…sleep irama monoton kenthu kami tapi indah.

Aku mulai bosan dengan posisi nungging lalu aku mencabut kontolku dari tempiknya.

“Ta sini aku gendong”kataku lalu menaikkan tubuh Ita dan mengarahkan kontolku lagi kedalam tempiknya.Sleeepp kontolku masuk dengan mantap

Aku berdiri telanjang dan Ita diatasku lalu bergoyang naik turun semakin lama semakin cepat sampai rok dan seragamnya kusut.Aku memeluknya dan bibirku berciuman dengannya saling melumat dan menjilat.

Hingga akhirnya aku akan sampai

“Taa aku pipis Taaa”teriaku lagi

“Ndraa aku juga Akhhhh…”desahnya tertahan lalu Serrr…serrrr.serrr….croottt…croottt…crroooottt kami sampai hampir bersamaan dan saling memeluk erat erat.Aku menyandarkan tubuhnya dipohon kelapa sampai beberapa saat kontolku juga didalam tempiknya.Air pejuh kami kebanyakan sampai meleleh keluar membasahi rok seragam Ita.Sungguh nikmat kenthu sambil sembunyi ditempat terbuka seperti ini.

Aku menurunkan Ita saat nafas kami kembali teratur dan mencabut kontolku dari tempiknya

“Uhhhh..ta nikmat ya tadi”kataku membelai rambut Ita yang kusut serta merapikannya

“Iya lain kali lagi yah Ndra”katanya.Aku memekai lagi celanaku dan mengambil miniset dan celana dalam hijau Ita serta menyimpannya

“Ta buat aku yah cawet dan Bh minimu”kataku sambil mengantongi pakaian dalamnya

“Buat apa?”tanyanya lalu tertawa kegelian

“Buat kenang kenangan aja”kataku

“Terus aku gimana nih”katanya sambil menyingkap roknya keatas memperlihatkan tempiknya yang tidak pakai celana dalam



“Nggak usah pakai dulu hingga kamu sampai rumah baru kamu ganti terus tetekmu itu kan agak tertutup,nggak kelihatan kok tetekmu”kataku membela belai pentilnya yang tertutup seregam dan kaos dalam.Kami lalu pulang dan berpisah dijalan karena aku pulang jam 2 siang dan saat itu baru jam setengah satu jadi aku tadi kenthu sama Ita selama 1 ½ jam lebih.Aku dijalan sepi menciumi celana dalam Ita dan minisetnya yang berbau tubuh serta keringatnya.Baunya kecut kecut segar tapi aku bener benar suka malah bila aku sedang terangsang dan tidak ada penyaluran aku lalu menjilat serta menyedot aroma wangi pakaian itu sambil mengocok kontolku sampai puas.

Aku juga pernah menemui Anggi secara sembunyi ketika Anggi membeli sesuatu diwarung sebelah rumahku.Saat itu Anggi membeli rokok yang disuruh oleh papanya dan aku menemuinya serta menyuruhnya kembali menemuiku setelah dia mengembalikan rokok papanya.Setelah dia mengembalikan rokok papanya dia menemuiku lagi dan langsung aku ajak dia pergi kesawah deket rumahku yang tempatnya sepi.

“Kenapa ajak aku kemari sih?”tanyanya sambil tangannya menggandeng tananku

“Nggak kok,aku pingin main aja dengan kamu”kataku lalau aku memeluk pundaknya dan telapak tanganku langsung meraba susu kanannya karena posisiku ada dikirinya.Dia malah semakin memelukku erat karena dia memang suka aku remesin susu mininya

“Eh,remasin dong teteku…kan lama nggak kamu remesin”katanya centil lalu aku memasukkan tanganku kekaos dan kaos dalamnya yang longgar lalu mencari susu mini yang aku sukai.Aku meremas remas dengan lembut karena Anggi suka diremesin lembut.

Terasa sekali susu Anggi belum keras dan lembut karena belum ada rangsangan.

“Enak terusin yah”katanya lalu kami berjalan beriringan kegubuk yang agak tersembunyi.Setelah sampai aku segera mendudukan Anggi di tikar lusuh yang ada digubuk itu lalu aku membuka kancing kaosnya karena kaos Anggi memakai kancing didadanya.

“Nggi main lagi yuk,tititku gatel nih Nggi”kataku sambil menidurkannya dan menindih tubuh kecil Anggi setelah membuka kancing kaos Anggi

“Iya yuk aku juga sudah lama nggak main lagi sama kamu”katanya lalu tangan Anggi meraba kontolku yang mulai ngaceng sejak sampai digubuk tadi.Lalu aku melumat bibir Anggi dan dia membalasnya tak kalah ganas karena sudah sering aku lumatun bibir merahnya.Tanganku langsung meremas susunya yang mulai mengeras dan pentilnya mencuat tegang.Saat kami sedang ciuman aku menaikkan kaosnya sampai terlepas lalu kaos dalamnya sekalian hingga Anggi telanjang dada terlihat susunya mengeras dengan pentil coklat muda tegak mengacung menantang.Aku lalu melepaskan lumatanku pada bibir mungil Anggi dan mulai melumati pentil kirinya yang tegang mengacung sambil tangan kiriku meremas susu kanannya yang bebas.

“Aaahhh….ssshhhhh enaaak teruuss ya…”katanya sambil merabai kontolku yang ngaceng.Setelah agak lama aku mengerjai susunya secara bergantian lalu tanganku mulai melorotkan celana selutut ketat hitam Anggi hingga Anggi telanjang bulat karena Anggi tidak memakai celana dalam(biasanya Anggi memakai celana ketat itu sebagai ganti celana dalam).Tanganku segera menggosok gosok tempiknya yang mulai membasah pertanda Anggi sudah terangsang.Tempik Anggi sekarang kelihatan tebal dan dikanan kiri bibir tempiknya ada daging yang menyelaput tapi daging itu justru membuat enak jika disetubuhi.2 Jari tanganku aku masukkan kedalam lubang tempiknya lalu mengeluar masukkannya secara cepat seperti menyetubuhinya.

“Aahhh…shhhhh sakiiit jangan pakai jari dong”katanya sambil tangannya memegangi lenganku kesakitan.Aku tak peduli hingga tempiknya berdarah menganai jariku.Setelah sadar tempik Anggi berdarah aku menghentikan jariku dan melihat Anggi menangis sambil tiduran.

Aku segera saja naik ketubuh Anggi dan mengarahkan kontolku yang tegak mengacung acung kearah tempiknya yang merah merekah segar sekali kelihatannya.Sleeeepp..kontolku masuk perlahan lahan

“Ukhhh pelan pelan aja yah”katanya lalu aku mulai menggerakan pantatku maju mundur memompa tempiknya.

Terasa nikmat,licin,geli bercampur jadi satu menjadi sensasi setubuh anak anak yang membuat kami ketagihan.Kami bertahan pada posisi itu sampai kami sama sama melepaskan pejuh kami.

“Akhhh…Anggi samapi nih..serr…serr..serrrr…seerr”teiakan Anggi nyaring dan kurasa ada aliran hangat melumuri kontolku.Lalu aku merasa kontolku semakin mengeras dan ingin memuncratkan air surga.

“Nggiiiii….emut kontolku aku mau pipis sayang”kataku lalu mencabut kontolku dari tempiknya.Crroootttt….crrootttt….croottt lalu Anggi melumat ½ kontolku hingga pejuhku habis keluar.

“mhhh enak sekali pejuhmu”katanya sambil mengocok ngocok kontolku mencari sisa air pejuhku.

“Udah dong Nggi”kataku lalu memasukkan lagi kontolku ketempiknya dan memangku Anggi ditikar gubuk duduk berpangkuan karena kontolku belum juga melemas.

“Belum lemes ya”katanya lalu mengambil kaosnya menutupi daerah kemaluan kami yang masih menyatu.

“Kenapa ditutup,kan nggak ada orang”kataku memakaikan kaosku ketubuhnya.

“Biar nggak saru”katanya kegenitan.Kami tetap menyatukan kelamin kami hingga Anggi tertidur dalam pelukanku tapi kontolku nggak mau lemes juga akhirnya aku diam menikmati remesan remesan lembut tempik Anggi pada kontolku.

Kami juga sering main bersama,berdua atau bertiga.Kadang dirumah Ita kadang dirumahku kadang dirumah Siska pacar kesatuku.

Aku dan Siska juga sering main seks diluar ruangan karena kami juga menyukai petualangan yang seru.Kami main di sekolahan juga pernah.

Dulu Siska dan aku bolos jam pelajaran berdua lalu kami sembunyi dikamar mandi yang letaknya memang agak tersembunyi dan tertutup.Pada saat dikamar mandi aku memeluk Siska dari belakang dan memasukkan tanganku kebaju seragamnya lalu meremas remas susunya dari luar kaos dalamnya dan diluar Bh mini Siska setelah puas aku membuka 3 kancing atas baju seragam Siska lalu aku mengangkat kaos Siska dan membuka kancing Bhnya lalu talinya aku tarik kekanan dan kekiri melewati bahu dan tangannya kemudian melepasnya singkatnya susu Siska tertutup tetapi hanya seragam dan kaos dalamnya.Lalu tanyanku menurunkan semua celanaku hingga celana dalamku sekalian menampakkan kontolku yang tegang mengangguk angguk minta dimasukin.Kemudian aku menurunkan celana dalam merah Siska tanpa melepas rok Siska.

Kemudian aku mendekati Siska dari belakang dan mengarahkan kontolku dari belakang(kami sudah sama sama nafsu).Sleeeepp…blesss aku langsung memasukkan kontolku terburu buru karena sempit waktu membuat kesakitan Siska.

“Aduuh pelan pelan dong Ndra,Siska sakit nih”katanya agak merintih

“Sorry Sayang aku terlalu nafsu nih”kataku lalu tanganku menyambar susunya yang menggelantung indah dibalik seragam dan kaos dalamnya.

Lalu aku mulai memaju mundurkan pantatku sambil tanganku berpegangan pada susunya dan meremasnya.

“Shhhh…ahhhh…shhhh…Ndraaaa aku sayang kamuuuu”kata Siska setengah merintih kenikmatan

“Siskaaaa aku juga,tempikmu sempiitt…nikmat Kaaaa”teriaku mengiringi kenikmatanku pada kemaluan kami.Sleeep…bleess…cplok..cplok…cplok irama persetubuhan kami sungguh indah hingga aku ketagihan.Kami melakukan posisi nungging itu lama sekali hingga kami sama sama sampai hampir bersamaan.

“Shhh…ahhh Ndra Siska sampai nih”katanya sambil kepalanya mendongak kebelakang.

“Iya Siska sayang aku juga sampai nih,didalam yah yaaaang”kataku lalu menghunjamkan kontolku dalam dalam ditempik Siska.

Seerr…serr..serr…croot…croot…croot kami keluar hampir bersamaan lalu aku mencabut kontolku dari tempik Siska.

Kontolku terlihat basah dari air mani kami dan air kenikmatan Siska.

“Ugh…Ndra enaak banget ya”katanya sambil membenahi bajunya tetapi Siska tidak memakai kembali Bh dan celana dalamnya tetapi dia menyuruhku menyimpanya lalu aku menyimpanya disaku celanaku.

“Iya yang aku sampai ketagihan,omong omong kamu kok nggak pakai kembali celana dalammu dan Bhmu yang”kataku sambil memakai celanaku kembali.

“Nggak ah panas nih yang lagi pula aku malas lepas seragamku”katanya

Lalu kami duduk beristirahat ditepian sisi kamar mandi sambil menunggu jam pelajaran selesai sambil saling membelai kemaluan kami menikmati sisa kenikmatan yang tadi kami lalui.Setelah bel pelajaran kami masuk kekelas berdua kembali mengikuti pelajaran seperti biasa.Siska tidak banyak bergerak dari tempat duduknya karena dia tidak pakai celana dalam dan Bh dan aku segera menyimpan pakaian dalam Siska ketasku takut ketahuan.

Friday, January 25, 2013

Cerita Sex Sedarah Terbaru Dengan Kakak Ipar

Cerita Sex Sedarah Terbaru Dengan Kakak Ipar - Liburan semester ketiga ini rencananya akan kupergunakan untuk mengunjungi kakakku yang tinggal di kota J*** (edited). Sejak menikah satu tahun yang lalu, dia dibawa suaminya ke kota J*** (edited), dan sejak itu aku memang belum pernah mengunjunginya. Tentu saja kedatanganku disambut gembira oleh pasangan muda itu, terutama oleh kakakku, Mbak Rani (bukan nama sebenarnya).

Cerita Sex Sedarah Terbaru Dengan Kakak Ipar
Cerita Sex Sedarah

Cerita Sex Sedarah Terbaru Dengan Kakak Ipar - Kelihatannya ekonomi kakakku masih pas-pasan. Rumah yang dikontrak adalah rumah petak dan hanya berkamar tidur satu, ruang tamu kecil dan ruang makan merangkap dapur, serta kamar mandi kecil. Dengan kondisi rumah seperti itu, aku terpaksa tidur bersama-sama Mbak Rani dan suaminya Mas Ton.

Aku tidur di sebelah kanan, Mbak Rani di tengah dan Mas Ton di sebelah kiri. Malam itu aku berbincang-bincang dengan kakakku sampai larut malam, kulihat Mas Ton sudah tertidur lebih dulu. Sampai akhirnya kami kehabisan cerita dan tertidur. Kurang lebih jam 04:00 pagi Mbak Rani bangun dan keluar kamar untuk urusan dapur. Aku tahu ini adalah kebiasaan sewaktu remaja. Dia selalu bangun paling awal.

Sebenarnya aku juga terjaga ketika ia turun dari tempat tidur, tetapi aku tetap di tempat tidur karena malas. Dalam keremangan lampu 5 watt, kulirik Mas Ton kakak iparku yang masih kelihatan tidur pulas di sebelahku tanpa terhalang oleh tubuh Mbak Rani, walaupun jarak kami cukup jauh.Dalam tidurnya yang telentang dengan mengenakan piyama warna abu-abu, tanpa sengaja kulihat ke arah selangkangannya. Kulihat sesuatu yang mencuat tinggi dari balik celananya. Hatiku berdesir ada perasaan hangat menyelusuri tubuhku, kutahan nafasku. Aku tidak berani bergerak dan aku tetap pura-pura tidur walaupun kupincingkan mataku untuk menikmati pemandangan yang syuur itu.Tiba-tiba Mas Ton membalikkan badan menghadap ke arahku, kupejamkan mataku. Aku pura-pura masih tertidur lelap. Tiba-tiba kurasakan tubuh Mas Ton digeserkan mendekatiku, entah disengaja atau tidak, tetapi gerakannya sangat hati-hati, mungkin takut aku terbangun.

Aku tetap pura-pura masih tidur dalam posisi telentang, jantungku berdegup keras, aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Kuatur nafasku, ingin rasanya aku melompat turun dan keluar kamar. Tetapi desiran hangat yang mempercepat peredaran darahku membuatku mengurungkan niatku.Tangan Mas Ton seperti tanpa sengaja menempel ke tanganku, aku tetap tidak bergerak. Tidak berapa lama, kurasakan tangannya menindih tanganku, dan itu cukup lama sampai aku bingun harus berbuat apa. Ketika dilihatnya aku diam saja, kurasakan dia mulai mengelus lengan dengan lembut dan kurasakan kehangatan yang sangat menyenangkan.

Tangannya terus mengelus ke atas leherku, aku menahan kegelian. Melihatku diam saja, Mas Ton semakin berani dan tangannya mulai turun untuk meraba-raba buah dadaku dari luar daster. Tidak lama kemudian, tali daster dan tali BH-ku diturunkan dan tangannya menerobos masuk ke dalam buah dadaku. Aku menggelinjang ketika jarinya meremas buah dadaku dengan lembut, dan mengelus-elus puting susuku. Nafasku memburu, aku makin terangsang, bahkan Mas Ton tanpa sadar telah merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Kaki kirinya telah menindih kedua lututku yang diam tak dapat berontak, karena hasratku membuatku bingung. Kurasakan batang kemaluannya yang telah mengeras di balik piyamanya menempel ketat di pinggul kiriku. Dan aku masih pura-pura tidur.

Dilepaskan tangannya dari BH-ku, tangan kirinya merayap di pahaku, lalu menyusup di bawah daster dan mengelus paha atas bagian dalam dan akhirnya berhenti di pangkal paha. Dielusnya dengan lembut bibir kemaluanku yang masih rapat terbungkus dengan celana dalam, kurasakan kehangat dan perasaan nikmat mengalir di dalam dinding kemaluanku. Elusan di atas celana di depan vagina, kadang-kadang diselipkan jari tanganya dari samping celanaku membuat dinding vaginaku berdenyut lembut dan enak. Aku merasakan bahwa kepunyaanku sudah basah. Tiba saatnya Mas Ton memasukkan tangan kirinya ke dalam celanaku melalui pusar, ketika itu aku sadar dan aku takut kalau Mbak Rani tiba-tiba masuk, maka kupegang tangannya dan kutahan agar Mas Ton tidak meneruskan niatnya. Tetapi tangannya tidak mau keluar dari celanaku dan aku tetap menahannya.

Kubuka mataku, kutatap wajahnya. Mas Ton tersenyum, tetapi aku tidak dapat membalas senyumnya. Aku ingin marah kepadanya atas kelancangannya, tetapi aku tidak dapat, karena dalam gejolak rangsangan yang membuaiku sebenarnya aku sudah kehilangan rasioku. Aku menikmatinya dan penolakanku lebih bersifat kekhawatiranku akan munculnya Mbak Rani dari pintu kamar yang tidak terkunci. Dalam keadaan demikian kuarahkan pandanganku ke pintu kamar. Mas Ton menangkap apa yang kumaksud.

Ditariknya tangannya dari celanaku, dan dia segera turun dari tempat tidur dan segera menguncipintu kamar. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat, seharusnya aku bangun dari tempat tidur dan segera keluar kamar, sehingga dapat terhindar dari perbuatan Mas Ton yang lancang itu,tetapi tidak. Bagian dalam vaginaku masih berdenyut dengan lembut, aliran darahku dan birahiku masih belum turun dari kepala. Sensasi ini belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan dengan pacarku saja aku masih sebatas bergandengan tangan saja. Entah apa yang kubayangkan saat itu.

Kubalikkan tubuhku menghadap tembok membelakangi Mas Ton yang kembali dari arah pintu. Direbahkannya tubuhnya rapat di belakangku sambil menarik pundakku ke arahnya, sehingga aku kembali dalam posisi telentang dan dia mencoba menciumku, tetapi aku menghindar dari ciumannya. Kugelengkan kepala ke kiri dan ke kanan, sampai akhirnya Mas Ton bisa menangkap mulutku dengan mulutnya. Saat itu aku sudah tidak dapat lagi menahan kuasa nafsu birahi dari dalam tubuhku yang masih perawan ini.

Itulah pertama kalinya aku dicium oleh seorang laki-laki, aku masih bodoh ketika dia menyedot dan menjilat bibirku. Aku tidak memberikan tanggapan yang seharusnya wanita berikan ketika dicumbu seorang lelaki, aku masih kaget, nafasku tidak beraturan, tetapi nafsuku bangkit kembali. Tanpa sadar kupeluk pundaknya erat-erat ketika tangannya meremas-remas buah dadaku. Kurasakan payudaraku mulai mengeras, apalagi ketika puting susuku dipelintir ke kanan dan ke kiri berulang-ulang dengan lembut. Sensasinya sungguh diluar dugaanku.

Ketika bibirnya mulai menjalar ke leherku, tangannya pindah dari dada ke arah selangkangan, kubiarkan Mas Ton membuka ujung bawah daster dan menelusup ke bawah celana dalam. Diusap-usapnya rambut kemaluanku untuk beberapa lama, dan kemudian jari tangannya mulai terasa menggesek dinding vagina dan kemudian ke atas ke arah klitoris. Aaahhh.., ada rasa ngilu yang sangat nikmat. Beberapa lama jarinya mengelus dan menggeletarkan klitorisku, tanpa sadar kuikuti iramanya dengan menggoyang pingulku. Kenikmatan sudah menjalar ke seluruh kelamin, ke pinggul dan bahkan ke bagian pantatku. Aduh nikmat sekali.

Aku merintih dan mendesah pelan penuh kenikmatan. Ketika Mas Ton menarik tangannya dari dalam celana, aku merasa kecewa, ternyata tidak, ia ternyata melepaskan celananya ke bawah sehingga batang kejantanannya yang telah berdiri dengan kokoh menyeruak keluar. Kepala yang membesar telah mengkilat. Dibimbingnya dengan lembut tangan kiriku ke arah batang kejantanannya dan aku tidak kuasa lagi menolaknya. Kugenggam dan kuremas-remas dengan lembut batang panjangnya. Inilah pertama kalinya aku melihat sekaligus menyentuh alat kelamin seorang laki-laki. Dadaku bergetar penuh birahi, kemudian ketika jarinya kembali memainkan klitorisku, sedang jari lainnya semakin masuk ke dalam liang senggamaku, maka kukocok batang kejantanannya semakin cepat.

Kudengar nafasnya memburu disertai desis yang pendek dari mulutnya. Dinding dalam liang kewanitaanku berdenyut semakin dalam. Kujepit jarinya dengan bibir bawahku, aku tidak tahan lagi, kenikmatan sudah menjalar hingga ujung rambut. Tiba-tiba denyutan yang kuat datang dari arah liang rahimku. Aku menahan nafas, aku menggelinjang dan kujepit jarinya dengan kuat. Aku telah mencapai puncak, liang kewanitaanku berkedut-kedut dengan kuat. Aahhh.., dan pada saat yang hampir bersamaan, Mas Ton menekankan pinggulnya ke pahaku, dan batang kemaluan yang berada dalam genggamanku terasa berkedut-kedut dengan kuat, dan kurasakan air maninya memancar dan membasahi pahaku.

"Aaahhh..," hanya desisan yang dapat kukeluarkan dari mulutku.
Beberapa detik aku tergeletak dengan lemas berdampingan dengan tubuh hangatnya Mas Ton. Dengan malas aku bangun, kubuka pintu kamar dan segera aku ke kamar mandi. Aku takut bertemu Mbak Rani yang masih sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi kami.

Saat di kamar mandi, aku sempat membayangkan sensasi kenikmatan yang berlangsung beberapa menit yang lalu. Ada perasaan senang bercampur dengan perasaan takut bergejolak di dalam diriku saat kubersihkan kemaluanku di kamar mandi. Mas Ton masih telentang di tempat tidur sambil tersenyum menatap wajahku ketika aku keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ke dapur membantu Mbak Rani yang tidak mengetahui adanya sensasi indah di kamar itu.

Hari itu juga kuputuskan aku harus kembali ke kotaku, aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Bukan aku tidak menyukainya, tetapi aku tidak ingin rumah tangga kakakku menjadi berantakan gara-gara kehadiranku yang membangkitkan birahi suaminya. Mbak Rani kaget ketika aku pamitan untuk pulang. Aku memberikan alasan bahwa ada tugas kuliah yang lupa kuselesaikan.

Meskipun apa yang kulalui saat itu tidak merusak keperawanan yang kumiliki, tetapi itu merupakan pengalaman pertamaku dalam menikmati sensasi seks yang sebenarnya.


TAMAT

Cerita Sex Sedarah Terbaru Dengan Adik Kandung

Cerita Sex Sedarah Terbaru Dengan Adik Kandung - Namaku Ani, mahasiswi tingkat tiga di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung. Aku dan saudaraku empat bersaudara, aku anak nomor tiga. Kakakku yang paling besar, Mbak Ine sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di Jakarta. Kakakku nomor dua, Mas Doni bekerja di Batam, dan adikku Toni yang paling bungsu masih kelas satu SMU negeri di Bandung.

Cerita Sex Sedarah Terbaru Dengan Adik Kandung
Cerita Sex Sedarah

Cerita Sex Sedarah Terbaru Dengan Adik Kandung - Pertama kali aku melakukan hubungan seks dengan kakakku nomor dua saat aku masih kelas dua SMU. Saat itu kakakku sedang cuti dan pulang ke Bandung, aku sangat senang sekali. Kami bertiga pergi ke Cipanas dan kami menyewa sebuah pondokan di sana. Malam harinya saat aku sedang tertidur lelap di kamarku, aku merasa ada sesuatu di kemaluanku. Mula-mula rasanya enak sekali seperti ada yang membelai dan menghisapnya, tetapi tiba-tiba rasanya sangat sakit seperti ada yang menekan dan berusaha masuk, dan kurasakan juga seperti ada yang sedang menindihku.

Saat aku membuka mataku, aku melihat kakakku sedang menindihku dan berusaha memasukkan batang kemaluannya, aku mencoba berontak tapi tenagaku kalah kuat.
"Mas Doni jangan, aduh sakit Mas.., sakit..!"
"Ah diem aja dan jangan coba teriak..!" kata kakakku.
Malam itu kegadisanku diambil oleh kakakku sendiri. Tidak ada rasa nikmat seperti yang kubaca di buku, melainkan rasanya sakit sekali. Aku hanya bisa pasrah dan menahan sakit di bagian liang kewanitaanku saat kakakku bergerak di atas tubuhku. Gerakannya kasar seperti ingin mencabik-cabik tubuhku. Aku hanya bisa menangis tersedu-sedu. Saat kulihat tubuh kakakku mengejang dan kurasakan ada sesuatu yang hangat menyemprot ke dalam liang senggamaku, semakin hancurlah perasaan hatiku.

Pagi harinya aku hanya terdiam di kamar, karena tubuhku rasanya lemas dan sakit. Saat kakakku mengajakku pergi, aku hanya memalingkan wajahku dan menangis. Sore harinya kakakku masuk ke kamarku, dia minta maaf atas kejadian semalam dan berusaha untuk memperbaikinya, tapi aku hanya diam saja. Malam harinya kakakku datang lagi ke kamarku. Aku sangat ketakutan, tapi dia hanya tersenyum dan mencoba mencium bibirku, aku kembali berontak. Aku memaki-maki kakakku, tapi dia tidak peduli dan kembali mencium bibirku sambil meremas payudaraku, lama-lama aku menjadi terangsang karenanya. Dan malam itu kembali aku dan kakakku melakukannya, tapi lain dari malam yang kemarin, malam ini aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan kami melakukannya dua sampai kali.

Sebelum kakakku kembali bekerja di Batam, saat mengantar kakakku di Bandara, aku meminta hadiah perpisahan darinya.
Di kamar mandi Bandara kami melakukannya lagi, "Ah Mas Doni.., terus Mas.. akh.."
"Akh Ani, kamu cantik sekali, akh... Ani, Mas Doni mau keluar, akh..!"
"Ani juga Mas.., akh... Mas, Ani keluar Mas.., akhh..!"
Mas Doni memelukku erat-erat, begitu juga diriku. Setelah beberapa saat kami berciuman dan kembali lagi ke ruang tunggu dengan alasan habis dari kantin beli makanan. Aku hanya bisa menangis saat Mas Doni pergi, tapi aku juga sangat bahagia dengan hadiah yang diberikannya.

Sejak saat itu aku seperti ketagihan dengan seks, dan untuk melampiaskannya aku hanya dapat melakukan masturbasi di kamar mandi. Aku sudah punya pacar dan kami melakukannya sampai sekarang, tapi aku jarang merasakan kenikmatan seperti yang kudapatkan dari kakakku. Dan saat adikku mulai beranjak dewasa, aku melihat sosok kakakku, tapi adikku lebih tampan dan gagah bila dibandingkan dengan kakakku. Aku sering merasa terangsang, tapi hanya bisa kutahan dan lagi-lagi hanya bisa kulampiaskan dengan jalan masturbasi. Entah berapa lama aku bisa menahan keinginan untuk melakukannya dengan adikku.

Sampai suatu hari, saat orang tuaku sedang tidak ada di rumah, adikku baru pulang sekolah dan aku menyiapkan makan siang untuknya. Karena hari itu terasa panas, aku hanya menggunakan celana pendek dan t-shirt tanpa memakai BH. Saat adikku kusuruh makan, Toni menolak karena sudah makan di luar bersama teman-temannya, dan akhirnya aku makan sendiri, sedangkan adikku asyik berenang. Selesai makan aku buatkan jus jeruk dan kuantarkan ke kolam renang. Sambil meminum jus jeruk, aku melihat adikku berenang. Saat Toni keluar dari kolam renang dan duduk di sebelahku sambil meminum jus jeruk dan berjemur, jantungku berdetak semakin cepat dan aku sangat tidak tahan untuk memeluknya.

Tidak kusangka adikku yang dulunya polos, sekarang sudah berubah menjadi seorang cowok yang gagah dan tampan terlebih lagi hobinya adalah berenang. Dadanya terlihat bidang dengan bentuk yang menggairahkan, tubuhnya atletis dan bisa kutebak kalau batangnya juga lumayan besar. Aku hanya dapat memandangnya, wajahnya ditutupi oleh handuk kecil yang digunakannya untuk mengeringkan tubuhnya. Aku sudah tidak tahan lagi dan aku tidak peduli apa yang akan terjadi. Aku membelai dada adikku dan Toni hanya menggelinjang kegelian.

"Mbak Ani.., apaan sih..? Geli tau..! Kurang kerjaan, mendingan bikinin aku roti bakar..."
Aku sedikit terkejut dan kucubit perutnya, Toni hanya tertawa.
"Emang aku pembantumu, enak aja." kataku agak jengkel.
Aku sudah benar-benar tidak tahan, tanpa pikir panjang lagi kutindih tubuh adikku dan kulempar handuk dari wajahnya.
"Mbak Ani mau ngapain sih..?" tanyanya.
Tanpa sepatah kata pun langsung kucium mulutnya dan kuremas-remas dadanya yang bidang itu. Adikku sangat terkejut dengan apa yang kulakukan dan mendorong tubuhku. Aku tidak peduli, kucium lagi bibirnya dan kali ini adikku tidak bereaksi apa-apa dan mencoba untuk menikmatinya. Aku tahu kalau Toni mulai terangsang, karena kurasakan diantara kedua pahanya ada sesuatu yang bertambah besar.

Kuciumi terus bibir dan lehernya, adikku sedikit kewalahan tapi Toni selalu mencoba membalas ciumanku walau terasa agak kaku.
"Baru pertama dicium cewek ya..?" tanyaku.
"Ah Mbak banyak omong, terusin aja Mbak..!" katanya tidak sabar lagi.
Mendengar ucapannya aku jadi semakin bersemangat, langsung kubuka kaosku, dan adikku hanya bisa melotot melihat payudaraku yang cukup besar.
"Wah susu Mbak bagus sekali, baru kali ini Toni melihat susu cewek." katanya.
Kusuruh Toni memegang dan meremasnya, "Aduh jangan keras-keras, sakit.. Coba sekarang kamu isep susu Mbak.."
Lalu kusodorkan payudaraku ke mulutnya, Toni mengulum dan menghisap puting payudaraku, "Akh enak sekali Ton, sshs... akhh terus Ton.., enak sekali..."

Kusuruh Toni berhenti, lalu kuciumi lagi bibir dan lehernya, kemudian kuturun ke dadanya dan kuciumi serta kugigit pelan putingnya, Toni hanya bisa mendesah lirih, "Akh.. enak Mbak, akhh..."
Dengan tergesa aku turun kebawah, kulihat batang kejantanannya yang gagah sudah sedikit tercetak dan memperlihatkan kepalanya di celana renang adikku. Dengan penuh nafsu langsung kutarik celana renang adikku sampai ke lututnya.
"Wah.., Ton punya kamu Oke juga nih, lebih bagus dari punya Mas Doni.."
Adikku hanya tersenyum dan sepertinya tidak sabar dengan apa yang akan kulakukan. Aku pun lalu membuka celanaku dan sekarang aku telanjang. Toni bangun dari kursi dan duduk, lalu Toni meraba bibir kemaluanku, kemudian kusuruh Toni menjilati bibir kemaluanku. Toni kelihatannya kaget tapi langsung kutarik kepalanya ke arah kemaluanku, dan Toni mulai menjilati permukaan lubang senggamaku.
"Akh.., Ton enak sekali terus akh... yaa disitu Ton, enak.., akhh... terus Ton terus akkhh..." desahku.
Aku menggelinjang keenakan dibuatnya, rasanya enak sekali dan aku sangat suka jika ada yang menjilati kemaluanku. Aku sudah tidak tahan, kudorong tubuh adikku ke kursi lagi, kemudian kupegang batang kejantanannya dan kuarahkan ke liang senggamaku. Toni kelihatannya sedikit tegang saat kepala kejantanannya menyentuh permukaan bibir kemaluanku. Toni menahan nafas dan mengerang saat aku menekan tubuhku ke bawah, dan batang kejantanannya masuk seluruhnya ke liang kewanitaanku.
"Akh... Mbak... enak sekali... hangat.. yeah... ayo Mbak terusin..!"

Aku lalu bergerak, menggoyangkan pantatku ke atas dan ke bawah, dan kadang kuputar-putar, tangan adikku kusuruh meremas-remas payudaraku dan Toni sangat bernafsu sekali. Aku bergerak semakin lama semaki cepat, tanganku memegang paha adikku untuk tumpuan. Beberapa saat kemudian, nafas adikku mulau memburu dan gerakannya mulai tidak karuan, kadang memegang pantatku, kadang meremas payudaraku, dan aku tahu kalau Toni sudah hampir sampai dan berusaha menahannya.

"Akh.. Mbak.., aduh... Toni mau keluar Mbak..!"
"Tahan Ton.., Mbak sebentar lagi akhh..!"
Semakin kupercepat gerakanku, aku mulai liar. Kuremas dadanya dan saat kurasa kenikmatan itu, aku menekan tubuh adikku, dan tubuhku menjadi tegang sambil kuremas paha adikku.
"Toni nggak tahan lagi Mbak... akh... Mbak, Toni keluar Mbak akhh..!"
Pantatnya terangkat ke atas seperti ingin menusuk kewanitaanku dan kurasakan semprotannya yang cukup keras beberapa kali di dalam rahimku. Begitu juga denganku, otot kemaluanku menekan batangnya dan kurasakan liangku semakin basah, baik oleh cairanku ditambah mani adikku yang menyemprot sangat banyak di lubang senggamaku.

Tubuh kami basah oleh keringat, dan kemudian kupeluk tubuh adikku menikmati sisa-sisa kenikmatan tadi. Nafas adikku mulai teratur dan kurasakan batang kemaluannya mulai mengecil di liang kewanitaanku, namun pantatku masih tetap bergoyang di atas tubuhnya.
"Mbak, enak sekali.., makasih ya Mbak, baru pertama kali ini Toni merasakan nikmatnya tubuh perempuan dan nikmatnya melakukan hubungan badan."
"Mbak yang harusnya makasih sama kamu, ternyata adik Mbak cukup hebat walau baru pertama kali, tapi Mbak sangat puas sekali dan Mbak pengen sekali lagi, bolehkan Ton..?"
"Wah.., Toni juga mau Mbak..!"

Kucabut batang kejantanannya dari lubang kewanitaanku dan kembali kurasakan orgasme saat mencabutnya. Batang kemaluan adikku sudah mengecil sekarang, tapi tetap telihat gagah. Toni lalu duduk di pinggir kursi dan aku kemudian menjilati batang kejantanannya, Toni kembali mendesah, "Ssshhh.., enak Mbak..!"
Tangannya membelai rambutku dan kadang meremas payudaraku. Aku kembali terangsang dan batang kemaluan Toni dengan cepatnya kembali tegak dan kokoh. Aku lalu lari dan menceburkan diriku di kolam renang, Toni menyusul setelah membuka celana renang yang masih tertinggal di lututnya. Di kolam kembali kami berciuman, tapi sekarang Toni kubiarkan lebih agresif. Sambil duduk di tangga kolam, diciuminya bibir dan leherku, kemudian dihisapnya puting payudaraku.

Kemudian kurasakan Toni berusaha memasukkan batang keperkasaannya, tapi selalu meleset. Aku hanya tertawa kecil, lalu kubantu dia. Kupegang batangnya dan kuarahkan ke kemaluanku. Toni hanya tertawa kecil dan kemudian dia menekan rudalnya ke sarangku. Toni lalu menggerakkan pantatnya dan memompa senjatannya keluar masuk liang surgaku, nafasnya juga mulai memburu. Aku menikmati tekanan yang diberikan Toni dan rasanya nikmat sekali.
"Akh.., enak sekali Ton, yang keras Ton..! Akh..!"
"Akhh Mbak.., kita pindah di kursi ya..? Di sini nggak enak."
Toni lalu mengangkat tubuhku, kulingkarkan kakiku di pinggangnya sehingga aku masih bisa bergerak walaupun Toni berdiri dan berjalan ke arah kursi tempat kami tadi.

Di baringkannya tubuhku, lalu Toni mulai memompa batang kejantanannya lagi, semakin lama semaki cepat. Aku mengimbangi gerakakn Toni dengan mengerakkan pantatku ke kiri dan ke kanan, kadang kuremas-remas pantat adikku yang kenyal. Nafas Toni mulai tidak teratur.
"Lebih cepat Ton.. akh..!"
"Mbak.., Toni mau keluar Mbak, akh..!"
Gerakan Toni semakin cepat, dan saat kulihat tubuh Toni mulai mengejang, kulingkarkan kakiku di pinggangnya. Toni menekan dan memasukan batang kemaluannya lebih dalam lagi.
"Akh.., Mbak, Toni keluar Mbak, akhh.., Mbak.. ngeakhh..."

Tubuhnya lalu rubuh di atas tubuhku. Tanpa mengeluarkan burungnya, kusuruh Toni berbalik dan aku mulai menggerakkan pantatku di atas tubuhnya. Batang kemaluan Toni memang mengecil, tapi lama-lama mulai mengembang lagi. Aku bergerak tidak karuan di atas tubuhnya, sampai beberapa saat kemudian aku orgasme, kupeluk erat-erat tubuh Toni. Setelah agak tenang, karena aku tahu kalau Toni belum keluar, kemudian aku turun dan mengulum batang keperkasaannya. Toni menggerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dan kadang menusuk ke dalam mulutku. Selang beberapa waktu kemudian, batang kemaluannya seperti mengembang di dalam mulutku.
"Akh.., Toni keluar Mbak.. akhh..!"
Maninya menyembur di dalam mulutku dan kutelan semuanya, kemudian kami berpelukan dan berciuman. Tanpa sadar kami tertidur di kursi, kepalaku kurebahkan di dadanya dan tubuhku di atas tubuhnya.

Sore hari kami dikejutkan oleh suara klakson mobil dan kami buru-buru bangun. Aku memakai bajuku yang berserakan di pingir kolam dan Toni buru-buru mengambil celana renangnya dan berlari ke kamarnya. Saat makan malam, kakiku mengeranyangi kakinya dan jari kakiku menekan batangnya yang mulai mengembang. Kedua orang tuaku sedikit keheranan dengan kelakuan kami, tapi mereka tidak pernah tahu dengan apa yang telah terjadi di antara kami. Malamnya seusai makan malam aku langsung masuk kamar, begitu juga Toni. Tengah malam aku terbangun karena Toni menciumi bibirku dan malam itu kami melakukannya lagi.

Sejak saat itu, secara sembunyi-sembunyi kami melakukannya, bahkan setelah aku menikah dengan pacarku, kami pun masih sering melakukannya, terutama saat suamiku sedang dinas keluar kota. Rahasia ini sampai sekarang masih kami pegang dan bahkan cinta gelap kami ini membuahkan putra pertamaku yang sekarang sudah berusia 9 tahun.

Saat pernikahan Toni aku memberikan sebuah hadiah. Setelah malam pengantinnya, kami melakukannya di gudang belakang rumah saat semua orang sudah terlelap. Toni bilang walaupun istrinya sekarang masih gadis, tapi tidak ada yang menyaingi aku. Makanya suamiku sangat betah di rumah karena servisku yang sangat memuaskan, tanpa tahu kalau aku selingkuh dengan adik kandungku sendiri.


TAMAT

Wednesday, January 23, 2013

Cerita Sex Terbaru Ayam Kampus

Cerita Sex Terbaru Ayam Kampus - Seorang temanku, namanya Rudy Manoppo, dia menghubungiku di handphone. Dia lagi berada di hotel Menteng di Jalan Gondangdia lama bersama dua orang ceweknya. Memang dia pernah janji padaku mau mengenalkan pacarnya yang namanya Judith itu padaku, dan sekarang dia memintaku datang untuk bertemu dengan mereka malam ini di sana.

Cerita Sex Terbaru Ayam Kampus
Cerita Sex Terbaru


Cerita Sex Terbaru Ayam Kampus - Dalam perjalanan ke sana aku teringat dengan seorang cewek yang namanya Judith juga. Lengkapnya Judith Monica. Sudah setahun ini kami tidak pernah bertemu lagi, tapi masih sering menghubungi via telepon, terakhir kali aku menghubungi dia waktu ulang tahunnya tanggal 29 September, dan kukirimi dia kado ulangtahun. Dia adalah orang yang pernah begitu kusayangi. Dalam hatiku berharap semoga dia menjadi isteriku. Wajahnya mirip artis Dina Lorenza, tinggi 170 cm, kulitnya sawo matang. Pokoknya semua tentang dia ini oke punya lah. Ibunya orang Jawa, sedangkan bapaknya dari Sulawesi selatan. Dia sendiri sejak lahir sampai besar menetap di Jakarta bersama orangtuanya.

Dulunya kami bekerja di satu perusahaan, Judith ini accountingnya kami di kantor, sedangkan aku bekerja diatas kapal. Setiap pulang dari Jepang, sering kubawa oleh-oleh untuk dia. Tetapi salah satu point yang sulit mempersatukan kami adalah soal agama. Terakhir yang kutahu tentang Judith ini dia batal menikah dengan cowoknya yang namanya Adhi itu.

Handphone-ku berbunyi lagi, rupanya dari Rudy, mereka menyuruhku masuk ke dalam kamar 310, disitu Rudy bersama dua orang ceweknya. Aku disuruh langsung saja masuk ke kamar nanti begitu tiba di sana. Aku tiba di sana pukul sembilan tiga puluh malam dan terus naik ke atas ke kamar 310. Seorang cewek membuka pintu buatku dan cewek itu hanya bercelana dalam dan BH saja, dan aku langsung masuk. Rupanya Rudy sedang main dengan salah seorang ceweknya itu, keduanya sama-sama telanjang dan lagi seru-serunya berduel. Terdengar suaranya si cewek ini mendesah dan mengerang kenikmatan, sementara Rudy mencium wajahnya dan lehernya. Aku berpaling pada cewek yang satu lagi ini yang memandangku dengan senyuman manis.

"Oom Errol ya..?" tegurnya sambil duduk di atas tempat tidur yang berada di sebelahnya.
Aku hanya mengangguk dan membalas senyumnya. Bodynya boleh juga nih cewek, hanya sedikit kurus dan imut-imut.
"Namanya siapa sich..?" tanyaku.
"Namaku Lina, Oom buka aja bajunya."
Lalu aku pun berdiri dan membuka bajuku, dan kemudian menghampirinya di atas ranjang dan menyentuh punggungnya, sementara Lina ini terus saja menonton ke sebelah. Si cewek yang lagi 'dimakan' Rudy rupanya mencapai puncak orgasmenya sambil menggoyang pinggulnya liar sekali, menjerit dan mendesah, dan kemudian Rudy pun keluar. Asyik juga sekali-sekali menonton orang bersenggama seperti ini.

Sementara keduanya masih tergeletak lemas dan nafas tersengal-sengal, si Lina ini berpaling kepadaku dan aku pun mengerti maksudnya, dan kami pun mulai bercumbu, saling meraba dan berciuman penuh nafsu. Kini berbalik Ricky dan ceweknya itu yang menonton aku dan Lina main. Secara kebetulan aku balik berpaling kepada Ricky dan ceweknya itu, dan betapa kagetnya aku melihat siapa cewek yang bersama Ricky itu. Masih sempat kulihat buah dadanya dan puting susunya sebelum cepat-cepat dia menarik selimut menutupi badannya. Aku langsung jadi 'down' dan bangun berdiri, dan menegur Ricky sambil memandang si cewek itu yang masih terbaring. Dia pun nampaknya begitu kaget, untung saja Ricky tidak melihat perubahan pada air wajahnya.

"Hi Ricky.., sorry aku langsung main tancap nich." kataku, Ricky hanya tertawa saja padaku.
"Gimana Roll, oke punya?" tanya Ricky sambil melirik Lina yang masih terbaring di ranjang.
"Excellent..!" jawabku sambil berdiri di depannya tanpa sadar bahwa aku lagi telanjang bulat dan tegang.
"Roll, kenalkan ini cewekku yang kubilang si Judith itu," ucap Ricky sambil tangannya berbalik memegang kepalanya Judith.
Segera aku menghampirinya dan mengulurkan tanganku yang disambut oleh cewek itu.

Kami berjabat tangan, terasa dingin sekali tangannya, dan dia menengok ke tempat lain, sementara aku menatapnya tajam. Untunglah Ricky tidak sadar akan perubahan diantara aku dengan cewek ini. Lalu si Judith ini bangun sambil melingkari tubuhnya dengan handuk, kemudian berjalan ke kamar mandi diiringi oleh tatapan mataku, melihat betis kakinya yang panjang indah itu yang dulu selalu kukagumi.

Tidak sadar aku menarik nafas, terus Rudy mempersilakan aku dan Lina kembali melanjutkan permainan yang tertunda itu. Kami kemudian melakukan foreplay sebelum acara yang utama itu. Kulihat sekilas ke sebelah, Judith sudah balik dari kamar mandi dan memperhatikan aku dan Lina yang sedang bertempur dengan seru, Lina mengimbangiku tanpa terlalu berisik seperti Judith tadi. Lina mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar dan kusodok lubang vaginanya dengan penuh semangat. Maklumlah, dua bulan di laut tidak pernah menyentuh wanita sama sekali.

Sampai akhirnya kami berdua pun sama-sama keluar, aduuh.. nikmatnyaa... Kuciumi buah dada yang penuh keringat itu dan bibir-bibirnya yang tipis itu, kulitnya benar-benar bersih mulus dan akhirnya kami terbaring membisu sambil terus berpelukan mesrah dan tertidur. Waktu itu sudah jam dua belas tengah malam.

Ketika aku terbangun, rupanya Lina tidak tidur, dia malah asyik memandangiku. Kulihat ke sebelah, Rudy dan Judith masih terlelap, hanya selimutnya sudah tersingkap. Rudy tidur sambil memeluk Judith dan keduanya masih telanjang bulat. Paha Judith yang mulus sexy itu membuatku jadi terangsang kembali dan terus saja memandangnya dari jauh.

"Dia cantik ya..?" lalu Lina berbisik padaku, aku hanya mengangguk kepala.
"Cantik, sexy.. tapi milik banyak orang.." tambah Lina lagi.
"Dia temanmu kan..?"
"Kita satu fakultas dulu, dan sama-sama wisuda, setahu gua dia dulunya nggak suka main sama laki, tapi dia melayani tante-tante senang yang suka nyari mangsa di kampus."
"Maksud kamu Judith itu lesbian..?"
"Yah gitu lah, tapi dia juga pacaran waktu itu, terakhir dulu gua dengar dia lama main ama orang cina dari Hongkong."

"Bisa jadi dia pernah lesbong, soalnya liat tuh puting susunya udah besar dan panjang lagi, kayak ibu-ibu yang pernah menyusui." kataku.
"Pak Rudy ini cuman salah satu dari koleksinya, dia juga suka main ama orang bule dari Italy, terus dia juga ada main sama Pak XXX (orang penting)."
"Lina kok tau semuanya..?"
"Soalnya gua sering jalan bareng dia, kalo dia dapat order sering dia bagi-bagi ama gua, orangnya paling baik juga sosial ama temen." sambung Lina lagi.
Sementara Lina tidak tahu kalau aku dan Judith juga sudah lama kenal.

Tiba-tiba Judith menggerakkan badannya membuat bagian perutnya yang tadinya terselimut kini terbuka, gerakannya itu membangunkan Rudy yang melihat buah dadanya begitu menantang langsung mulutnya beraksi, dari buah dada Judith turun terus ke bawah membuka lebar pahanya Judith dan menjilati bibir vaginanya. Aku langsung bangun dan menghampiri ranjang keduanya dan memperhatikan dari dekat Rudy menjilati bibir kemaluan Judith dan menguakkannya. Nampak lubang kemaluan Judith yang memerah terbuka cukup besar. Sementara bulu kemaluannya kelihatan seperti dicukur bersih, licin seperti vagina seorang bayi.

Melihatku memperhatikannya dengan serius, Rudy lalu bertanya.
"Kamu suka Roll..? Kita tukaran aja sekarang, aku ama Lina."
Lalu Rudy bangun dan pindah ke ranjang sebelah, dan aku segera menggantikan tempat Rudy tadi, tapi betapa terkoyaknya hatiku saat itu. Benar-benar tidak pernah kukira akan mengalami pertemuan kembali yang begini dengan Judith. Aku berbaring sambil mendekap tubuhnya pelan-pelan, seolah takut jangan sampai dia terbangun. Mulutku melahap buah dadanya, menghisap puting susunya yang besar dan panjang itu, tanganku pelan turun ke bawah mengusap selangkangannya, terus memegang vaginanya sambil mencium pipinya, mengulum bibir-bibirnya. Judith mendesah dan menguap sambil menggerakkan badannya, tapi tidak bangun. Aku pun terus melanjutkan aksiku.

Ketika dia berbalik tertelungkup, segera kupegang pantatnya dan menguakkannya. Nampaklah lubang duburnya yang sudah terbuka itu, merah kehitam-hitaman, kira-kira berdiameter satu senti. Tapi betapa hatiku begitu penuh kasih padanya, pelan-pelan lidahku menjulur ke lubang pantatnya itu dan kujilati pelan-pelan. Tiba-tiba Judith menggerakkan pantatnya, rupanya terasa olehnya sesuatu yang nikmat di pantatnya. Aku terus saja menjilatinya, lalu dia merintih dan menarik napas panjang dan mendesah.

"Aduuhh.. enak Rudy, terus Sayang.. lidahnya terus mainkan.., duuh.. enaakk..!" desahnya pelansambil semakin kuat menggoyangkan pantatnya, sementara rudalku sudah tegang sekali.
"Rudy.., jellynya.. jellynya dulu.. baru masukin yaa..!"
Aku tidak tahu dimana jellynya, lalu kuludahi saja banyak-banyak sampai lubang duburnya itu penuh dengan ludahku dan kuarahkan rudalku ke arah sasarannya, dan mulai menyentak masuk pelan-pelan.
"Aaacchh..!" dia mendesah.

Sekali hentak langsung masuk tanpa halangan, kudorong terus rudalku, tangan kananku melingkari lehernya. Dia menarik napas panjang sambil mendesah tertahan, sementara rudalku sudah semuanya masuk tertanam dalam liang pelepasannya yang cengkeramannya sudah tidak terasa lagi. Tangan kiriku memainkan klitorisnya, sambil mencium pipinya kemudian melumat bibirnya. Berarti Judith ini sudah biasa disodomi orang, hanya lubangnya belum terbuka terlalu besar. Aku mulai menarik keluar kembali dan memasukkan lagi, dan mulai melakukan gerakan piston pelan-pelan pada awalnya, sebab takut nanti Judithnya kesakitan kalau aku langsung main hajar dengan kasar.

Aku tahu bila dalam keadaan normal seperti biasa, tidak akan pernah aku dapat menyentuh tubuhnya ini. Selagi aku mengulum lidahnya itu, Judith membuka matanya, terbangun dan kaget melihat siapa yang lagi menyetubuhinya. Judith mau bergerak bereaksi tapi kudekap dia kuat-kuat hingga Judith tidak mungkin dapat bergerak lagi, dan aku mulai menghentak dengan kekuatan penuh pada lubang duburnya yang memang sudah dol itu.

Batang rudalku masuk semua tertancap di dalam lubang duburnya dan masuk keluar dengan bebasnya menghajar lubang dubur Judith dengan tembakan-tembakan gencar beruntun sambil mendekapnya kuat-kuat dari belakang meremas payudaranya dengan gemasnya dan mengigit tengkuknya yang sudah basah oleh keringatnya itu. Secara reflex Judith mengoyang pinggulnya begitu merasakan batang kemaluanku masuk, dan mendesah mengerang dengan suara tertahan. Keringat deras bercucuran di pagi yang dingin itu. Seperti kuda yang sedang balapan seru, dia merintih lirih diantara desahan napasnya itu dan mengerang. Judith semakin menggoyang pantatnya seperti kesetanan oleh nikmat yang abnormal itu.

Sepuluh menit berlalu, lubang duburnya Judith rasanya sangat licin sekali, seperti main di vagina saja. Dan Judith meracau mendesah dan menjerit histeris, wajahnya penuh keringat yang meleleh. Kubalikkan tubuhnya, kini Judith sudah tidak melawan lagi, dia hanya tergeletak diam pasrah ketika kualasi bantal di bawah pantatnya. Dia mengangkat kedua kakinya yang direntangkan dan memasukkan lagi rudalku ke dalam lubang duburnya yang sudah terkuak itu. Seluruh batang rudalku basah oleh cairan kuning yang berbuih, itu kotorannya Judith yang separuhnya keluar meleleh dari lubang duburnya itu. Bagi orang yang tidak biasa dengan anal sex ini pasti akan merasa jijik.

Kini wajah kami berhadapan, kupegang kepalanya supaya dia tidak dapat berpaling ke kiri ke kanan. Dan kulumat-lumat bibir-bibirnya, sepasang gunung buahdadanya terguncang-guncang dengan hebatnya, lehernya dan dadanya basah oleh keringatnya yang bercampur baur dengan keringatku. Dan inilah yang namanya kenikmatan surga. Pipi-pipinya telah memerah saga oleh kepanasan. Aku semakin keras lagi menggenjot ketika mengetahui kalau Judith mau mencapai puncak klimaksnya. Seluruh tubuhnya lalu jadi mengejang, dan suaranya tertahan di ujung hidungnya, Judith ini benar-benar histeris pikirku. Mungkin juga dia ini sex maniac.

Judith mulai bergerak lagi dengan napas yang masih tersengal-sengal sambil mendesah.
"Terus ung.. teeeruus.. aku mau keluar lagi..!" desahnya.
Benar saja, Judith kembali menjerit histeris seperti kuntilanak, seluruh tubuhnya kembali mengejang sambil wajahnya menyeringai seperti orang menahan sakit yang luar biasa. Butiran keringatnya jatuh sebesar biji jagung membasahi wajahnya, peluh kami sudah bercampuran. Kupeluk erat-erat tubuhnya yang licin mengkilap oleh keringat itu sambil menggigit-gigit pelan daun telinganya agar dia tambah terangsang lagi.

Akhirnya dia jatuh lemas terkulai tidak berdaya seperti orang mati saja. Tinggal aku yang masih terus berpacu sendiri menuju garis finish. Kubalikkan lagi tubuh Judith tengkurap dan mengangkat pantatnya, tapi tubuhnya jatuh kembali tertelungkup saja, entah apa dia sangat kehabisan tenaga atau memang dia tidak mau main doggy style. Kuganjal lagi bantal di bawah perutnya dan mulai menhajarnya lagi, menindihnya dari atas punggungnya yang basah itu. Tapi keringatnya tetap berbau harum. Napasnya memburu dengan cepatnya seperti seorang pelari.

"Aduh.. aduuh.. aku mau beol.. nich.. cepeet dikeluarin.. nggak tahan nich..! Ituku udah mo keluar nich..!" desahnya.
Dadanya bergerak turun naik dengan cepatnya. Tapi aku tidak perduli, soalnya lagi keenakan, kutanamkan kuat-kuat batang kemaluanku ke dalam lubang pantatnya, dan menyemprotkan spermaku begitu banyaknya ke dalam lubang analnya itu.
"Aduh.. aduuh.., aku mau beol.. nich.. cepeet nggak tahan nich.., udah mo keluar nich..!" desahnya.
"Aaacchhh.. aach..!" Judith menjerit lagi.

Ada dua menit baru kucabut batang kemaluanku. Dan apa yang terjadi, benar saja kotorannya Judith ikut keluar bersama rudalku, dan menghambur padaku. Terasa hangat kotorannya yang mencret itu. Hal itu juga berhamburan pada seprei tempat tidur. Praktis kami berenang di atas kotoran tinjanya yang keluarnya banyak sekali itu. Sementara aku lagi menikmati orgasmeku, kudengar suaranya Judith seperti orang yang sedang sekarat, dan napasnya mendengus. Anehnya aku sama sekali tidak merasa jijik, walaupun aku dengan sudah belepotan oleh tinjanya.

Kami tetap saja berbaring diam sambil terus berpelukan. Napasnya masih tersengal-sengal. Dadanya bergerak naik turun seperti orang yang benar-benar kecapaian. Kucium pipinya yang basah oleh keringatnya, dan menjilati keringat di lehernya yang putih mulus itu. Batinku terasa puas sekali dapat mencicipi tubuh indah ini, walaupun dia ini hanya seorang pelacur saja. Judith pun tetap berbaring diam tidak bergerak walaupun semua bagian bawah tubuhnya sudah berlumuran oleh tinjanya. Dia sepertinya sudah seperti pasrah saja atas semua yang sedang terjadi pada dirinya. Bola matanya menatap kosong ke dinding kamar. Aku membalikkan kepalanya agar menatapku, terus kuhisap bibirnya pelan dan mencium di jidatnya. Tampak senyum di wajahnya, dia seperti senang dengan sikapku ini. Dia menatapku dengan wajah sayu dan letih.

"I love you Judith.." ucapku tanpa sadar.
Dia hanya mendengus, menggerakan hidungnya yang mancung itu sambil bola matanya yang hitam bening itu menatapku tajam. Kucium lagi pipinya.
"Judith.., dari dulu aku tetap cinta kamu.." bisikku di telinganya.
"Walaupun harus hidup dengan berlumuran tinja seperti ini..?" jawabnya seperti menyindirku.
"Kita mesti keluar dari kubangan tinja ini Judith..," kataku, "Kita bersihkan tubuh kita dan kita memulai hidup kita yang baru."
Dia tidak menjawab, malah mendorongku ke samping dan dia melompat bangun bergegas menuju kamar mandi diiringi suara ketawa dari Rudy dan Lani.

Sisa-sisa kotoran di bokong pantatnya itu mengalir turun di paha dan betis kakinya dan ruangan itu telah dipenuhi oleh bau kotoran yang keluar dari dalam perutnya Judith ini. Aku pun berlari ke kamar mandi dan membantu Judith membersihkan badannya dengan air dan bantu dia menyirami tubuhnya dan menyabuni seluruh tubuhnya sampai ke selangkang dan kemaluannya terus sampai pada lubang pantatnya semua kusabuni dan kubilas sampai benar-benar bersih. Barulah kemudian aku mandi. Judith nampaknya senang dengan perlakuanku yang mengistimewakan dirinya itu, dan dia pun membantuku mengelap badanku dengan handuk.

Kemudian kami kembali ke kamar, aku menarik keluar seprei yang telah penuh dengan kotoran itu, membungkusnya dan melemparnya ke kamar mandi. Judith duduk di kursi mengawasiku bekerja sambil senyum-senyum malu. Aku menatap tubuhnya yang tinggi atletis ini dengan penuh rasa pesona dan syukur. Namun sama sekali tidak kusanga bahwa nanti dalam waktu yang tidak lama lagi dia akan menjadi isteriku. Dan sedikitpun aku tidak menyesal memperisteri Judith, sekalipun dia itu hanyalah seorang bekas wanita nakal, bekas ayam kampus.

Kami kembali lagi ke atas tempat tidur dan berusaha untuk tidur, padahal hari sudah pagi. Kami tidur berpelukan. Dia menyembunyikan kepalanya di dalam dadaku yang sedang bergemuruh dengan hebatnya itu, dan kami terlelap dalam tidur. Aku hanya dapat tertidur beberapa saat saja, kemudian sudah terbangun lagi, di sampingku Judith masih tertidur lelap, mungkin sebab saking capeknya dia ini. Pelan aku bangun untuk duduk sambil memperhatikan dia dalam ketidurannya, di bibirnya tersungging senyum, sepertinya dia merasa bahagia dalam hidup ini. Rambutnya yang lebat hitam panjang itu tergerai di atas bantal.

Pelan kusingkap kakinya hingga terbuka lebar, dan tanganku mengusap pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Benar-benar merangsangku paha mulus yang bersih ini. Menguakkan bibir vaginanya yang telah ke biru-biruan itu pertanda bahwa dia telah banyak sekali melakukan persetubuhan. Dan kulihat lubang vaginanya yang telah terbuka menganga seperti lubang terowongan turun ke dalam rahimnya. Lalu kujulurkan lidahku untuk membuka vaginanya itu dengan penuh perasaan. Kujilati juga klitorisnya, membuatnya jadi tergerak mungkin oleh rasa enak di klitorisnya itu. Tapi hanya sampai disitu saja. Aku tidak tega untuk membangunkannya dari kelelapan tidurnya yang manis itu.

Siangnya kami checked out dari Hotmen itu. Dalam mobil aku dan Judith duduk di belakang. Dia tidak pernah berbicara sampai kami tiba di depan rumahnya Lina di Tebet timur, keduanya turun di sini, padahal Judith rumahnya di jalan Kalibata utara.

Setelah berlalu dari situ, aku bertanya kepada Rudy kenapa tidak membayar keduanya. Rudy bilang biasanya uangnya itu di transfer ke rekening keduanya masing-masing. Dan esoknya hari Senin aku mentransfer uang ke rekening Judith sebesar lima ratus ribu rupiah. Kenangan manis yang tidak terlupakan bagiku.


TAMAT

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
(˘̀^˘́҂)ҧ Design by uncensored8 | By Maling Durjana DMCA_logo-200w Pelacur Gratis Fast loading | Sexy Analytic (˘̀^˘́҂)ҧ