Warung Bebas

Thursday, August 30, 2012

Cerita Seks Dengan Bu Mayang

Cerita Seks Dengan Bu Mayang - Mulai dan redy untuk membaca Cerita Seks Dengan Bu Mayang langsung saja - Aku punya tetangga bernama ibu Mayang. Umurnya sekitar 45 tahunan. Ia seorang Ibu Rumah Tangga dengan 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa semua. wajahnya biasa saja, hanya sedap dipandang mata (kaya lagunya Ahmad Albar dkk). Tubuhnya gemuk tidak kurus pun enggak. Montok dan sekel. Sedangkan kulitnya kuning langsat, Rambutnya agak ikal sebahu lewat dan bibirnya agak lebar tapi tidak terlalu tebal. 

 Cerita Seks Dengan Bu Mayang

Yang paling kusenangi adalah payudaranya yang menurutku sangat menggoda. Anak pertamanya laki-laki, seorang tentara dan berdinas diluar pulau jawa. Yang kedua perempuan bekerja sebagai seorang Pengawas Mutu (QC) di sebuah pabrik di kota Bekasi. Yang bungsu sedang menempuh semester 4 di salah satu perguruan tinggi di Negeri di Jakarta. Alhasil, setiap hari bu Mayang tinggal sendirian di rumahnya.

Awal pertemuanku dengan ibu Mayang terjadi pada saat sedang hajatan tetanggaku. Ibu Mayang bertindak sebagai koordinator Uusan Dapur dan aku koordinator pemuda pemudi yang bertugas sebagai pager ayu dan pager bagus serta petugas kebersihan yang tugasnya ngangkutin piring kotor dan sampah.
Saat itu sudah jam 10 malam menjelang hajatan, aku sedang mempersiapkan janur yang sudah dirangkai dan siap dipasang. Setelah urusan pemasangan janur aku serahkan kepada salah seorang kawanku, aku pun bersiap untuk pulang agar besok badanku segar dan tidak terlalu letih akibat begadang. Tia-tiba sang empunya hajat memanggilku dan meminta tolong untuk mengantar Ibu Mayang ke pasar karena ada yang terlupa untuk dibeli. Kusanggupi permintaannya dan ku nyalakan skuter tua buatan italiku. Tak lama bu mayang pun nyemplak dibelakang dan kami segera menuju pasar menembus gelapnya malam yang lumayan dingin. “Pelan-pelan aja mas, saya takut!” celetuknya ketika vespaku kugeber agak kencang. “Ga papa kok bu, udah biasa… abs kalo pelan jalannya ga enak!” kataku sekenanya.
Ia tidak menjawab dan malah mengalungkan tangannya ke perutku. “Tar kalo kenapa-kenapa dijalan kamu tanggung jawab ya…?!?!?” katanya ketus. Singkat cerita sampailah kami di pasar dan setelah mendapatkan apa yang dicari kami segera otw pulang. Sialnya, ditengah jalan vespaku mogok entah kenapa. Kuminta bu Mayang turun dan kuperiksa mesinnya. Sekilas nampak raut kesal di wajah ibu Mayang. “Tau begini tadi pake motor si Hendrik saja?!!”. “Sebentar bu, biasanya kao ngadat begini cuma sebengtar kok!” Kataku berupaya meredam kekesalan bu Mayang. lalu setelah ku utak utik platinanya sang tunggangan pun kembali menyala. Setelah menyala, kuuminta bu mayang naik dan kami meneruskan perjalanan. “Makanya jangan kenceng-kenceng! marah motor mu tuh!” kata bu Mayang. “Hahahahaha… si ibu bisa aja!, namanya barang ttua ya begini bu., seuka ngadat!” “Eh belum tentu lho, ada juga barang tua yang ga pernah ngadat…!” sanggahnya. “Emang ada bu? kalo ada saya mau tuh!!” jawabku… “Udah aha, konsentrasi sm jalan sana! Tar nabrak lagi!” omelnya “Oke mami siap laksanakan”. “Mami mami, emangnya aku germo!??” jawabnya sambil mencubit perutku pelan. “AOWWW, sakit bu!” dan sepeda motorku sedikit oleng…. uppsss, dengan sedikit skill motor kembali dapat kukendalikan. “Udah ah jangan becanda mulu, tar jatoh lagi”. Skip story sampe juga kami di alamat semula. “Her, langsung anter aku ke rumah aja, besok aja lah belanjaannya dianterinnya. dipakenya juga buat sorenya kok!” bu mayang memintaku. “ya udah, gapapa” motor ku belokkan ke arah gang bu mayang. “Makasih ya, eh km ada nmr hp saya ga? supaya besok gampang buat koordinasi!” kata bu mayang setibanya di pagar depan rumahnya, kami pun bertukar no hp masing masing.
Sampe dirumah tiba2 hpku berbunyi. SMS dari bu Mayang. ‘Her, km bs dateng ke rumha ga? sklian bawa baju yg td disewa. saya mau fitting tadi lupa’. Aku berkerut, oh iya tadi sore aku ditugaskan mengambil baju sewaan buat orang2 yang bertugas di pramanan. ‘Ok bu saya kesana’ jawabku dan lsg kusambar tas plastik yang berisi baju dan kain sewaan.
sampai dirumah bu Mayang, baru mau aku ketuk pintu pager bu mayang sudah muncul dari dalam rumah. Aduuhhh…. dia pakai baju tidur diatas lutut, menampilkan kakinya yang padat berisi serta pahanya yang mulus, walaupun terlihat masih memakai bra, dadanya yang montok sempat membuatku menelan ludah. “Hey malah bengong ayo masuk, mana bajunya?” aku kaget setengah mateng saat tangannya mengusap wajahku. Halus sekali… dan wangi … entah lotion entah parfum… aku pun masuk mengikuti bu mayang… Alamak bokongnya sangat menggoda…
Setelah didalam, aku dipersilahkan duduk dan basa basi sebentar, “herna kemana bu?” kataku menyakan anaknya yang bungsu. “Oh, dia lagi ke tempat kawannya. Katanya ada tugas kuliah, besok paling dia pulang”. setelah ngobrol sedikit, ia pun membawa tas plastik itu kedalam dan agak lama aku menunggu di ruang depan rumahnya. Selama penantian itu aku membayangkan sedang bergumul dengannya dikasur dan melepaskan hasratku yang terpendam dengannya. Saling mencium, saling menjilat dan saling meraba. 15 menit berlalu dan ia kembali ke ruang depan sambil menenteng tasnya. “Aduh maaf ya her, kelamaan.. eh kamu mau minum ga??? sampe lupaaa… tar ya saya ambilin minum dulu… mau kopi apa kopi susu? Kopi susu aja yah, kopi hitamnya saya lupa udah abis…” katanya nyerocos… ” Ga usah bu… gapapa !” percuma aku menjawab karena bu mayang sudah ngeloyor ke belakang. Tak lama ia kembali sambil membawa secangkir kopi “maaf, kopi susunya yang abis, ga taunya adanya kopi item”. “Gapapa kok bu ga usah repot-repot”. Sambil menikmati kopi, kami mengobrol ngalor ngidul sampe akhirnya ku tahu suaminya pergi meninggalkan dia saat anaknya yang bungsu masih kelas 2 SD, demi meraih cinta seorang pramugari. Diam-diam kuambil gambarnya pake hpku. Pembicaraan semakin hangat bahkan mulai menjurus ke hal2 yang berbau XXX.
“Kopinya mau nambah ga? tapi kalo mau kopi susu ga ada…” tanya bu mayang saat melihat isi cangkir yang tinggal setengah. “Gapapa, bu. Udah cukup. Lagian kopinya juga udah berasa kopi susu kok!” jawabku sambil nyegir. “Lho kok bisa gitu?” bu mayang kelihatanya bingung dengan jawabanku. “Iya dari tadi udah pake susu… walau hanya pandangan… hehehehe…” “eeeehhh… kamu… genit ya! berarti kamu dari tadi ngintipin nenen saya ya? dasar genitt ih!” katanya sambil kembali mengusap wajahku. Kali ini kutangkap tangannya dan ku cium jarinya. Nampak bu mayang agak terkejut menerima perlakuanku, tapi hanya sepersekian detik saja. Ia hanya diam saja ketika aku mulai menciumi dan menjilati jari tangannya. Namun ia kemudian menarik tangannya. “Mmmmaaaffhh… bu… maaaf… saya terbawa suasana… ” kataku mencari pembenaran. Bu mayang tak menjawab dan hanya menarik nafas panjang, tak lama ia ke belakang samb il membawa cangkir kopiku yang sudah habis. Aduh, ngambek dia…. pikirku. Salah sendiri ga pake basa basi pikirku wah kacau ni bisa nanti.
Beberapa saat kemudian ia kembali ke depan dan aku pun bersiap untuk pamitan. “Her, maksud kamu apa tadi?”. Gemet aku ter… “MMaaafff bu… maaf… kalo ibu tersinggung… maaf sekali lagi. Saya terbawa suasana. Abis ibu pakeannya bkn sy jelalatan…”. “Gapapa Her, saya cuma kaget aja kamu kok berani begitu sma saya. Eh, kamu jangan pasang wajah melas gitu doong…. serius her, saya ga marah… “. “Beneran bu, ibbu ga marah?” tanyaku lagi. “Enggak, ga marah beneraan… suerr!” Bu mayang malah mendekati tempat aku duduk dan memegang bahuku. “Kamu udah buat darah saya berdesir, waktu kamu isapin jari saya. Her, saya… saya… ” bu Mayang tidak meneruskan kata-katanya dan malah memeluk saya. Saat dadanya menempel, serasa darah ini berkumpul di kepala dan kaget bukan kepalang dengan perlakuan bu mayang ini. Belum selesai kaget ku, bu mayang lalu memegang kedua pipiku, “Saya mau lebih dari itu, kamu mau ga??” Sumpah, lelaki goblok dan homo saja yang ga mau memberikan lebih dari sekedar mengisap dan menjilati jari wanita seperti bu mayang ini. “Bu, Ibu serius??” “Serius, bahkan sejuta rius!!” katanya sambil masih memegangi kedua belah pipku. Baru aku mau ngommong tiba tiba bu Mayang menarik kepalaku dan mengecup bibirku berulang-ulang. Lama-lama kecupannya berubah menjadi lumatan di bibirku.Mendapat serangan seperti itu, kukalungkan taanganku dilehernya dan balas melumat bibirnya dengan lembut. Kami sangat menikmati permainan bibir itu, sampai-sampai bu mayang kutidurkan di sofa sambil terus melumat bibirnya dengan lembut. Perlahan aku turunkan bibirku ke arah dagunya dan semakin turun ke lehernya. Bu mayang hanya bergelinjang dan mendesah-desah nikmat, membuat aku semakin terangsang. Ku belas payudaranya yang selama ini hanya kudambakan dalam lamunan pada setiap acara onaniku. Bu mayang makin menggelinjang dan semakin belingsatan saat ku remas halus payudaranya dari luar. Tiba-tiba ia mendorong tubuhku dan mengangkat bagian bawah bajunya, “liat nih… kamu harus bertanggung jawab…” katanya sambil memnunjukkan celana dalamnya yang kelihatan basah. “Mau dituntaskan bu?” tanyaku sedikit menantang. “Dikamar aja yuk!?” jawabnya. akupun hanya mengangguk dan mengikuti bu mayang yang berjalan ke kamarnya. Di kamar, kami melanjutkan acara saling memagut dan melumat bibir. “Her, puasin aku malam ini!” katanya padaku. Ia pun berdiri dan melepas bajunya. Nampaklah payudaranya yang memang lumayan besar tapi agak kendor. Bu mayang sekarang tinggal memakai bra dan cdnya saja. Nampak memeknya yang tembem tertutup celana dalam putih dan depannya basah akibat permainan tadi. Lalu bu mayang naik ke kasur dan menciumi bibirku kembali dengan posisi berlutut. Kusambut ciumannya sambil meremas lembut payudaranya. Sambil berciuman, kucoba melepas kaitan bra-nya dan setelah berhasil kujilati pentilnya dan kuremas pelan. Sambil kuhisap payudaranya yang sebelah kiri, kuremas payudara yang sebelah kanan. Bergantian kujilati dan kuhisapi kedua payudara bu mayang sambil a masih berlutut menghadapku. Tak lama ia merapatkan perutnya dan mengoyang-goyangkan memeknya didadaku sambil terus mendesah, dan gak lama ia memeluk tubuhku erat sambil melenguh panjang, “ooooowwwwwwhhh… aaah….sssssssshhhh.. emmhhh… aaahh… aaahhh …. aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh!!!!!” Orgasme rupanya dia. “Her buka pakaianmu….. her, pliiisss… puasin aku malem ini her…” wajahnya nampak memelas sekali. Segera kulepas semua pakaian dari yang terluar sampai yang terdalam. Kontolku yang sudah ngaceng seddari tadi pun tegak terangguk-angguk menanti sasaran tembak. Tanpa banyak komentar, bu mayang langsung menciumi bijiku dengan lembut. sesekali ia mengulum biji pelerku dan menjilatinya. Setengah mampus aku menahan geli enak dan rasa aneh saat ia mengulum biji pelerku. Rasa-rasa ingin kencing, linu dan rada-rada enek….Kubelai rambutnya sambil sebelah tanganku mengusap punggungnya yangg halus. Lalu ia mulai menciumi bataang kontolku dan memasukannya kemulut. Ahh… aahhh… enak bu.. enakh… ah…aaaahhh… ssshhh… aaaahhhh… itu yang kukatakan saat kepalanya maju mundur mengulum kontolku. Tak tahan melihat pantatnya yang bulat, segera kutarik pahanya keatas, dan dalam sekejap kami sudah berada dalam posisi 69. kujilati memeknya dengan penuh sukacita, kadang kadang-kadang kutekan lidahku di clit-nya sambil terus meremas pantatnya. Bu mayang nampak terbawa dengan permainan ini dan ia mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya dan terkadang menekannya ke mukaku sampai-sampai aku susah bernapas. 5 menit berselang ia melepaskan kulumannya pada kontolku dan meremas betisku dengan keras sambil mengejang dan mengerang. Bahkan mukaku ditekannya menggunakan memeknya. Oooooohhh….. aaaarrrrggghhhh….aaaaahhh…. ssshhhhhhh…. aaaaaahhhhh….. dan terasa ada yang mengalir dan membasahi bibir dan mulutku. Orgasme lagi dan tercium aroma khas cairan lendir wanita di hidungku dan mengalir menuju mulut dan lidahku. Segera kusapu dan kuhisap sambil sesekali menghisap clitnya.
Bu mayang menggulinggkan tubuhnya dan tergolek lemas setelah mendapatkan orgaasme keduanya. Kuambil insiatif dengan melebarkan pahanya dan mulai kutusuk dia dengan kontolku. Kuulek-ulek sedikit permukaan memeknya denga kepala kontolku dan bu mayang mulai terangsang lagi. Perlahan mulai kumasukkan kontolku, sambil terus mengulek permukaan memeknya. Blesshhh…. cleepppp… perlahan namun pasti kontolku mulai memasuki area persengamaan bu mayang sambil diikuti erangan dan lenguhan kenikmatan bu Mayang. ooooohhhh….. sssshhhhh…… sssshhhhh…. terusssshhhh…. herrr…. mmmmmasssukiiinnn yg dalemmmmhhh ohhhh…. Kugenjot memek bu mayang dengan kecepatan biasa dengan posisi dua kaki bu mayang berada di bahuku. seddangkan aku mengambil posisi berlutut sambil maju mundur menggenjot memek bu mayang.. aaahhh…. ahhhh…aaahhhh… aaahhh… bu mayang terus mendesah seperti itu setipa kontolku ku masukkan. Tak lama leherku dijepi oleh kedua kaki bu mayang dan ia mengangkat pantatnya keatas sambil melolong panjang ….. hhhhhnnnnggggkkkkkkkhhhh ahhh… aaahhh…. aaahhh…. kembali bu mayang merasakan orgasmenya. Kuturunkan kaki Bu mayang dan kuarahkan aga bu mayang tidur dengan posisi menyamping. Ku angkat kaki sebelah kanannya dan kumasukan lagi kontolku ke memeknya dengan posisi menyamping dan menduduki kakinya yang sebelah kiri. Perlahan namun pasti, sambbil menggenjot kupegangi kaki kanannya maju mundur, lama kelamaan ku percepat genjotanku sambil memilin2 pentil susu bu mayang. Menerima perlakuanku bu mayang makin belingsatan dan terus ber ah oh membuat libidoku semakin memuncak. Ku percepat kocokanku dan akhirnya sambil menjilati betis bu mayang kulepaskan pejuhku kedalam memek bu mayang….. Huuuuaaaahhhhh….. aaaahhhhh…. mmmmhhhhh….. crrrroooottttt….. crroooootttthh… crooooooooottthh….. sekitar lima kali kutembak memek bu mayang dengan pejuhku. Terasa lemas badanku. Serasa copot semua persendian badan… akupun melorot dan rebah disambping bu mayang…. kupeluk badannya dan kucium pipi dan bibirnya dengan mesra… makasih sayang…. saya senang dan puas melakukan ini sama bu mayang. Ia hanya tersenyum dan mengusap-usap dadaku. Kami berpelukan dan berciuman sekitar 2 menitan. Lalu bu mayang berdiri dan mengambil cdnya. Ia lalu mengelapi memeknya yang basah. Setelah itu, ia pun kemudian mengelapi kontolku yang mulai mengendor usai bertempur. Ia lalu mencium bibirku dan berdiri kembali, “aku ke kamar mandi dulu sayang…” katanya sambil berlalu tanpa busana ke kamar mandi. Aku hanya terbaring tersengal2 mengatur napasku. Tak lama aku tertidur….. bertelanjang bulat di kamar bu mayang…
aku terbangun saat terasa ada yang geli di daerah kontolku. Saat kubuka mataku, bu mayang sedang asyik mengulum kontolku. Kubelai lembut rambutnya sambil melenguh menahan nikmat. Tak lama setelah kontolku tegak lurus kembali, bu mayang mengambil posisi duduk membelakangiku. Dimasukkannya kontolku kedalam memeknya disertai desahan panjang.. aaaahhhhh…. ssshhhhh….. lau ia turun naik mengocok kontolku dengan memeknya. Sekitar 3 menit kemudian ia kembali mencapai puncak kenikmatannya sambil bersujud dan kontolku kembali dibasahi oleh lendir kenikmatan bu mayang. Kupegang pantat bu mayang agar dia tetap dalam posisi bersujud. Kosodk lagi dia dan kami lakukan doggy style. Crek…ccreeekk…plok … plookkk..crek…. creeek… hnya suara itu yang terdengar saat kontolku menyodok memek bu mayang dari belakang. Tak lama terasa aku ingin keluar dan kurapatkan paha bu mayang dan kutembak lagi dengan pejuhku memeknya…. oooooouuuughhhh….. aaaaaaaaahhhhh….. hanya kata itu yang terucap saat kulepaskan pejuhku…. bu mayang lalu berbalik dan menciumi bibirku. “Makasih sayang, kamu udah puasin aku malem ini… Aku mau malem-malem selanjutnya juga kamu bisa puasin aku…”. “sama-sama, ternyata benar…. ga semua perabotan tua itu usang. Buktinya Bu mayang perabottannya masih oke banget… aku suka banget…” kataku… bu mayang hanya mencibir dan menjulurkan lidahnya…. weeek katanya
Bu mayang bangkit menuju kursi di depan meja riasnya. sambil nungging ia membersihkan memeknya yang basah kuyup. Melihat pemandangan itu, kontolku perlahan mulai naik lagi dan kudekap bu mayang dari belakng sambbil menciumi bagian belakang lehernya. Tak tahan berlama-lama, kuangkat kaki sebelah kanannya dan kusodok lagi memeknya dengan kecepatan sedang. Ku sodoki terus memeknya dari belakang sambil memegangi kaki kanannya dan menjilati leher belakangnya. sekitar 5 menit ku entot bu mayang dari belakang dan akhirnya aku pun melepaskan pejuhku untuk yang kesekian kalinya di dalam memeknya yang hangat dan nikmat….. “Udah dong sayang….. dengkulku rasa mau copot nih… ” kata bu mayang memelas… Karena lemas mungkin bu mayang nggelosor di bawah meja rias. kuangkat tubuhnya dengan susah payah dan kurebahkan di kasur… lalu kamipun tertidur berpelukan dengan kondisi lelah dan telanjang bulat. Ditambah pula selangkangan yang lengket karena lendir yang belum sempat dibersihkan.
Pagi harinya kami tersentak kaget karena nampak hari sudah terang. Terburu-buru kami menuju kamar mandi dan mandi bareng sambil cekikikan mengingat kejadian tadi malam. Selepas mandi, dengan bertelanjang bulat kami menuju kamar bu Mayang dan aku segera mengganti pakaian dengan baju adat. Saat kami berpakaian, aku sempat terangsang lagi saat melihat bu Mayang berdandan sambil telanjang bulat. Namun dengan lembut bu mayang menolak segal uapayaku untuk mengajaknya bercinta. “jangan dulu ah, tar repot… harus mandi dan keramas lagi!!” katanya. “nanti aja selesai hajatan, dan anakku gak pulang lagi. Kamu boleh apain aja aku…”. Aku tak menjawab hanya mengusap memeknya dengan lembut dan mencium pipinya saja.
Di tempat hajatan, Bu Mayang tak mau jauh denganku. Bahkan dibawah meja tangannya selalu mengusap-usap kontolku dengan pelan dan lembut. Saat kontolku tegang ia hanya tertawa cekikikan sambil pergi meninggalkan aku yang bersungut-sungut susah payah menenangkan adekku yang berdiri.
Sampe sekarang, aku sudah beristri dan beranak pun, kadang-kadang kami masih melakukannya. Sekarang bu Mayang sudah berusia 55 tahun dan memeknya masih gurih dan sedap setiap kali kuentotin.

Foto Mesum Artis Edison dan Cammi

Foto Mesum Artis Edison dan Cammi - Lagi-lagi Edison Chen tersandung skandal foto 
mesum. Setelah tiga tahun berlalu sejak skandal foto bugilnya dengan sejumlah artis Mandarin terkenal sudah reda, kini Edison bertingkah lagi. Parahnya, kali ini dia melibatkan seorang model belia bau kencur yang bernama Cammi Tse.








Sejumlah foto mesum itu tengah memperlihatkan keintiman Edison dan Cammi. Keduanya sama-sama melepas baju mereka saat foto bersama. Di salah satu foto, Edison dan Cammi bahkan berciuman dan berpelukan seperti layaknya sepasang kekasih.

Foto-foto itu diunggah seseorang ke dunia maya setelah Cammi mendapati handphone miliknya hilang. Cammi bahkan sempat memohon kepada penemu handphonenya untuk berhenti menyebarkan foto pribadinya itu. Namun si pengunggah sepertinya tidak kenal ampun. Selain membocorkan foto-foto tersebut, dia juga mempublikasikan isi SMS yang dikirim Edison kepadanya. Salah satu SMS menyebutkan Edison meminta Cammi datang membawa seragam sekolah dan baju renang saat datang ke rumahnya.

Kontan saja Edison panen caci maki dan hujatan dari netter. Salah satu mantan kekasih Edison, Gloria Wong, bahkan menyebut Edison "sakit jiwa" karena memacari gadis di bawah umur. Walau Cammi membantah mereka melakukan hubungan intim, tapi berita yang beredar saat ini telah merusak reputasi keduanya.

"Melihat semua berita itu, hatiku jadi campur aduk," kata Edison. "Cammi dan aku baru memulai dan hal ini terjadi sekarang. Tidak ada yang bisa kukatakan."

Cammi berasal dari Hong Kong dan saat ini tengah menempuh studi di salah satu SMA di sana. Dia mengenal Edison setelah menjadi model untuk beberapa koleksi fashion miliknya.

Berikut ini beberapa foto mesum Edison Chen dengan Cammi Tse:







Foto Hot Cewek Jepang

Foto Hot Cewek Jepang - Foto seksi cewek cantik dan montok ini ga selalu harus dilihat “bugil atau telanjang” bukan? Melihat keindahan wanita tidak selalu hanya dari sudut pandah seks saja. Entertainment di internet bisa kita nikmati sebebas-bebasnya, kapanpun dan dimanapun. Tapi, coba agan lirik galeri gambar cewek cewek seksi cantik dan montok yang saya share buat agan sekalian? Agan pastinya punya penilaian sendiri dengan foto foto seksi ini.Foto Hot Cewek Jepang
Foto Hot Cewek Jepang Foto Hot Cewek Jepang

Lebih panas mana dibandingkan dengan foto bugil cewek cewek cantik, gambar telanjang cewek semok? Ane yakin setiap individu punya selera masing-masing. Ada yang doyan full telanjang ada juga yang demen semi bugil.

Foto Hot Cewek Jepang Foto Hot Cewek Jepang

Kalau ane sih jujur lebih demen liat foto seksi cewek cantik dan montok semi bugil atau telanjang. Lebih memiliki seni dan daya tarik. Terus terang aja, wanita dengan pakaian minim lebih terlihat hot, seksi dan lebih memiliki aura. Namun berbeda dengan agan lain yang punya selera full gambar cewek bugil, toket gede, cewek cantik dan tentu saja agan yang punya selera full trondolpunya opini sendiri tentang hal ini.

Foto Hot Cewek Jepang Foto Hot Cewek Jepang Foto Hot Cewek Jepang Foto Hot Cewek Jepang

Apapun selera agan, yang jelas foto seksi cewek cantik dan montok selalu bisa kita lihat kapanpun dan dimanapun selama internetan sehat dan menyenangkan ane kira ga masalah. Mau doyan cewek semi bugil kek, mau demen cewek full telanjang kek atau sekalian mania bokep 3gp, selama agan nerapin aturan main dibawah 18+ sangat tidak disarankan untuk mengakses hal-hal terlarang diatas.

Cerita Panas Bersama Bu Likha

Cerita Panas Bersama Bu Likha - Kali in saya berikan cerita dewasa yaitu Cerita Panas Bersama Bu LikhaBEBERAPA hari ini ada yang dirasa mengganggu. Setiap kali membuka jendela kamar kos, bukan udara segar yang kudapat tetapi sederetan baju basah yang habis dicuci dan dijemur. Jarak antara jendela dengan jemuran juga sangat dekat hingga aku bisa mencium bau detergent yang dipakai mencuci baju-baju yang dijemur karena baunya masuk ke dalam kamar.

Cerita Panas Bersama Bu Likha
Cerita Panas Bersama Bu Likha

Cerita Panas Bersama Bu Likha - Kalau cuma baju aku nggak begitu peduli dan bisa memaklumi. Kamar kost tempat aku tinggal memang berada di kampung yang padat penduduk hingga sulit mendapatkan tanah longgar kendati hanya untuk tiang jemuran. Tetapi dua hari lalu, cucian basah yang berada peris di depan jendela kamarku berupa celana dalam perempuan dan BH. Aku sampai menutup pintu kembali gara-gara disuguhi pemandangan itu.

Kalau celana dalam yang dipajang G string atau janis lain yang biasa dipakai murid-murid perempuan di sekolahku, mungkin aku nggak keberatan. Setidaknya bisa untuk membayangkan hal-hal yang menggairahkan saat mau beronani karena kadang aku suka melakukannya kalau lagi horny. Tetapi ini, sudah warnanya pudar dan berukuran besar, juga kendor karena kelewat sering dipakai.

Celana dalam dan BH itu pasti milik Bu Likha, istri Pak Rokhim. Beberapa hari lalu memang kulihat Bu Likha menyuruh Kang Sarno tetangga sebelah yang lain membuat tiang jemuran. Rupanya gara-gara tanah kosong di belakang rumahnya hendak dibangun oleh pemiliknya, ia harus memindahkan lokasi jemurannya. Aku tidak bisa protes karena tempat jemuran yang sekarang masih merupakan tanah milik Pak Rokhim.

Pak Rokhim, pria berusia 54 tahun bekerja sebagai tukang kayu dengan beberapa anak buah. Namun sejak enam bulan terakhir, karena mengalami kecelakaan saat bekerja, tulang punggungnya mengalami cedera sangat serius hingga mengalami kelumpuhan dan matanya berangsur menjadi rabun dan mengalami kebutaan. Untung Bu Likha sebagai tukang jahit pakaian wanita punya banyak pelanggan hingga meski suaminya tak lagi bisa mencari nafkah, masih memiliki sumber penghasilan.

Pak Rokhim dan Bu Likha hanya memiliki satu anak, Mbak Lasmi. Tapi setelah menikah ikut suaminya ke Jakarta. Tidak adanya anak yang harus dibiayai membuat Bu Likha tidak terlalu berat membiayai hidup meski hanya mengandalkan upah menjahit yang diterimanya.

Sejak aku masih kelas I SMA dan menempati tempat kost itu, aku cukup akrab dengan Pak Rokhim. Kalau malam biasanya suka main catur berdua di rumahnya sambil menikmati teh dan kue yang disediakan Istrinya. Malah Pak Rokhim sering memberiku rokok kalau lagi banyak borongan. Namun sejak ia lumpuh setelah kecelakaan, ia sudah tidak mampu lagi main catur karena hanya bisa berbaring.

Tetapi aku masih sering datang untuk sekadar ngobrol dan memberinya semangat. Atau sekadar berbagai satu dua batang rokok, kalau baru dapat kiriman uang dari kampung. Sejak mengalami lumpuh, Pak Rokhim tidak lagi tidur di kamarnya tetapi ditempatkan di dipan di ruang tamu hingga aku bisa leluasa main. Seperti yang kulakukan sore itu, sebungkus rokok murahan kuberikan kepadanya sambil membantu menyalakannya agar Pak Rokhim bisa segera menikmatinya.

“Bu Likha mana Pak, kok sepi?” kataku setelah duduk di kursi di dekat tempat Pak Rokhim berbaring.

“Lagi nganter jahitan. Eh itu ada jagung rebus kalau mau. Teh manisnya nanti nyusul kalau istriku datang,” ujarnya.

“Iya Pak, terima kasih. Saya baru saja makan,”

Tidak terlalu lama Bu Likha datang. Melihat aku asyik berbincang dengan suaminya, ia langsung masuk ke dalam membuatkan minum dan menyuguhkannya padaku. Tetapi saat hendak menaruh cangkir di meja, tangan wanita itu tersundut bara api rokok yang dipegang suaminya. Ia kaget dan memekik hingga cangkir yang dipegangnya terjatuh. Bahkan enam buah jagung rebus yang ada di atas piring ikut terjatuh dan terserak di lantai.

Bu Likha menggerutu dan menyalahkan suaminya yang mengacung-acungkan rokoknya hingga membuatnya tersundut. Terbungkuk-bungkuk wanita itu berusaha membersihkan lantai dari tumpahan teh manis dan kepingan cangkir yang pecah. Aku membantunya mengumpulkan jagung-jagung rebus yang ikut terjatuh.

Saat itu, tanpa sengaja kulihat tetek Bu Likha. Aku melihatnya karena ia dalam posisi membungkuk, padahal daster yang dipakainya tidak terkancing sempurna. Jarakku sangat dekat dengan dia karena aku ada di depannya. Teteknya tergolong besar meski agak kendur. Ia juga tidak memakai kutang. Pentil-pentilnya tampak menonjol coklat kehitaman. Aku terpana dan menelan ludah melihat pemandangan itu.

Tak kusangka tetek wanita seusia Bu Likha masih merangsang. Bentuknya mirip buah pepaya yang menggelantung. Tanpa sungkan aku terus menatapi buah dada wanita itu. Aku leluasa melakukannya karena Pak Rokhim kendati berada di dekatku, matanya sudah tidak bisa melihat. Dan posisi Bu Solikha membungkuk mengepel lantai hingga tidak mungkin mengetahui kekurangajaranku.

Kontolku langsung menggeliat dan menegang. Berkali-kali aku menelan ludah karena kerongkongan yang seperti tercekat menahan gairah. Apalagi saat tetek besar wanita itu berguncang-guncang lembut karena gerakan tubuh pemiliknya yang tengah mengepel lantai. Aku sering melihat gambar wanita telanjang yang diambil dari internet maupun adegan di film BF. Namun melihat langsung ternyata jauh lebih merangsang. Ingin rasanya meraih tetek Bu Solikha untuk meremas dan merasakan kehangatannya. Atau mengulum pentil-pentilnya. Ah…

Saat anganku tengah melayang jauh sambil terus menatapi tetek besar itu, Bu Likha berhenti dari pekerjaanya membersihkan lantai. Membuatku terperanjat karena ia sempat memergokiku yang tengah menatapi buah dadanya. Mataku memang tengah benar-benar tertuju ke bagian dasternya yang tidak terkancing dan menatapi lekat-lekat buah dadanya. Aku tidak bisa mengelak kalau ia sampai marah dan menuduhku bersikap kurang ajar.

Tetapi tidak. Istri Pak Rokhim memang sempat memeriksa kancing dasternya yang terbuka. Tetapi bukannya marah, ia malah melontarkan senyum padaku. Senyum yang tak kumengerti maknanya. Ia juga tidak berusaha mengancingkan dasternya. Bahkan sebelum meninggalkan ruang tamu, kembli ia melempar senyum. Senyum yang semakin tak kuketahui maksudnya.

Sepeninggal Bu Likha, seperti biasa Pak Rokhim menanyai berbagai hal tentang sekolahku. Soal kapan ujian, melanjutkan ke perguruan tinggi mana dan beberapa pertanyaan lain khas pertanyaan orang tua. Aku menjawab sekenanya untuk menyenangkan hati pria malang itu. Sebab bayang-bayang tetek besar Bu Likha, istrinya seakan melekat dan terpatri dalam benakku.

Dua tahun lebih bergaul dengan Pak Rokhim, aku tak pernah memiliki perhatian khusus terhadap Bu Likha. Ia bahkan kuanggap sebagai ibu karena kebaikannya sering menyediakan teh manis dan berbagai panganan saat aku masih sering main catur dengan suaminya. Aku juga sering membawakan oleh-oleh hasil panen dari kampung seperti kacang tanah, jagung dan bahkan beras.
Tetapi kini setelah berkesempatan melihat tetek besarnya, ketertarikanku padanya lebih bersifat seksual.

Bu Likha kembali ke ruang depan membawakan teh manis untuk menggantikan yang tadi terbuang. Ia memilih berjalan memutar saat hendak menaruhnya di meja. Mungkin untuk menghindari agar tidak kembali tersundut bara api rokok suaminya. Dan ternyata, kancing dasternya masih tetap terbuka. Hingga saat ia menunduk, dapat kulihat kembali tetek besarnya.

Bahkan seperti sengaja berlama-lama, setelah menaruh cangkir dan menungkan teh, jagung-jagung rebus yang sudah ada di atas piring diambil dan ditatanya ulang. Ia seperti memberiku kesempatan untuk bisa melihat lebih lama buah pepaya miliknya di balik dasternya yang terbuka. Kalau tidak ada Pak Rokhim mungkin aku sudah nekad. Nekad mengulurkan tangan dan meremas gemas teteknya. Kontolku kembali tegang setelah sempat mengendur.

Namun yang membuatku semakin panas dingin adalah setelah Bu Likha duduk menghadapi mesin jahitnya. Sebab yang disuguhkannya kali ini jauh lebih mengundang. Dasternya tersingkap ke atas dan kedua kakinya membuka lebar. Aku bisa melihat jelas kedua kakinya sampai ke pangkal paha bahkan juga celana dalam dan selangkangannya.

Posisi mesin jahit tempat Bu Likha bekerja, memang menghadap ke arah dipan tempat tidur Pak Rokhim yang juga menjadi tempat aku duduk di dipinggirannya. Jaraknya hanya sekitar 2 meter. Sulit untuk menghindari pemandangan menggairahkan yang kuyakin sengaja dipertontonkan oleh wanita itu.

Di selangkangannya, tepat diantara dua pangkal pahanya, ada bagian yang tampak cembung membusung. Tertutup celana dalam. Ya celana dalam yang pernah kulihat karena pernah dijemur dekat jendela kamarku. Warnanya sudah kusam dan pudar hingga sulit dikenali warna aslinya sewaktu masih baru. Tetapi kali ini menjadi sangat menarik di mataku. Bisa kubayangkan bentuk memek Bu Likha yang tembem menggunduk.

Sesuai bentuk tubuhnya yang montok, paha Bu Likha terlihat membulat besar. Namun masih lumayan mulus dan nampak masih cukup liat. Ada memang sedikit lipatan-lipatan mendekati bagian pangkal paha. Maklum usianya sudah separuh abad dan sudah memiliki cucu. Kuyakin ia tahu ke mana mataku selalu menatap. Tetapi sepertinya ia cuek saja, asyik dengan perkerjaannya menjahit. Seakan sengaja menyuguhkannya untukku.

Sore itu, hujan yang semula hanya gerimis kecil mulai menderas. Sesekali terdengar bunyi guruh menggemuruh membahana. Pak Rokhim setelah menghabiskan dua batang rokok kulihat tertidur. Aku tahu dari dengkurnya yang mulai kudengar. Kini aku menjadi lebih bebas dengan tidurnya Pak Rokhim. Bebas menatapi paha istrinya yang terbuka dan busungan memeknya yang tercetak pada celana dalam yang dipakainya.

Aku jadi ingat adegan di film BF yang dipinjam dari Rofiq, temanku. Seorang wanita bule sepantaran Bu Likha, malah mungkin lebih tua, melakukan adegan seks dengan anak laki-laki yang lebih pantas menjadi cucunya. Adegannya dimulai dari anak laki-laki itu kepergok tengah mengintip saat sang wanita tetangganya mandi. Oleh perempuan tua itu diajaknya masuk dan akhirnya diajari bermain mesum.

Aksi seks keduanya benar-benar hot. Setelah saling meraba, bocah bule yang masih ingusan menjilati memek nenek bule yang bentuknya sudah amburadul. Tetapi sang bocah terlihat sangat menikmati. Bahkan kelentit wanita itu dicerucupi dengan lahap hingga perempuan itu menjadi kelojotan sampai akhirnya sang bocah menindih dan memasukkan kontolnya yang lumayan gede ke memek pasangannya.

Saat melihat adegan itu dalam film BF, aku tidak begitu terangsang. Namun kini, baru melihat celana dalam Bu Likha dan membayangkan yang ada di balik celana dalam itu kontolku benar-benar makin mengeras. Untung aku memakai celana trainning berbahan kaos, hingga meskipun celana yang kupakai cukup ketat kontolku tetap leluasa mengembang.

“Man (namaku Arman), tolong pintunya ditutup saja. Anginnya kencang dan hujannya besar jadi airnya masuk,” kata Bu Likha.

Aku bergegas menutup pintu seperti yang diperintahkannya. Tetapi saat aku kembali, posisi Bu Likha sudah berdiri. Ia melangkah masuk ke ruang dalam rumahnya dan melambai mengajakku mengikutinya. Kendati bingung tidak tahu apa yang dimauinya aku mengikutinya. Tetapi saat ia masuk ke kamar tidurnya, aku tak berani meneruskan langkah. Takut dianggap kurang ajar.

Hanya beberapa saat kemudian, kudengar Bu Likha kembali memanggil. “Jangan berdiri disitu. Sini masuk,” ujar Bu Likha yang hanya menjulurkan kepala dan sebagian tubuhnya dari balik pintu kamar tidurnya.

Meski ragu, akhirnya aku melangkah menuju ke kamarnya. Dan yang membuatku kaget, saat tanganku baru menyingkap tirai pada pintu kamarnya, Bu Likha menarikku dan langsung menutup pintu serta menguncinya. Bahkan Bu Likha telah menanggalkan daster dan celana dalamnya. Bugil tanpa selembar benang menutupi tubuhnya hingga membuatku terpana.

Mataku melotot menatapi tubuh Bu Likha yang telanjang. Rambut sebahunya yang bila keluar rumah selalu tertutup kerudung dan jilbab lebar dibiarkannya tergerai. Kulihat sudah mulai ada beberapa helai uban. Pertanda usianya sudah tidak muda lagi. Juga kerutan di dahi dan seputar kelopak matanya sudah mulai terlihat. Namun tubuh tinggi besarnya masih lumayan mulus dengan teteknya yang besar menggantung seperti buah pepaya. Dua puting teteknya yang juga berukuran besar terlihat mencuat berwarna cokelat kehitaman.

Perutnya sudah agak membesar dan terlihat guratan-guratan tanda pernah melahirkan dan mungkin faktor usia. Juga nampak lipatan-lipatan kecil di dekat lobang pusarnya dan bagian bawah perutnya. Namun yang membuatku tak berkedip adalah bagian membusung di selangkangannya. Tadinya kukira memek Bu Likha tertutup oleh jembut panjang yang semrawut. Seperti memek wanita yang menjadi pemeran film BF yang pernah kutonton.

Ternyata tidak, memek Bu Likha dicukur bersih rambutnya. Terlihat gembung dan menggunduk diantara kedua kedua pahanya yang masih lumayan mulus. Aku jadi gelisah karena kontolku makin ngaceng, tegak terpacak. Bu Likha yang melihat perubahan tonjolan pada celanaku tersenyum penuh arti. “Dari tadi kamu pengin lihat punya ibu yang ini kan? Sini naik Man,” ujarnya mengajakku untuk naik ke tempat tidurnya sambil mengusa-usap memeknya.

Aku tidak segera menyambut ajakannya karena masih bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Satu-satunya pengalaman seksku hanya mencium Amnah, teman sekolah di kampungku sewaktu kelas tiga SMP. Disamping melihat adegan bersetubuh dari melihat di film-film BF yang pernah kutonton. Sedangkan melihat langsung orang sedang berhubungan seks, secara tidak sengaja aku pernah mengintip pesetubuhan Bu Rasiti tetanggaku di kampung dengan Kang Sarman. Ia seorang tukang ojek yang suka mengisengi wanita-wanita kesepian dan Bu Rasiti adalah wanita berumur yang sering ditinggal suaminya bekerja di luar daerah.

Namun saat Bu Likha telah duduk di tepian ranjang dan membuka lebar kakinya, terlalu sulit bagiku untuk melepaskan kesempatan melihat dari dekat bentuk memek wanita itu. Aku berjongkok tepat di depan Bu Likha yang duduk mengangkang di tepi ranjang. Kemaluan istri Pak Rokhim ternyata sungguh besar, gembung dan tebal. Namun di bagian yang membelah mendekati lubangnya bentuknya sudah tidak karuan. Bibir memeknya sudah membesar dan kapalan. Berlipat dan berkerut seperti jenger ayam dengan warna hitam kebiru-biruan.

Lubangnya juga sudah terbuka cukup lebar. Sepertinya lebih dari dua sentimeter garis tengahnya. Namun di bagian dalam yang agak basah, warnanya terlihat agak kemerahan. Entah sudah berapa lama memek Bu Likha terakhir disogok kontol lelaki. Sebab sejak mengalami kecelakaan dipastikan Pak Rokhim tidak mampu lagi menunaikan tugasnya di ranjang. Apalagi ia juga sudah lama menderita penyakit kencing manis.

Karena bulu-bulu jembut yang mulai tumbuh sehabis dicukur, bagian menggunduk memenya terasa agak kasar saat aku meraba dan mengusapnya. Sesekali kuremas gemas memek tembemnya hingga wanita itu mendesah. Saat jari jemariku mulai mengusap bibir kemaluannya dan mencoba menjelajah ke liangnya, Bu Likha menggelinjang dan memekik tertahan. “Sshhh… aaahhh… aauuww.. kamu naik saja ke sini Man. Lepaskan pakaianmu, ibu pengen melihat kontolmu,”

Bu Likha terpaku saat kulepas bajuku dan melihat kontolku tegak terpacak. Mungkin ia ingin menggenggam atau mengelus batang penisku. Tapi aku langsung naik ke ranjang dan kembali menekuni busungan memeknya. Kali ini kuusap-usap bibir kemaluannya. Termasuk gelambir daging yang menyeruak keluar berwarna hitam kebiru-biruan yang berbentuk mirip jengger ayam. Saat kusibak kedua gelambir daging di vaginanya itu, di bagian dalam yang berwarna kemerahan kulihat tonjolan daging di sudut atas. Apakah ini itilnya? Ujarku membathin.

Tertarik pada tonjolan daging sebesar kacang tanah itu, jariku menelusup, menyentuh dan mencongkel-congkel perlahan. Ternyata Bu Likha menggelinjang hebat sampai tubuhnya tergetar. “Aauuuww… aahhh… aahhh … sshhh ya Man itu itil ibu. Enak… sshhh… aaahh… ssshh,” rintihnya tertahan.

Tahu kalau itu adalah itilnya, aku jadi tak sabar. Meskipun ada sedikit bau pesing, kudekatkan mulutku dan mulai menjilati bibir kemaluan Bu Likha. Kusapu-sapukan lidahku ke seputar rongga memeknya yang terbuka. Bu Likha menjadi kelojotan dan mengerang-erang. “Ah… aahhhh… aaakkkhhhh….. enak banget Man. Yaa… ssshhhss… terus Man ya… aaakkhhh aakkhh…. ooohhhkk,”

Bu Likha makin terpanggang oleh nafsunya. Ia menikmati jilatan-jilatan lidahku di liang sanggamanya. Sesekali itilnya kecurecupi dengan mulutku. Saat kucongkel-congkel itilnya dengan lidahku, Bu Likha menekan kepalaku agar wajahku lebih membenam di selangkangannya. Untungnya hujan di luar mengguyur deras dengan suara menggemuruh dan pintu kamar telah terkunci rapat.

Puncaknya, mungkin karena sudah kegatelan, Bu Likha menarik tubuhku. Saat aku telah berada di atas menindihnya, ia meraih batang kontolku dan di arahkan ke lubang memeknya. Diusap-usapkannya sebentar di seputar bibir memeknya lalu memerintahkanku untuk menekannya. “Tekan Man… aaahhh… sshhhh…aahh.. masukan kontolmu. Ibu sudah nggak tahan,”

Bleeseekk!! Sekali sentak batang kontolku amblas melesak masuk ke kedalaman lubang memeknya. Hangat dan basah. Itu yang kurasakan pada batang zakarku. Tetapi nikmat tak terkira dan membuat anganku melayang jauh ke awang-awang. Berbeda dengan saat aku mengocok sendiri kontolku. Apalagi dinding-dinding vagina Bu Likha juga terasa berkedut-kedut hingga secara reflek aku mulai memompa. Kontolku melesak keluar masuk di lubang memek Bu Likha yang semakin basah oleh lendir yang mulai membanjir entah dari mana datangnya.

Bu Likha semakin blingsatan. Mengerang-erang dan mendesah. “Enak… Man… aaakhhh…. aaakhhhh enak….. Ibu sudah lama tidak ngentot. Terus Man.. sshhhh… oohkkk terus sogok memek ibu,” ujarnya menyemangatiku saat kontolku terus mengaduk-aduk memeknya.

Gairahku jadi makin terpacu. Sambil terus menggenjot menancapkan batang kontolku, tetek besar Bu Likha yang terasa empuk kuremasi. Puting-putingnya kukulum dan kuhisap. Tindakanku membuat istri Pak Rokhim makin kesetanan. Nafasnya mendengus dan memburu. Mungkin karena usia tuanya. Aku jadi makin merasakan nikmatnya lubang memek Bu Likha saat ia mulai menggoyang-goyangankan pantatnya. Bahkan goyangannya semakin cepat dan memutar hingga membuat kontolku serasa diremas dan diperah di kehangatan liang vaginanya.

Akhirnya aku dan Bu Likha tidak bisa lagi bertahan lebih lama. Setelah menggoyang-goyang kencang pinggulnya dengan nafas yang kian memburu, Bu Likha mulai mengangkat tinggi-tinggi pantatnya. Saat itu dinding-dinding vaginanya terasa menyedot dan menghisap kontolku hingga memberi sensasi kenikmatan yang tiada tara. Tak tahan oleh empotannya aku memekik dan mendesah. Dengan sekuat tenaga kutancapkan senjataku di liang sanggaman Bu Likha. Saat itu secara bersamaan tubuh kami bergetar hebat dan akhirnya sama-sama ambruk setelah meraih puncak kenikmatan yang kurasakan. Entah berapa banyak air maniku yang memancar dan membanjir bagian dalam memek tembem wanita itu.

Saat aku terbangun, Bu Likha sudah tidak ada di sampingku. Segelas besar teh panas terlihat terhidang di atas meja di sudut kamar. Aku yang kehausan setelah tenagaku sempat terkuras langsung mengambil dan menikmati teh hangat manis yang terasa nikmat itu. Tubuhku terasa menjadi lebih segar setelah menghabiskan teh manis itu lebih dari setengahnya. “Sudah bangun ya Man. Ya teh itu sengaja ibu butkan untukmu,” kata Bu Likha yang tiba-tiba telah ada di dalam kamar.

Sepertinya ia baru selesai mandi. Harum sabun mandi membaui hidungku. Tubuh Bu Likha dibalut handuk yang tak mampu menutupi bagian tubuh tinggi besarnya. Sebagian pahanya tampak menyembul karena ujung handuknya di bagian bawah hanya mampu menutupi bagian kakinya jauh di atas lutut. Tetek gedenya juga seperti hendak memberontak dari handuk yang membelitnya.

Istri Pak Rokhim itu tahu kemana tatap mataku tertuju. Ia tersenyum dan melepas handuk yang melilit tubuhnya hingga kembali terpambang tetek dan memek tembemnya. “Masih penasaran ya lihat punya ibu. Kamu mandi dulu sana biar seger, nanti ibu kasih yang lebih anak lagi,” ujarnya sambil menyerahkan handuknya padaku.

Meski masih belum puas menatapi busungan memeknya, kupikir memang lebih seger setelah mandi. Seperti yang diperintahkannya, aku melangkah ke kamar mandi sambil membawa handuk bekas dipakai Bu Likha. Di luar hujan masih turun. Nampaknya hujan akan terus mengguyur semalaman, ujarku membathin. Kalau mungkin, hujan terus mengguyur sampai pagi agar Pak Rokhim tidak mendengar yang kami lakukan dengan istrinya di kamar.

Usai mandi saat aku melintas di dapur, kulihat Bu Likha tengah membuat minuman di dalam gelas. “Pak Rokhim bangun. Tapi nggak apa-apa. Kamu masuk saja lagi ke kamar,” kata Bu Likha santai.

Mengetahu Pak Rokhim sudah bangun sebenarnya agak grogi. Namun melihat Bu Likha sangat santai, seperti tidak ada yang perlu dicemaskan. Apalagi kutahu mata Pak Rokhim sudah tidak bisa melihat dan hanya bisa berbaring di tempat tidur karena sakitnya. Seperti yang diperintahkan Bu Likha, aku kembali masuk kamar tidurnya.

Permainan babak kedua kembali berlangsung setelah Bu Likha kembali masuk kamar. Kali ini permainan menjadi sangat santai. Ia memintaku berbaring dan mulai mencumbu. Cumbuanya membuatku merintih tertahan karena ia langsung mengulum kontolku setelah sebelumnya menjilati dan menyapu-nyapukan lidahnya di sekitar dadaku. Bahkan yang membuat aku kelojotan oleh nikmat yang kurasakan, Bu Likha juga mencerucupi biji-biji pelirku.

Hispan mulutnya di biji-biji pelerku sungguh menerbitkan nikmat tak terkira. Tak kusangka wanita yang dalam keseharian sangat sederhana dan sudah memiliki dua orang cucu ini masih ganas dalam urusan ranjang. Aku mengimbanginya dengan meremasi buah dadanya. Teteknya yang menggantung kuremas-remas dan sesekali kupilin-pilin pentilnya. Terkadang bongkahan pantatnya yang kujadikan sasaran kegemasanku atau mencolok-colokkan jariku ke lubang vaginanya.

Posisi Bu Likha merangkak membelakangiku. Ia terus asyik mengulum dan menghisapi kontolku serta memain-mainkan biji pelirku dengan lidahnya. Sambil menikmati kulumannya kupandangi bongkahan pantat besarnya. Lubang duburnya yang kehitaman terlihat sangat rapat dan banyak ditumbuhi bulu-bulu halus. Kontras dengan lubang memeknya yang menganga mirip lorong sebuah gua. Namun di mataku terlihat sangat merangsang. Sesekali kukobel-kobel memek dan itilnya hingga Bu Likha menggeliat.

Tak tahan hanya menikmati kuluman dan jilatannya, Bu Likha kuminta merubah posisi merangkak di atas tubuhku. Hingga aku bisa ikut mencerucupi lubang memeknya sementara Bu Likha asyik mempermainkan kontolku dalam mulutnya. Bahkan karena gemas, bukan hanya memek dan itilnya yang kucucuk-cucuk dengan lidahku. Tapi lubang duburnya pun ikut tersapu dan terjilat oleh lidahku. Dan ternyata, gerakan yang tidak kusengaja itu malah membuat Bu Likha kelojotan tidak karuan. Ia mendengus-dengus dan mengerang-erang. Erangan kenikmatan tentu saja.

Kata Bu Likha, seumur hidupnya baru kali ini merasakan lubang duburnya dijilat. “Maaann.. kamu apakan….. aaahhkkk….. ssshhhhh oooowwhhhh, enaaakkk baangetss. Ahh.. aahh… terus jilat Man…. ya… yaa….. aakhhh,”

Erangan dan rintihan Bu Likha sangat keras. Aku yakin Pak Rokhim yang tidur di bale-bale di ruang tamu mendengar desahan dan erangan nikmat istrinya. Antara ruang tamu dan kamar hanya dipisahkan oleh dinding yang terbuat dari bilik bambu. Tetapi sepertinya Bu Likha tidak peduli. Ia terus saja merintih dan mengerang seiring jilatan-jilatan lidahku di lubang dubur dan itilnya.

Wajahku belepotan oleh lendir bercampur ludah yang menetes dari rongga memek Bu Likha karena kemaluan wanita itu tepat berada di atas wajahku. Bahkan sesekali ia membenamkan memek tembemnya ke wajahku sambil mendengus-dengus dan meremasi sendiri susunya. Sampai akhirnya Bu Likha memintaku untuk menyudahi acara pemanasan setelah dari lubang nikmatnya mengalir cairan yang terasa asin di mulutku.

Enaknya memek istri Pak Rokhim kembali kurasakan setelah kami memasuki babak persetubuhan. Bu Likha memintaku tetap tiduran telentang. Sementara ia berdiri dengan kedua kaki berada diantara pingglku. Saat ia menurunkan pinggul dan berjongkok, memeknya yang menganga mendekati tonggak daging kontolku yang tergak terpacak. Aku menjadi tidak sabar untuk segera meraskan hangatnya lubang vagina Bu Likha saat kontolku membenam dan melesak masuk ke dalamnya.

Tetapi ia tidak segera melakukannya. Kulihat ia tersenyum dan tangannya meraih penisku untuk digesek-gesekkan ke sekitar bibir memeknya. “Kamau suka memek ibu Man? Kontolmu ternyata gede ya Man. Enak banget ngentot sama kamu,”

“Ii..iiya Bu. Memek ibu juga enak saya sangat suka. Ayo dong Bu masukan…aahh.. ahh,” ujarku tak sabar.

Saat ujung penisku menyentuh bibir kemaluan Bu Likha dan akhirnya masuk seluruhnya ke lubang nikmat itu seiring turunnya pantat wanita itu, aku mendesah. Apalagi setelah ia mulai beraksi menggoyang pantatnya maju mundur. Sungguh sedap dan nikmat terasa.

Bu Likha juga merem melek. Mungkin sama menahan nikmat akibat sogokan kontolku di liang sanggamanya. Ujung penisku terasa menembus menyentuh langit-langit atas lubang vagina wanita itu. Aku menikmatinya sambil menatapi teteknya yang berayun-ayun. Pasti Mbak Lasmi, anak Bu Likha semasa bayi sering menghisap tetek itu. Tetek berputing besar yang terlihat mengeras berwarna cokelat kehitaman.

Namun bagaimanapun, ia wanita berumur 53 tahun usia Bu Likha tidak bisa dibilang muda. Tenaganya menjadi cepat habis. Maka tak lebih dari 5 menit menggoyang tubuh sudah kepayahan. “Kamu di atas ya Man. Ibu sudah capai,” ujarnya.

Aku mengangguk dan langsung berganti posisi. Kini Bu Likha benar-benar telah pasrah dalam kenadaliku. Kukobel-ngobel kelentitnya yang membuatnya semakin kelabakan dan ia langsung kutindih. Kuarahkan kontolku ke lubang memeknya dan kutekan. Maka amblaslah batangku di lubang memek tembem itu.

Hunjaman kontolku awalnya perlahan. Namun makin lama semakin cepat dan sengaja kusentak-sentakan. Bu Likha jadi merintih dan mengerang-erang. Rintihan dan eranganya jauh lebih keras. Bahkan kendati terdengar suara batuk suaminya yang menandakan pria itu terbangun, Bu Likha tidak berusaha merendahkan suaranya. Erangan dan rintihannya bahkan diikuti kata-kata kotor. “Ayo entot ibu Man. Ahhhkk ya.. ya… sshhh.. sshhh terus …aah… terus ya. Kontolmu mantep banget Man…. aaakkkhh….. ssshhh,”

Tak sampai sepuluh menit, tubuh Bu Likha menegang dan bergetar hebat. Sambil memekik dipeluknya erat tubuhku. Dari semburan panas yang kurasakan di sekitar lubang memeknya aku tahu ia kembali mendapat orgasmenya. “Ibu keluar Maa…aakh…aaauuuwww…ssshh…aaaooohhh,”

Melihat kenikmatan yang tengah dirasakan istri Pak Rokhim, kontolku makin kutekan dan kusodok-sodokan dengan cepat di liang vaginanya. Maksudnya agar aku dapat segera memperoleh orgasme seperti yang dirasakannya. Tetapi Bu Likha malah semakin kelojotan dan erangannya semakin keras. Aku jadi takut kalau-kalau suaminya semakin curiga hingga kontolku langsung kucabut.

Sasaranku berikutnya bukan di lubang memeknya. Tetapi kusodorkan dan kugesek-gesekan di sekitar mulutnya. Rupanya Bu Likha tahu aku ingin segera mendapat orgasme seperti yang baru dinikmatinya. Hingga tanpa meskipun batang kontolku belepotan air mani ia langsung mengulum dan menghisapi batang zakarku. Ia menghisap dengan kuat dan sesekali juga menjilati sekitar duburku. Benar-benar nikmat dan membawaku melambung tinggi.

Saat maniku hendak memancar, aku bukannya mencabut tetapi malah menjejalkan batang kontolku ke mulutnya. Hingga saat menyembur, air mani yang keluar tumpah di rongga mulut Bu Likha. Malah sebagian ada yang memancar di seputar wajah dan kelopak matanya. Tetapi Bu Likha tidak marah ia malah tersenyum dan memelukku saat tubuhku menggelosoh terkapar di sisinya.

Wednesday, August 29, 2012

Cerita Hot Inilah Lubang Kenikmatan

Cerita Hot Inilah Lubang Kenikmatan - Kisah ini terjadi sekian tahun yang lalu ketika aku masih berumur 15 tahun. Aku bersekolah di sebuah SMP favorit di kotaku dan ketika itu masih duduk di kelas 3 SMP. Aku adalah anak terakhir dari 3 bersaudara dengan kakakku yang tertua telah menjadi dokter umum dan kakakku yang satu lagi masih kuliah di salah satu perguruan tinggi negri. Karena melihat keberhasilan kedua kakakku, maka ayah dan ibuku pun menuntut hal yang sama dariku.

 Cerita Hot Inilah Lubang Kenikmatan

Setiap kali aku mendapatkan nilai yang jelek, pasti habislah aku terkena amarah dari kedua orangtuaku. Bahkan ayah sering memukuliku dengan sabuknya. Ketika itu aku mendapatkan nilai yang jelek di mata pelajaran sejarah, karena aku memang tidak terlalu pandai di bidang itu. Karenanya, makian dan cambukan ayah pun harus kuterima dengan lapang dada. Pamanku yang bernama Winata, masih berumur 26 tahun sudah sering membelaku ketika ayah marah karena aku mendapatkan nilai buruk. Tapi tampaknya pembelaannya sia-sia saja karena semakin dia membelaku, bukannya kasihan, ayah justru semakin geram dan Oom win selalu saja terkena makiannya pula. Sambil menangis, aku pun mengadu ke Oom Win tentang perlakuan ayah di kamarnya yang persis berada di sebelah kamarku. "Papa jahat, Oom" "Sudah Anna, kamu tenang saja" "Anna pengen mati aja Oom, badan Anna sakit semua dipukulin Papa terus" "Hush jangan bilang gitu Anna, ayah tetap sayang kok sama kamu" Kemudian aku menyingkapkan dasterku dengan tujuan menunjukkan pahaku yang sudah berwarna kebiru-kebiruan terkena pukulan ayah. Kemudian Oom Win beranjak mengambil body lotion dan membaringkan aku yang masih terisak- terisak di kasurnya. "Sudah diam, jangan menangis terus, sini Oom pijitin" Oom win dengan kelembutannya mengoleskan body lotion itu di pahaku dan memijit-memijit pahaku yang telah terbentang tanpa penutup di depan matanya. "Auch Oom pelan-pelan, sakit Oom" "Iya, Oom pelan-pelan kok Anna." Karena memang aku sudah akrab dengan Oom Win sejak aku kecil, kami tumbuh bersama lebih sebagai kakak adik daripada hubungan paman-kemenakan. Kemudian Oom memegang bahuku untuk menenangkanku, tapi karena punggungku dan bahuku juga terkena pukulan ayah, maka aku pun mengerang kesakitan. "Auch Oom sakit sekali punggung Anna" "Coba kamu lepas saja daster nya Anna, biar Oom pijitin juga punggung kamu" Aku pun mengambil posisi tengkurap ketika Oom Win memijat-memijat punggungku. Sesekali, tangannya yang lembut menyentuh bagian paling sensitif dari tubuhku, terutama karena memang aku adalah remaja puber yang baru saja mendapatkan perubahan-perubahan di tubuhku. Tangannya sesekali menyentil bagian samping payudaraku, dan setiap kali itu pula badanku menyentak- menyentak. "Kenapa kamu Anna, sakit ya?" "Nggak kok Oom, cuman Anna kaget" "Ooh, itu normal kok, tandanya kamu sudah dewasa" Pipiku memerah menahan malu, karena ternyata Oom Win mengetahui apa maksudku. Kemudian dengan cepat Oom Win membalikkan badanku dan dia dapat melihat payudaraku yang mulai tumbuh besar dengan pentilnya yang mencuat dibawah miniset yang kupakai karena aku mulai terangsang, terutama karena pandangannya yang menyapu bagian- bagian tertentu dari tubuhku itu. "Wah Anna, kok susu kamu sudah sebesar itu kamu masih pakai miniset?" "Iya Oom, habis Anna tidak tahu harus bagaimana" "Besok pulang sekolah ikut Oom yah ke mall kita beli BH buat kamu" "Oom serius?" "Iya, tapi kamu tahu nggak ukurannya?" "Wah kalau itu sih Anna nggak tahu Oom, gimana dong?" "Coba sini Oom lihat" Dengan cepat pula Oom Win menarik miniset yang kupakai, dan refleks tanganku menutupi susuku yang tidak ditutupi dengan apapun juga. Pelan-Pelan tangan Oom Win menarik tanganku yang menutupi susuku itu. "Gila, Anna, susu sebesar itu kamu masih pakai miniset. Kalau kamu di sekolah, pasti temen-temen kamu sering melihat pentil kamu dong" "Iya Oom, temen-temen Anna yang cowok kadang-kadang ada yang jahil pura-pura tak sengaja menyenggol Anna punya" "Tuh kan, barang segitu gede mustinya dibungkus yang bener, Anna" Kemudian, dengan tangannya Oom Win mulai memegang-memegang susuku, mengusap-mengusapnya dengan body lotion tapi tidak menyentuh pentilnya. "Wah ini pasti ukurannya 34B" "Kok Oom tahu?" "Oom cuman kira-kira, Anna, besok kita tanya aja sama Mbaknya yang jaga toko, OK?" Sebelum aku menjawab pertanyaan Oom Win, tiba-tiba mulutnya sudah "ngempeng" di pentilku, karena kaget tubuhku tersentak dan bukannya mengelak, aku pun malahan membusungkan dadaku ke arah Oom Win. Tiba-Tiba Oom Win melepaskan mulutnya dari pentilku, dan seketika itu pula tubuhku semakin maju mengikuti arah kepalanya. "Enak nggak Anna?" Dengan malu-malu aku mengangguk dan dengan liar Oom Win mulai memegang- memegang susuku lagi, menggoyang- menggoyangkannya sambil memilin- memilin putingku yang sudah keras sekali. Kemudian, Oom Win keluar dari kamar dan ketika dia kembali, akan terjadi peristiwa yang lebih asik lagi. Oom Win kembali ke kamarnya ketika aku masih mengelus-mengelus putingku sendiri. "Lho, Anna, kamu lagi ngapain?" "Um, um, lagi cobain sendiri Oom, ternyata geli-geli gimana gitu enak kok" Oom Win ternyata mengambil 2 butir telur dari lemari es. Kemudian, dia mengikat kedua tanganku ke belakang (di belakang pinggang), dan setelah itu mencium bibirku. Ketika tubuhku tersentak karena aku merasakan pentilku telah beradu dengan benda dingin yang aneh, tanpa kusadari ternyata Oom Win mengelus-mengelus kan telur-telur itu tadi ke kedua pentilku. Karena aliran dingin itu pula, aku meronta-meronta kegelian dan tidak berdaya karena kedua tanganku masih terikat. Aku hanya bisa memaju mundurkan dadaku saja dan justru itu menambah keasyikan sendiri ketika kedua putingku kembali menyentuh telur yang dingin itu. "Oom, Anna pengen pipis." "Pipis aja disini, Anna, nggak Papa kok" Karena memang aku belum pernah berhubungan sex sebelumnya, cairan yang keluar kental dan tak henti-hentinya itu ternyata lendir birahiku yang kuketahui setelah Oom Win sendiri menjelaskannya kepadaku. Setelah "pipis" itu, aku merasakan badanku lemas terkulai. Dengan tangan yang masih terikat, Oom Win mulai melucuti celana dalamku. "Oom, jangan dibuka Oom, Anna barusan aja pipis" "Anna, biar Oom bersihkan pipisnya" Kemudian Oom Win melepas celana dalamku yang sudah basah oleh lendir perawanku. Dengan liar, Oom Win menjilati memekku yang sudah basah itu. "Geli ah Oom, kok Oom nggak jijik jilatin pipis Anna?" "Hmph, hmph, memek kamu kenyal Anna" Justru mendengar kata-kata jorok dari Oom Win itulah berahiku timbul lagi dan ketika memekku sudah merasakan nyot- nyotan yang hebat, aku pun berteriak. "Sudah Oom, Anna mau pipis lagi" Karena Oom Win benar-benar melepaskan lidahnya dari memekku, pinggulku dengan selangkangannya yang telah terbuka lebar dan berlendir itu pun terangkat. Kemudian setelah beberapa saat, Oom Win berbalik menjilatiku lagi. Dan tak lama kemudian, aku pun mengerang hebat. "Arghh Oom, Anna pipis lagi Oom" Cairan kental yang deras (lebih hebat dari yang pertama kurasakan) mengalir kembali di memekku. Oom Win mulai melucuti pakaiannya dan aku kaget melihat ujangnya berdiri tegak menantang. "Lho kok bisa berdiri gitu sih Oom?" "Memang itu keistimewaan laki-laki, Anna, ade Oom ini bisa juga lemes dan lucu tapi bisa juga jadi gede dan tegak" Pelan-Pelan Oom Win mengarahkan ujangnya ke memekku. "Oom, mau dimasukkan kemana Oom, memek Anna tidak berlubang" Dengan sabar Oom Win berkata, "Setiap memek perempuan berlubang, Anna dan lubang itu baru berguna setelah ada laki- laki yang mau masuk ke lubang itu" "Tapi Anna tidak pernah melihat lubangnya, Oom" "Nanti kamu juga merasakannya, tidak usah ingin melihatnya, Anna" Daging yang kenyal itu (kepala ujang Oom Win) mulai menggesek-menggesek bagian yang menonjol dari memekku, oleh karenanya cairan yang keluar tadi mulai lagi mengalir di memekku dan aku merasa lagi kegelian. Karena masih perawan, maka lubang memekku mungkin memang sulit ditemukan oleh Oom Win. Sambil masih terus menggosok-menggosokkan kepala ujangnya, Oom Win memijit-memijit bibir memekku dan merekahkannya pelan- pelan. Dengan tangan yang masih terikat, aku meronta-meronta. "Oom, sakit Oom" "Kamu mau kita cari lubang itu nggak?" "Mau Oom" Oom Win mulai mengarahkan ujangnya ke lubang memekku. Pelan-Pelan dia menggesek-menggesek kan kepala ujang itu dan aku mulai merasakan adanya "lubang" di memekku. Pelan-Pelan sambil digosok-digosokkan maju mundur, akhirnya clep, ujang Oom Win masuk menembus selaput daraku. "Arhh Oom, sakit sekali," darah segar pun mengalir di selangkanganku. Dengan ujangnya yang masih menancap, Oom Win hanya tersenyum melihat reaksiku. Dia masih diam dan sambil pelan-pelan mengelus-mengelus bahuku dan susuku. Setelah aku agak tenang, Oom Win memutar-memutar pinggulnya sehingga aku merasa geli yang hebat di seluruh bagian rahimku dimana tertancap ujang Oom Win. Daging yang kenyal itu melesak-melesak menyenggol- menyenggol semua bagian seakan- seakan mengocok-mengocok isi perutku. Pelan-Pelan Oom Win mulai menggenjot ujangnya dengan memaju mundurkan ujang nya dari lubang di memekku. "Memek kamu sempit sekali Anna, dede Oom serasa dipijitin" "Argh Oom, ah, geli ah.." Oom Win tidak hanya menggenjotku, tapi meremas-meremas putingku dengan liar, melumatnya dengan lidahnya mengecup- mengecupnya dan karena tanganku yang masih terikat di belakang punggung, aku pun hanya pasrah atas apa yang akan dilakukan Oom Win. "Oomm Anna pipis lagi Oom" Dan ketika cairan kental itu keluar lagi dari memekku, Oom Win masih menancapkan ujangnya di memekku sambil menunggu sampai gerak badanku agak melemah. Setelah itu, tubuhku diangkatnya dan kakiku dilingkarkan ke pinggangnya, dan dia memainkan aku seperti bonekanya, naik turun dan oleh karena gerakan itu juga, setiap kali tubuhku bergoyang- bergoyang, pentilku bergesekan dengan dadanya yang berbulu tipis dan bidang itu. Kegelian yang kurasakan makin hebat karena ujang Oom Win semakin melesak masuk ke dalam lubangku itu. Direbahkannya lagi tubuhku dan diganjalnya pinggangku dan pantatku dengan tumpukan bantal sehingga memekku semakin terkuak lebar dan itu memudahkan Oom Win untuk menancapkan ujangnya di lubangku. Pada posisi itu pula akhirnya ujang Oom Win terasa berdenyut-berdenyut dan akhirnya menyemprotkan cairan yang banyak bersamaan dengan orgasmku yang terakhir. Setelah itu, aku pun terbaring lemas dan pelan-pelan Oom Win melepaskan ikatan tanganku kemudian memandikan aku dan mengeringkanku dengan penuh kelembutan. "Sekarang Anna sudah menjadi perempuan ya, Oom?" "Iya, lubangnya ada kan Anna?" "Eh iya Oom" "Tapi, sebagai perempuan kamu tidak boleh sembrono memasukkan semua ujang-ujang ke dalam lubang memekmu itu, apalagi kalau sampai ujang-ujang itu menyemprotkan cairan seperti ujang Oom tadi" "Kenapa Oom?" "Karena cairan yang menyemprot itu berisi benih laki-laki, Anna. Kamu bisa saja hamil" Karena wajahku pusat pasi mengetahui kenyataan itu, Oom Win menenangkan aku dan memberiku pil anti hamil untuk mencegah aku hamil. Malam itu, aku tertidur pulas setelah "pipis" untuk kesekian kalinya dari hasil memilin-memilin puttingku sendiri. Setelah kejadian itu, setiap kali ayah memarahiku, lubangku tidak pernah menganggur untuk diisi ujang oleh Oom Win.

Cerita Sex Terbaru

Cerita Sex Terbaru - Berikut Cerita Sex ketika aku perawani anak kos super cantik, Tidak perna terbayang olehku, suatu ketika aku akan memperawani anak kos yang begitu cantik dengan bibir berwarna merah muda. Kisahnya terjadi dengan cepat sampai - sampai, aku sulit sekali melupakan kenangan indah itu.

Cerita Sex Terbaru

Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu,dia cantik,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.

Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku.

Suatu hari aku ada acara keluar kota ,iseng aku mengajaknya pergi,ternyata dia menyambut ajakanku. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra,kadang tanganku iseng pura – pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal,aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.

Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.

Akhirnya dia mengangguk pelan,langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap,mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.Kupermainkan putting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah, sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja ,aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali.

Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.

“ Ang,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku “ katanya
“ Hmm,susumu juga kenyal sekali “ kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku

Tak lama kami sampai di kota tujuan,langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu.

Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv ,kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya.

“ Akh,Ang jangan terlalu keras “ katanya kala kuremas dengan rasa gemas.
“ Maaf,habis susumu kenyal sekali “ kataku
“ Iya ,tapi sakit “ katanya
“ Iya pelan deh,kita pindah kedalam yuk “ kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang,kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya.
“ Akh,Ang ………..shhhhhhhh “ kata mendesah

Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam.Kukulum bibirnya ,dia membalas kulumanku dengan penuh gairah.Tangannya mengusap-usap penisku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga.

“Ukh,…teruskan yang “ kataku
“ Ikh besar sekali,panjang lagi “ katanya.
“ Ssssst ,”kataku sambil mengulum putting susunya yang makin menegang,tanganku kupergunakan untuk menurunkan cdnya .Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu – bulu hitam halus ,dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa.

“Akh,….teruskan pelan pelan “katanya sambil meremas penisku.Kemudian aku menurunka kulumanku pada susunya ke pusarnya ,dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .

“Sekarang giliranmu sayang “kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya .Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang ,saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat .

Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih,susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus .Perlahan – lahan aku menaikinya ,kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku.Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya ,pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.

“Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku
“Baiklah ,sayang aku masukkan ya “ kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali.

“Aduh..,sakit Ang akh……..” katanya
“Sebentar juga hilang “ kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat.Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

“Terus ….lebih cepat akh………ukh nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 28 cm,penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.

“Akh…….terus goyang pinggulmu “ kataku padanya,dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme,dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah.

Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya ,melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini.Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.

Tuesday, August 28, 2012

Cerita Sex Anak Remaja Ketagihan Diperkosa

Cerita Sex dan kali ini adalah sebuah Cerita Sex Anak Remaja Ketagihan Diperkosa - Suasana haru mengirnigi perceraian ortuku,Itu aku sangat terpuruk atas kejadian naas,aku tak lagi percaya semua itu.Tapi mereka semua tetep suport aku untuk selalu belajar aku menatap kehidupan yang cerah dan terarah.

Cerita Sex Anak Remaja Ketagihan Diperkosa

Cerita Sex Anak Remaja Ketagihan Diperkosa - Tidak seperti kisah orang tuaku yang gagal dalam membina rumah tangga,anak nya"aku"menjadi korban atas ke egoisan mereka.Tapi aku terima dengan iklas dengan apa yang sedang menimpaku berharap ada sebuah keajaiban pada akhirnya.

Hingga aku berhasil dalam memasuki pergurang tinggi Negri kedua ortu bangga terhadapku,Aku senang walau kadang aku tak percaya bahwa mereka tak bersama kulagi.Keluargaku saat itu hidup berkecukupan.

Ayahku yang berkedudukan sebagai seorang pejabat teras sebuah departemen memang memberikan nafkah yang cukup bagiku dan ibuku, walaupun ia bekerja secara jujur dan jauh dari korupsi, tidak seperti pejabat-pejabat lain pada umumnya. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Dari segi materi, memang aku tidak memiliki masalah, begitu pula dari segi fisikku. Kuakui, wajahku terbilang cantik, mata indah, hidung bangir, serta dada yang membusung walau tidak terlalu besar ukurannya.

Semua itu ditambah dengan tubuhku yang tinggi semampai, sedikit lebih tinggi dari rata-rata gadis seusiaku, memang membuatku lebih menonjol dibandingkan yang lain. Bahkan aku menjadi mahasiswi baru primadona di kampus.

Akan tetapi karena pengawasan orang tuaku yang ketat, di samping pendidikan agamaku yang cukup kuat, aku menjadi seperti anak mama. Tidak seperti remaja-remaja pada umumnya, aku tidak pernah pergi keluyuran ke luar rumah tanpa ditemani ayah atau ibu. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Namun setelah perceraian itu terjadi, dan aku ikut ibuku yang menikah lagi dua bulan kemudian dengan duda berputra satu, seorang pengusaha restoran yang cukup sukses, aku mulai berani pergi keluar rumah tanpa didampingi salah satu dari orang tuaku. Itupun masih jarang sekali.

Bahkan ke diskotik pun aku hanya pernah satu kali. Itu juga setelah dibujuk rayu oleh seorang laki-laki teman kuliahku. Setelah itu aku kapok.

Mungkin karena baru pertama kali ini aku pergi ke diskotik, baru saja duduk sepuluh menit, aku sudah merasakan pusing, tidak tahan dengan suara musik disko yang bising berdentam-dentam, ditambah dengan bau asap rokok yang memenuhi ruangan diskotik tersebut.

"Don, kepala gue pusing. Kita pulang aja yuk."

"Alaa, Mer. Kita kan baru sampai di sini. Masa belum apa-apa udah mau pulang. Rugi kan. Lagian kan masih sore."

"Tapi gue udah tidak tahan lagi."

"Gini deh, Mer. Gue kasih elu obat penghilang pusing."

Temanku itu memberikanku tablet yang berwarna putih. Aku pun langsung menelan obat sakit kepala yang diberikannya.

"Gimana sekarang rasanya? Enak kan?"

Aku mengangguk. Memang rasanya kepalaku sudah mulai tidak sakit lagi. Tapi sekonyong-konyong mataku berkunang-kunang. Semacam aliran aneh menjalari sekujur tubuhku. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Antara sadar dan tidak sadar, kulihat temanku itu tersenyum. Kurasakan ia memapahku keluar diskotik. "Ini cewek lagi mabuk", katanya kepada petugas keamanan diskotik yang menanyainya. Lalu ia menjalankan mobilnya ke sebuah motel yang tidak begitu jauh dari tempat itu.

Setiba di motel, temanku memapahku yang terhuyung-huyung masuk ke dalam sebuah kamar. Ia membaringkan tubuhku yang tampak menggeliat-geliat di atas ranjang.

Kemudian ia menindih tubuhku yang tergeletak tak berdaya di kasur. Temanku dengan gemas mencium bibirku yang merekah mengundang.

Kedua belah buah dadaku yang ranum dan kenyal merapat pada dadanya. Darah kelaki-lakiannya dengan cepat semakin tergugah untuk menggagahiku. "Ouuhhh… Don!" desahku.

Temanku meraih tubuhku yang ramping. Ia segera mendekapku dan mengulum bibirku yang ranum. Lalu diciuminya bagian telinga dan leherku. Aku mulai menggerinjal-gerinjal. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Sementara itu tangannya mulai membuka satu persatu kancing blus yang kupakai. Kemudian dengan sekali sentakan kasar, ia menarik lepas tali BH-ku, sehingga tubuh bagian atasku terbuka lebar, siap untuk dijelajahi.

Tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang berukuran cukup besar itu. Terasa suatu kenikmatan tersendiri pada syarafku ketika buah dadaku dipermainkan olehnya.

"Don… Ouuhhh… Ouuhhh…" rintihku saat tangan temanku sedang asyik menjamah buah dadaku.

Tak lama kemudian tangannya setelah puas berpetualang di buah dadaku sebelah kiri, kini berpindah ke buah dadaku yang satu lagi, sedangkan lidahnya masih menggumuli lidahku dalam ciuman-ciumannya yang penuh desakan nafsu yang semakin menjadi-jadi.

Lalu ia menanggalkan celana panjangku. Tampaklah pahaku yang putih dan mulus itu. Matanya terbelalak melihatnya. Temanku itu mulai menyelusupkan tangannya ke balik celana dalamku yang berwarna kuning muda.

Dia mulai meremas-remas kedua belah gumpalan pantatku yang memang montok itu.

"Ouh… Ouuh… Jangan, Don! Jangan! Ouuhhh…" jeritku ketika jari-jemari temanku mulai menyentuh bibir kewanitaanku.

Namun jeritanku itu tak diindahkannya, sebaliknya ia menjadi semakin bergairah. Ibu jarinya mengurut-urut klitorisku dari atas ke bawah berulang-ulang. Aku semakin menggerinjal-gerinjal dan berulang kali menjerit. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Kepala temanku turun ke arah dadaku. Ia menciumi belahan buah dadaku yang laksana lembah di antara dua buah gunung yang menjulang tinggi.

Aku yang seperti tersihir, semakin menggerinjal-gerinjal dan merintih tatkala ia menciumi ujung buah dadaku yang kemerahan. Tiba-tiba aku seperti terkejut ketika lidahnya mulai menjilati ujung puting susuku yang tidak terlalu tinggi tapi mulai mengeras dan tampak menggiurkan.

Seperti mendapat kekuatanku kembali, segera kutampar wajahnya. Temanku itu yang kaget terlempar ke lantai. Aku segera mengenakan pakaianku kembali dan berlari ke luar kamar.

Ia hanya terpana memandangiku. Sejak saat itu aku bersumpah tidak akan pernah mau ke tempat-tempat seperti itu lagi.

Sudah dua tahun berlalu aku dan ibuku hidup bersama dengan ayah dan adik tiriku, Rio, yang umurnya tiga tahun lebih muda dariku. Kehidupan kami berjalan normal seperti layaknya keluarga bahagia. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Aku pun yang saat itu sudah di semester enam kuliahku, diterima bekerja sebagai teller di sebuah bank swasta nasional papan atas.

Meskipun aku belum selesai kuliah, namun berkat penampilanku yang menarik dan keramah-tamahanku, aku bisa diterima di situ, sehingga aku pun berhak mengenakan pakaian seragam baju atas berwarna putih agak krem, dengan blazer merah yang sewarna dengan rokku yang ujungnya sedikit di atas lutut.

Sampai suatu saat, tiba-tiba ibuku terkena serangan jantung. Setelah diopname selama dua hari, ibuku wafat meninggalkan aku. Rasanya seperti langit runtuh menimpaku saat itu. Sejak itu, aku hanya tinggal bertiga dengan ayah tiriku dan Rio.

Sepeninggal ibuku, sikap Rio dan ayahnya mulai berubah. Mereka berdua beberapa kali mulai bersikap kurang ajar terhadapku, terutama Rio.

Bahkan suatu hari saat aku ketiduran di sofa karena kecapaian bekerja di kantor, tanpa kusadari ia memasukkan tangannya ke dalam rok yang kupakai dan meraba paha dan selangkanganku.

Ketika aku terjaga dan memarahinya, Rio malah mengancamku. Kemudian ia bahkan melepaskan celana dalamku. Tetapi untung saja, setelah itu ia tidak berbuat lebih jauh. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Ia hanya memandangi kewanitaanku yang belum banyak ditumbuhi bulu sambil menelan air liurnya. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkanku yang langsung saja merapikan pakaianku kembali. Selain itu, Rio sering kutangkap basah mengintip tubuhku yang bugil sedang mandi melalui lubang angin kamar mandi.

Aku masih berlapang dada menerima segala perlakuan itu. Pada saat itu aku baru saja pulang kerja dari kantor.

Ah, rasanya hari ini lelah sekali. Tadi di kantor seharian aku sibuk melayani nasabah-nasabah bank tempatku bekerja yang menarik uang secara besar-besaran.

Entah karena apa, hari ini bank tempatku bekerja terkena rush. Ingin rasanya aku langsung mandi. Tetapi kulihat pintu kamar mandi tertutup dan sedang ada orang yang mandi di dalamnya.

Kubatalkan niatku untuk mandi. Kupikir sambil menunggu kamar mandi kosong, lebih baik aku berbaring dulu melepaskan penat di kamar. Akhirnya setelah melepas sepatu dan menanggalkan blazer yang kukenakan, aku pun langsung membaringkan tubuhku tengkurap di atas kasur di kamar tidurnya.

Ah, terasa nikmatnya tidur di kasur yang demikian empuknya. Tak terasa, karena rasa kantuk yang tak tertahankan lagi, aku pun tertidur tanpa sempat berubah posisi.

Aku tak menyadari ada seseorang membuka pintu kamarku dengan perlahan-lahan, hampir tak menimbulkan suara. Orang itu lalu dengan mengendap-endap menghampiriku yang masih terlelap.

Kemudian ia naik ke atas tempat tidur. Tiba-tiba ia menindih tubuhku yang masih tengkurap, sementara tangannya meremas-remas belahan pantatku. Aku seketika itu juga bangun dan meronta-ronta sekuat tenaga. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Namun orang itu lebih kuat, ia melepaskan rok yang kukenakan. Kemudian dengan secepat kilat, ia menyelipkan tangannya ke dalam celana dalamku. Dengan ganasnya, ia meremas-remas gumpalan pantatku yang montok.

Aku semakin memberontak sewaktu tangan orang itu mulai mempermainkan bibir kewanitaanku dengan ahlinya. Sekali-sekali aku mendelik-delik saat jari telunjuknya dengan sengaja berulang kali menyentil-nyentil klitorisku.


"Aahh! Jangaann! Aaahh…!" aku berteriak-teriak keras ketika orang itu menyodokkan jari telunjuk dan jari tengahnya sekaligus ke dalam kewanitaanku yang masih sempit itu, setelah celana dalamku ditanggalkannya.

Akan tetapi ia mengacuhkanku. Tanpa mempedulikan aku yang terus meronta-ronta sambil menjerit-jerit kesakitan, jari-jarinya terus-menerus merambahi lubang kenikmatanku itu, semakin lama semakin tinggi intensitasnya.

Aku bersyukur dalam hati waktu orang itu menghentikan perbuatan gilanya. Akan tetapi tampaknya itu tidak bertahan lama. Dengan hentakan kasar, orang itu membalikkan tubuhku sehingga tertelentang menghadapnya. Aku terperanjat sekali mengetahui siapa orang itu sebenarnya.

"Rio… Kamu…" Rio hanya menyeringai buas.

"Eh, Mer. Sekarang elu boleh berteriak-teriak sepuasnya, tidak ada lagi orang yang bakalan menolong elu. Apalagi si nenek tua itu sudah mampus!"

Astaga Rio menyebut ibuku, ibu tirinya sendiri, sebagai nenek tua. Keparat.

"Rio! Jangan, Rio! Jangan lakukan ini! Gue kan kakak elu sendiri! Jangan!"

"Kakak? Denger, Mer. Gue tidak pernah nganggap elu kakak gue. Siapa suruh elu jadi kakak gue. Yang gue tau cuma papa gue kawin sama nenek tua, mama elu!"
"Rio!"

"Elu kan cewek, Mer. Papa udah ngebiayain elu hidup dan kuliah. Kan tidak ada salahnya gue sebagai anaknya ngewakilin dia untuk meminta imbalan dari elu. Bales budi dong!"
"Iya, Rio. Tapi bukan begini caranya!"

"Heh, yang gue butuhin cuman tubuh molek elu, tidak mau yang lain. Gue tidak mau tau, elu mau kasih apa tidak!"
"Errgh…"

Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Mulut Rio secepat kilat memagut mulutku. Dengan memaksa ia melumat bibirku yang merekah itu, membuatku hampir tidak bisa bernafas. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Aku mencoba meronta-ronta melepaskan diri. Tapi cekalan tangan Rio jauh lebih kuat, membuatku tak berdaya. "Akh!" Rio kesakitan sewaktu kugigit lidahnya dengan cukup keras.

Tapi, "Plak!" Ia menampar pipiku dengan keras, membuat mataku berkunang-kunang. Kugeleng-gelengkan kepalaku yang terasa seperti berputar-putar.

Tanpa mau membuang-buang waktu lagi, Rio mengeluarkan beberapa utas tali sepatu dari dalam saku celananya. Kemudian ia membentangkan kedua tanganku, dan mengikatnya masing-masing di ujung kiri dan kanan tempat tidur.

Demikian juga kedua kakiku, tak luput diikatnya, sehingga tubuhku menjadi terpentang tak berdaya diikat di keempat arah.

Oleh karena kencangnya ikatannya itu, tubuhku tertarik cukup kencang, membuat dadaku tambah tegak membusung. Melihat pemandangan yang indah ini membuat mata Rio tambah menyalang-nyalang bernafsu.

Tangan Rio mencengkeram kerah blus yang kukenakan. Satu persatu dibukanya kancing penutup blusku. Setelah kancing-kancing blusku terbuka semua, ditariknya blusku itu ke atas.

Kemudian dengan sekali sentakan, ditariknya lepas tali pengikat BH-ku, sehingga buah dadaku yang membusung itu terhampar bebas di depannya.

"Wow! Elu punya toket bagus gini kok tidak bilang-bilang, Mer! Auum!" Rio langsung melahap buah dadaku yang ranum itu. Gelitikan-gelitikan lidahnya pada ujung puting susuku membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Tapi aku tidak mampu berbuat apa-apa. Semakin keras aku meronta-ronta tampaknya ikatan tanganku semakin kencang. Sakit sekali rasanya tanganku ini. Jadi aku hanya membiarkan buah dada dan puting susuku dilumat Rio sebebas yang ia suka.

Aku hanya bisa menengadahkan kepalaku menghadap langit-langit, memikirkan nasibku yang sial ini.

"Aaarrghh… Rio! Jangaannn..!" Lamunanku buyar ketika terasa sakit di selangkanganku. Ternyata Rio mulai menghujamkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku.

Tambah lama bertambah cepat, membuat tubuhku tersentak-sentak ke atas. Melihat aku yang sudah tergeletak pasrah, memberikan rangsangan yang lebih hebat lagi pada Rio.

Dengan sekuat tenaga ia menambah dorongan kemaluannya masuk-keluar dalam kewanitaanku. Membuatku meronta-ronta tak karuan.

"Urrgh…" Akhirnya Rio sudah tidak dapat menahan lagi gejolak nafsu di dalam tubuhnya. Kemaluannya menyemprotkan cairan-cairan putih kental di dalam kewanitaanku.

Sebagian berceceran di atas sprei sewaktu ia mengeluarkan kemaluannya, bercampur dengan darah yang mengalir dari dalam kewanitaanku, menandakan selaput daraku sudah robek olehnya. Karena kelelahan, tubuh Rio langsung tergolek di samping tubuhku yang bermandikan keringat dengan nafas terengah-engah. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

"Braak!" Aku dan Rio terkejut mendengar pintu kamar terbuka ditendang cukup keras. Lega hatiku melihat siapa yang melakukannya.
"Papa!"

"Rio! Apa-apa sih kamu ini?! Cepat kamu bebaskan Merry!"
Ah, akhirnya neraka jahanam ini berakhir juga, pikirku. Rio mematuhi perintah ayahnya. Segera dibukanya seluruh ikatan di tangan dan kakiku. Aku bangkit dan segera berlari menghambur ke arah ayah tiriku.

"Sudahlah, Mer. Maafin Rio ya. Itu kan sudah terjadi", kata ayah tiriku menenangkan aku yang terus menangis dalam dekapannya.

"Tapi, Pa. Gimana nasib Meriska? Gimana, Pa? Aaahh… Papaa!" tangisanku berubah menjadi jeritan seketika itu juga tatkala ayah tiriku mengangkat tubuhku sedikit ke atas kemudian ia menghujamkan kemaluannya yang sudah dikeluarkannya dari dalam celananya ke dalam kewanitaanku.

"Aaahh… Papaa… Jangaaan!" Aku meronta-ronta keras. Namun dekapan ayah tiriku yang begitu kencang membuat rontaanku itu tidak berarti apa-apa bagi dirinya. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Ayah tiriku semakin ganas menyodok-nyodokkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Ah! Ayah dan anak sama saja, pikirku, begitu teganya mereka menyetubuhi anak dan kakak tiri mereka sendiri.

Aku menjerit panjang kesakitan sewaktu Rio yang sudah bangkit dari tempat tidur memasukkan kemaluannya ke dalam lubang anusku.

Aku merasakan rasa sakit yang hampir tak tertahankan lagi. Ayah dan kakak tiriku itu sama-sama menghunjam tubuhku yang tak berdaya dari kedua arah, depan dan belakang.

Akibat kelelahan bercampur dengan kesakitan yang tak terhingga akhirnya aku tidak merasakan apa-apa lagi, tak sadarkan diri. Aku sudah tidak ingat lagi apakah Rio dan ayahnya masih mengagahiku atau tidak setelah itu.

Beberapa bulan telah berlalu. Aku merasa mual dan berkali-kali muntah di kamar mandi. Akhirnya aku memeriksakan diriku ke dokter. Cerita Dewasa Pemerkosaan.

Ternyata aku dinyatakan positif hamil. Hasil diagnosa dokter ini bagaikan gada raksasa yang menghantam wajahku. Aku mengandung?

Kebingungan-kebingungan terus-menerus menyelimuti benakku. Aku tidak tahu secara pasti, siapa ayah dari anak yang sekarang ada di kandunganku ini. Ayah tiriku atau Rio.

Hanya mereka berdua yang pernah menyetubuhiku. Aku bingung, apa status anak dalam kandunganku ini. Yang pasti ia adalah anakku. Lalu apakah ia juga sekaligus adikku alias anak ayah tiriku?

Ataukah ia juga sekaligus keponakanku sebab ia adalah anak adik tiriku sendiri?

Tolongkah aku, wahai pembaca yang budiman!

Demikianlah koleksi cerita dewasa pemerkosaan semoga menghibur anda.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
(˘̀^˘́҂)ҧ Design by uncensored8 | By Maling Durjana DMCA_logo-200w Pelacur Gratis Fast loading | Sexy Analytic (˘̀^˘́҂)ҧ